17

623 80 5
                                    

covernya bagus kemaren apa yang ini?

Sesampainya didepan kelas berpapan persegi panjang kecil digantung diatas pintu bertuliskan 11 Ipa 4. Falisa mengetuk pintu yang terbuka tiga kali dan mengucap salam, dari dalam suara menyaut dengan jawaban 'ya' mendekati seorang guru yang sedang bertugas mengajar dikelas itu diikuti Sani yang hanya menatap kedepan yang bukan menatap ada apa dikelas.

"Begini bu, ini Sanskara anak baru yang kemarin saya beritahukan dikantor sewaktu rapat." Kata Felisa ramah.

Bu Ayu yang sedang mengajar pelajaran fisika itu mengangguk. "Begitu, baiklah saya akan mengenalkan Sanskara dengan yang lain."

Tersenyum setelah mendapat pernyataan "Terimakasih bu mohon bantuannya, kalau begitu saya permisi."

Bu Ayu mengangguk. "Baik bu."

Falisa pergi setelah bercakap-cakap sebentar dengan Sani, bercakap tentang ancaman haha bukan hanya wanti-wanti agar tidak macam-macam. Sani yang mendapatkan 'percakapan' itu untuk kelangsungannya saat sekolah hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. Setelah puas dengan jawaban Sani, Falisa pergi.

"Anak-anak kalian punya teman baru. Perkenalkan dirimu nak." Ucapan halus Bu Ayu terdengar di telinga Sani dan mulai menghadap murid-murid yang menduduki kursi dan mengunakan meja untuk belajarnya menatapnya penuh minat dan penasaran.

"Kenalin aku Sanskara Qaireen," singkat, jelas, padat. Perkenalan Sani terlihat begitu kaku.

Murid yang mendengar menatap bingung dan dilanjutkan tertawa. Salah satu dari belakang berdiri mengaitkan tangannya kedepan dan mengangkatnya di depan perutnya lalu berkata. "Kenalin aku Sanskara Qaireen." Dengan suara dibuat-buat sekaku mungkin.

Gelak tawa pun terdengar kembali. "Mirip Ja HAHAHA" Sahut salah satu temannya.

Sani menggaruk kupingnya sebentar ia malu, ingin mengekspresikan lebih tapi dia ingat berlebihan juga tidak baik. Tapi ini cukup terlalu sedikit untuk 'lebih' itu Sani bingung.

"Sudah-sudah! Sani silakan kamu duduk di kursi yang kosong!" Suara Bu Ayu meredakan tawa mereka. Sani yang disuruh untuk menempatkan diri segera berjalan kearah kursi yang menjadi incarannya sejak ia menatap murid dengan kursi dan meja.

Pinggir pojok kanan nomer tiga dari depan, strategis tidak terlalu dibelakang karena ada celah kursi dari tembok belakang dan kursi barisan keempat. Dikelas hanya terdapat 4 baris untuk depan kebelakang dan 4 baris untuk kanan kekiri.

Setelah melihat Sani mendudukkan diri dikursi Bu Ayu segera melanjutkan pembelajaran setelah menginstruksi pada Sani untuk berbagi buku modul dengan teman sebangkunya.

"Emm boleh bagi bukunya?" Kata Sani pelan meminta ijin.

Teman sebangkunya menoleh tersenyum jahil. "Buku gue satu dibagi gimana? Disobek-sobek gitu?" Katanya mengejek.

Sani mengerutkan keningnya heran. "Ya nggak lah maksudnya tuh aku juga bisa liat isi buku, kayaknya kuping kamu kemasukan laron deh, bu guru tadi bilang aku boleh bagi sama buku kamu."

"Lo ngatain gue budeg ya?" Katanya orang disampingnya sedikit marah. Ya sedikit 5%

"Dari mana asal kata budeg di perkataan ku?" Tanya Sani heran.

"Itu lo bilang kemasukan laron." Kata teman sebangkunya.

"Kemasukan laron? Kamu pernah nyobain belum?kemasukan laron pun bisa dikit dikit denger, apa kamu emang budeg? Tapi enggak deh soalnya pembicaraan kita nyambung." Papar Sani.

"Jadi yang salah paham gue?" Kata Taman sebangkunya seraya mengangkat alis sebelah kiri.

"Ya kalo kamu ngerasa ya gak papa faktanya aku ngomong sesuai arahan kok." Kata Sani polos.

Mendengus kesel. "Nyebelin banget sih lo!"

"Nyebelin dimana? Kan aku jawab jujur." Sani menjawab.

"Iya deh iya si paling jujur." Kata mengejek yang didengar Sani.

Sani menatap heran teman sebangkunya. "Kayaknya bu Falisa salah deh, dikata ini kelas terbaik tapi kok ada modelan yang suka ngejek begini."

"Anjir ye lu, ini emang kelas terbaik. Apa lu bilang modelan apa?suka ngejek? Btw muke lu lempeng banget asli kiyut dikit tapi ada aura gelap hii ngeri cob---" ucapan terhenti karena pendaratan spidol diantara mereka.

"Bisa ngga diskusinya nanti aja, ibu lagi jelasin dan kalian diskusi nya serius banget, atau kalian mau gantian ngejelasin?" Kata Bu Ayu marah menatap Sani dan teman sebangkunya horor.

"Arya maju jelasin!" Kata Bu Ayu sambil mengacungkan spidol kearahnya.

Arya, teman sebangku Sani yang baru diketahui namanya oleh Sani mengangkat tangannya dan senyum lima jari. "Ngga bu maaf, saya salah hehe."

Mendengus kesal. "Makanya diam!" Bu Ayu kembali menerangkan materi.

Arya menatap Sani yang masih tergugu ditempat. "Lo salah kalo bilang Bu Ayu lembut, sangar cuy yang asli. Ntar gue kasih tau." Kata Arya berbisik dan meletakan buku modul yang semulanya di hadapannya pas ke tengah tengah meja agar Sani bisa melihat materi yang diterangkan dibuku.

Sani tersadar dan menatap Arya lalu mengangguk, meletakkan tasnya dan membuka resleting tasnya, mengambil kotak pensil dan buku tulis yang sudah disiapkan oleh Rav lengkap lalu meletakkannya dimeja.

Mendekat kearah Arya. "Kita nanti sharing-sharing ya ntar kita mutualan."

Arya mengangguk semangat.

❤️❤️

ngefeel ngga si?

12072022

SANSKARA (SANI) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang