Part 24✓

2.6K 184 6
                                    

•Happy reading•

Sedangkan Silas hanya menatap datar Ghea karena dari awal ia sudah mencurigai sosok Ghea yang mendekati putra mahkota kerajaan Enstain itu.

"Apa!! Bagaimana mungkin?" ucap Alexia terkejut melihat Ghea yang berada di pelukan Razel

"Tentu saja bisa Eria" ucap Ghea menatap Alexia dengan tersenyum smrik

"Bukannya aku telah menghancurkan semua jiwa mu tetapi kenapa bisa kamu bereinkarnasi" cerocos Alexia tak terima akan fakta

"Dulu saat kamu menghabisi aku, memang betul kamu menghancurkan semua jiwa ku tetapi kamu lupa Alexia bahwa aku memiki hewan sihir yang selalu berada bersama ku. Dan tentu saat kamu membunuhku, jiwa ku yang seukuran semut masuk ke dalam bola mata hewan sihir ku ini" jelas Ghea sambil mengelus kepala hewan sihirnya yang berupa ular

"Ck bisa-bisanya dulu aku melewatkan hewan sihirmu itu" ucap Alexia menatap tajam ular berwarna putih keperakan itu

Ghea hanya tertawa renyah mendengar perkataan Alexia itu bahkan ia menatap Alexia dengan tatapan mengejek.

"Harusnya kamu bersyukur karena bisa bertemu dengan ku Eria ah tidak Alexia" ujar Ghea tersenyum smrik

"Lalu bagaimana anda bisa mengingat ingatan masa lalu itu" tanya Silas yang sedari tadi diam

"Mudah... Dengan mengirim ingatan yang ada di kepala Liox ini ke kepala ku" ucap Ghea

Seketika Alexia bedecih mendengar penjelasan dari Ghea itu. Ia menyesal membiarkan hewan sihir Ghea hidup. Seharusnya ia membunuh ular putih keperakan itu.

"Sudah cukup basa-basinya sayang, eum sepertinya kita harus membalas dendam sekarang" timpal Razel memeluk Ghea dengan posesif

Ghea yang mendengar perkataan Razel seketika tersenyum sumringah, ia juga menatap Alexia dan Silas dengan tatapan penuh kebencian.

"Mari kita mulai pesta darahnya" teriak Ghea yang membuat Alexia seketika menatap tajam Ghea

Razel mengeluarkan panah dan anak panah kesayangannya dari dimensi penyimpanannya. Ia mengecup panahnya dengan senyuman jahat terpatri di wajahnya.

"Pesta darah ya? Akan kuladeni kalian berdua" ujar Alexia

Alexia mengeluarkan pedangnya lalu menyerang Ghea. Ghea yang melihat itu tentu mengeluarkan pedangnya dan menyerang Alexia.

Terjadilah adu pedang diantara mereka berdua. Semua orang yang melihat adu pedang diantara kedua gadis itu menganga karena saking cepatnya mereka tidak dapat melihat bahkan membedakan yang mana Alexia dan Ghea.

Razel menatap bangga akan kekasihnya yang masih mampu menyerang Alexia. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Silas dengan tatapan sengit dan tajam.

Silas yang melihat itu tentu tak kalah sengit dan tajam juga. Ia bahkan sudah mengeluarkan pedang kesayangannya. Razel menghempaskan anak panah ke arah Silas, Silas dengan cepat memotong anak panah itu menjadi dua.

"Waw kemampuan pedang mu masih seperti dulu ya Hendrick" puji Razel dengan tawa meremehkan

"Anak panah anda juga masih sama seperti dulu begitu rapuh dan jelek" ucap Silas yang membuat Jenifer seketika tertawa

Razel yang mendengar perkataan Silas dan tawa Jenifer menggeram marah. Dengan penuh amarah ia mengeluarkan 5 anak panah sekaligus dan menghempaskannya ke arah Silas.

Dengan kemampuan pedang Silas yang sudah hebat dari 200 tahun yang lalu. Tentu 5 anak panah itu hanya semut baginya. Dengan cepat ia memotong bahkan membelah anak panah menjadi 2/3.

Aɳƚαɠσɳιʂ Fιɠυɾαɳ - ENDWhere stories live. Discover now