bonus chapter 1

48 8 0
                                    

dalam kegelapan chaeryeong berlari. entah kenapa hatinya sakit mendengar perkataan ryujin. tidak seperti biasanya, malam ini chaeryeong sedikit lebih sensitif. apa mungkin karna chaeryeong kelelahan atau emang atmosfer disini buruk, yang jelas chaeryeong sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.

dalam pelariannya, chaeryeong pun berhenti setelah merasa cukup lelah. seketika chaeryeong menangis, berbagai emosi menyatu dalam hati nya. dia sakit hati mendengar perkataan ryujin, dia juga merasa sedikit menyesal karna mengucapkan kalimat yang mungkin saja menyakiti perasaan ryujin. chaeryeong menyesal karna tersinggung, dan kini sudah terlambat. dirinya, sudah berada dihutan belantara yang sepi.

chaeryeong memandang ke sekitarnya. gelap. hanya ada pepohonan hutan dan kegelapan. kini masalahnya bertambah satu, chaeryeong sudah menyesal karna kabur mengikuti egonya.

"kenapa sih!" chaeryeong memukul pelan kepalanya sendiri sambil menangis.

"kenapa harus lari tadi! kenapa! kenapa! bego!" rutuk chaeryeong pada dirinya sendiri.

"huu.... mama... papa... chaeryeong takut" chaeryeong memeluk dirinya sendiri ditengah hutan.

chaeryeong heran, perasaam tadi dia berlari kearah belakang kelas, tapi kenapa dirinya malah berada dihutan? bukankah seluruh bangunan ditempatnya tadi itu dikelilingi pagar?
semakin tidak masuk dilogika kejadiannya, maka chaeryeong semakin ketakutan.

"tolong!" teriak chaeryeong pada akhirnya.

tapi jelas tidak ada sahutan dikegelapan sana.

"tolong! tolongin chaeryeong!" teriak chaeryeong sambil menangis.

lalu telinga chaeryeong mendengar sebuah suara seperti langkah kaki yang mendekat kearahnya. ditengah suasana yang sepi, jelas saja suara langkah kaki itu mendominasi di indra pendengaran chaeryeong.

"siapa disana?!" teriak chaeryeong.

tapi tidak ada balasan.

oke, ini pertanda buruk. jika dia manusia, seharusnya dia menjawab bukan?

"siapa lo?!" teriak chaeryeong pada kegelapan itu lagi.

dan tetap tak ada balasan.

insting chaeryeong meminta dirinya untuk berlari. dan tentu saja, dengan sekuat tenaga chaeryeong berusaha berlari menjauhi asal suara tersebut.

"ha... ha....!!!" nafas chaeryeong bersahutan dengan tangisannya saat berlari.

"tolong!!" terial chaeryeong sambil menoleh kesana kemari berusaha mencari bantuan.

sialnya, suara itu semakin ramai. seolah ada ribuan pasukan sedang mengejar langkah chaeryeong.
tentu saja hal itu membuat chaeryeong makin panik. tangisannya semakin keras. hingga pandangan mata chaeryeong mengabur, membuat jalan semak didepannya semakin tak terlihat.

"aww!!" pekik chaeryeong begitu tubuhnya terbanting ketanah. kakinya terkilir saat berlari, dan dia terjatuh diatas semak belukar.

rasa ngilu dikaki dan tubuhnya membuat chaeryeong semakin menangis. dia merintih kesakitan.
dan tiba-tiba suara deru langkah itu kembali terdengar mendekat. dengan penuh usaha, chaeryeong menarik tubuhnya untuk bersembunyi dibalik sebuah pohon. dia tidak kuat lagi untuk berlari.  badannya sakit, bagitupun kakinya. rasanya seperti mau patah.

chaeryeong menangis pasrah. bahkan sempat terpikir dibenaknya bahwa dirinya siap untuk mati menyusul sang papa.

"tuhan tolong chaeryeong!" chaeryeong mengepalkan kedua tangannya berdoa. air mata terus berderai diwajahnya.

"kalo emang chaeryeong harus mati sekarang. chaeryeong nggapapa, chaeryeong mau ketemu papa" lanjut chaeryeong disela tangisnya.

tak lama, suara itu berhenti. hutan gelap itu kembali hening. bahkan tidak ada suara hewan hutan atau angin sekalipun. benar-benar hening, hingga membuat chaeryeong bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

STUDY TOUR : 00L 01L (TAMAT)Where stories live. Discover now