Chapter 2

11.4K 938 10
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.








"Karbi aku ingin sekali belajar sihir tapi aku tidak tahu bagaimana cara nya untuk memulai "Brianna mengelus bulu karbi yang lembut.

"Kau tinggal memanggil seorang guru saja nona "karbi menggeliat manja di pangkuan Brianna.

"Aku tidak memiliki cukup uang karbi marquess sialan itu bahkan tidak memberiku sepeser uang " Brianna sangat kesal dengan marquess Bartletrix padahal ia anak kandung nya tapi kenapa berasa anak tiri.

Tok...tok...tok...

"Masuklah ".

"Nona ini semua barang yang anda minta semua nya sudah lengkap seperti yang nona mau ". Brianna menerima semua barang itu.

Ia berjalan keluar di ikuti karbi dan merrie. "Nona kita mau kemana ?"tanya merrie.

"Kau lihat cuaca hari ini sangat cerah dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk kita menanam semua sayuran dan juga bunga ini. "Jawab Brianna.

"Biar saya saja yang melakukan nya nona, sebaiknya anda beristirahat saja ".

"Kau baik sekali merrie baiklah begini saja kau tanam semua bibit ini sedangkan aku akan menyiapkan makanan untuk kita. ".

"Tidak nona biarkan saya melakukan semua nya "tolak merrie.

"Hei apakah kau mau membantah ku ?"tanya brianna dengan sedikit membentak. Ia tidak suka melihat merrie yang terlalu menurut bagi nya sifat merrie itu sangat menyebalkan .

"Maaf nona saya tidak bermaksud begitu "ucap merrie yang menunduk takut.

"Merrie kau sudah aku anggap sebagai teman ku, jadi ku mohon dengarkan lah setiap ucapan ku dan jangan membantah ".

"Baik nona ".

Brianna bejalan masuk kembali ke mansion. Ia melihat dapur yang sama sekali tidak ada bahan makanan.

"Aku rasa Marquess Bartletrix ingin membunuh ku secara perlahan. Bahkan bahan makanan pun tidak ada sama sekali "protes Brianna kepada karbi.

"Kan aku sudah katakan nona. Mansion ini merupakan mansion terbuang. Bahkan anda juga merupakan seorang putri yang terbuang.". Ucap karbi tanpa bersalah.

Brianna memandang karbi dengan tajam.
"Sepertinya makan kelinci bakar gemuk hari ini bukanlah  masalah yang besar."gumam Brianna.

"Anda kejam sekali nona. Tidak tahu kah anda kalau saya ini sangat lucu. Bahkan tidak ada kelinci lain yang lucu selain saya. "Ucap karbi bangga.

Brianna mengabaikan ucapan karbi yang sudah mengelantur kemana - mana ia hanya fokus untuk membuat mie dengan potongan daging cincang.

Zeva sangat ahli di bidang memasak kebetulan paman nya merupakan seorang chef yang cukup terkenal. Zeva sangat ahli di bidang perbisnisan dan juga seni.

Brianna membawa keluar makanan yang sudah jadi ."Merrie apakah kau sudah selesai ?"tanya Brianna.

"Sudah nona, saya melakukan nya dengan sihir jadi hasil nya jauh lebih cepat. "Jawab merrie.

"Bagus aku juga ingin memiliki sihir bisa kah kau mengajar kan ku ?"tanya Brianna dengan mata binar.

"Maaf nona saya tidak bisa tetapi di perpustakaan milik Marquess sangat lengkap buku tentang mempelajari sihir "jawab merrie.

"Ya sangat lengkap tapi kau tahu sendiri kan kalau aku sudah menjadi putri buangan sekarang. Bahkan aku tidak boleh ke -"salah satu seorang pelayan marquess memotong ucapan Brianna.

"Salam putri maaf mengganggu saya ingin menyampaikan pesan , anda di suruh untuk segera datang ke mansion utama. Marquess Bartletrix mengundang anda untuk makan siang bersama ".

"Aku akan datang."ucap Brianna.

"Merrie kau kerjakan saja pekerjaan yang lain dan jangan lupa makan lah terlebih dahulu. Aku sudah menyiapkan makanan untuk mu "Brianna menggendong karbi. Ia membawanya menuju mansion utama.

Para pelayan utama memandang Brianna dengan sinis mereka dengan terang - terangan membicarakan keburukan Brianna.

Brianna hanya acuh ia terus melanjutkan perjalanan nya menuju ruang makan. Briana dapat melihat seluruh keluarga nya ada disana. "Salam Marquess Bartletrix semoga kebahagian menyertai anda ". Marquess Bartletrix menatap Brianna dengan aneh selama ini Brianna tidak pernah berbicara dengan sangat formal.

"Duduk lah "Brianna duduk di samping Aaron adik tiri Brianna. Ibu kandung brianna sudah meninggal karena sebuah penyakit. Sedangkan ibu tiri Brianna meninggal karena melahirkan Aaron.

Para pelayan mulai menyajikan beberapa makanan yang menggugah selera. Mata Brianna berbinar melihat nya marquess Bartletrix pun mengintruksikan kalau mereka sudah bisa memulai nya. "Makan lah ".

Brianna makan dengan sangat anggun dan juga lahap ia menggunakan sedikit tata Krama menjadi seorang bangsawan. Aldrick kakak tertua Brianna terus melihat Brianna secara seksama.

Penampilan Brianna hari ini sangat lah berbeda dari biasanya. Penampilan sederhana nya sekarang tidak sebanding dengan penampilan Brianna dulu.

Dulu Brianna asli sangat suka memakai pakaian yang mewah dan juga aksesoris yang banyak. Tapi sekarang Brianna hanya memakai sebuah pita biru yang ia pasang di rambutnya.

Brianna meletakkan alat makan nya dengan benar tanpa sengaja ia bertatap - tatapan dengan aldrick selama beberapa detik. Brianna hanya acuh saja . "setelah ini kalian ikutlah dengan ayah ke ruangan perpustakaan" perintah marquess Bartletrix sama sekali tidak bisa di tentang.

Ke perpus ya ? sepertinya aku bisa meminjam beberapa buku dari sana.batin Brianna.

Marquess Bartletrix beranjak dari duduk nya ia berjalan di ikuti ke empat anak nya. Marques Bartletrix mempersilakan mereka untuk duduk.

"Brianna katakan lah satu permintaan kamu untuk ku hari ini aku akan mengabulkan nya "Brianna mengernyitkan dahi nya bingung ia sama sekali tidak mengerti apa yang di katakan marquess.

"Aaron sudah mengatakan semua nya ternyata kau tidak bersalah dalam kecelakaan yang menimpa Aaron."Brianna mengangguk mengerti sekarang.

"Saya ingin kalian meminta maaf pada ku atas tuduhan kalian yang tidak berdasar "
Brianna sengaja meminta hal itu karena ia tahu marquess Bartletrix sangat anti mengucapkan sebuah kata maaf.

"Maaf "ucap marquess Bartletrix dan juga kedua kakak nya. Brianna tak percaya mereka mengatakan maaf hanya dengan satu kata saja. Tidak adakah tambahan kata - kata lain selain itu kah? Pikir Brianna .

"Kau sudah boleh tinggal di mansion utama mulai sekarang ".

Brianna menolak ucapan marquess Bartletrix. "Tidak saya sudah nyaman berada disana ".

"Kalau begitu aku akan mengirimkanmu beberapa pelayan ".

Lagi,lagi Brianna menolak nya.
"Saya tidak ingin pelayan anda menginjakkan kaki nya di mansion itu dan saya tidak membutuhkan pelayan dari anda. ".

Marquess menatap Brianna dengan pandangan yang sulit di artikan. "Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sudah sadar ?".

"Sejak kapan anda perduli dengan saya marquess ? Bersikap lah seperti biasanya. Jangan peduli kan saya ". Brianna tidak ingin dekat dengan keluarga nya mereka merupakan orang yang harus di jauhi dalam hidupnya Karena mereka juga ikut serta dalam kematian nya.

Mereka lebih memilih peduli dengan arabelle dari pada Brianna kelembutan serta kepolosan arabelle mampu memikat hati mereka.

"Marquess apakah saya boleh meminjam beberapa buku disini ?"tanya Brianna.

Marquess Bartletrix hanya mengangguk saja ada gelenyar aneh di dalam dirinya saat melihat perubahan dari diri Brianna.




Become to Antagonis LadyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora