Kim mengeratkan pegangannya yang mencengkeram roda kemudi, di depannya ada sebuah bar dengan lampu yang gemerlap penuh kebisingan. Banyak muda-mudi yang masuk dan keluar dari tempat itu.
"Dari semua tempat, kenapa harus tempat seperti ini?" Kim menggeleng tak percaya pada isi otak Porsche.
"Khun Kim krub, bar ini merupakan tempat Porsche dulu bekerja, dan ia pasti sangat memercayai pemiliknya sehingga membiarkan Porchay bersembunyi disini" Anon yang berada di sebelahnya menjelaskan informasi yang dia terima.
"Persetan,,," pemuda itu menyandarkan punggungnya, melepaskan ketegangan yang beberapa waktu ini menyelimutinya. "Bagaimana orang-orang dari keluarga cabang?".
"Memang ada pergerakan kecil dari pihak mereka, namun belum ada tanda-tanda mereka akan menyerang malam ini. Kemungkinan mereka akan melakukan pemberontakan pada esok hari saat kabar kematian Khun Korn resmi di umumkan" Anon.
"Terus awasi pergerakan mereka dan laporkan padaku setiap perkembangannya!" Perintah Kim.
Anon mengiyakan perintah atasannya dan segera keluar dari dalam mobil, bergerak diam-diam menuju sebuah motor yang terparkir tak jauh dari sana. Kim sekali lagi meremas jari-jarinya, kemudian turun dari mobilnya untuk memasuki bangunan itu.
Pemuda tampan yang melewati pintu depan segera menjadi pusat perhatian, penampilannya membuat orang-orang penasan dan ingin mendekati pemuda yang menawan itu, namun mata dan wajah dinginnya membuat orang-orang itu tidak berani melawan, dan hanya bisa duduk diam di tempat asal mereka.
Langkah kakinya dari awal hingga akhir hanya menunjukkan sesuatu yang misterius dan keterasingan dari dunia di sekitarnya. Pria itu duduk di sofa yang berada di ujung ruangan dengan malas, hanya duduk diam dan sesekali memperhatikan sekeliling. Baik wanita ataupun pria hanya bisa memandangnya tidak memiliki keberanian mengambil langkah untuk berdiri lebih dekat darinya.
"Wadee khaaa,,, Welcome to Hum Bar na kha..." Che Yok mendekati pemuda itu, lalu memberikan kode pada salah satu pegawainya untuk membawakan minuman dan duduk di sebelah Kim. "Kau ingin memesan sesuatu pemuda tampan?" Che Yok mencoba mencolek tubuh pria di sebelahnya dengan jari telunjuknya.
"Apapun tidak masalah..." Pria itu tidak menghindari sentuhan Che Yok namun sorot matanya yang dingin membuat orang lain mundur gemetaran.
"Hhui,,, Baiklah, baiklah... Aku tidak akan mengganggumu kalau begitu,..." Che Yok mencoba mengendalikan rasa takutnya di balik senyuman dan candaanya seperti biasa. Tapi di dalam benaknya dia tahu kalau identitas pemuda tampan nan menakutkan ini bukanlah orang sembarangan.
Sepanjang malam, Kim hanya duduk dan sesekali menyesap minuman yang pemilik bar kirimkan untuknya. Beberapa kali ia bertemu dengan tatapan orang-orang yang mencoba menggodanya, mereka terlihat cantik dan tampan, tapi tidak ada yang bisa membuatnya tertarik selain anak itu.
Namun dirinya tidak menemukan keberadaan anak itu dimanapun ditempat ini. Dia tidak berniat menemuinya, Kim hanya ingin melihat keadaan orang lain. Belakangan ini dia bertanya-tanya apakah anak itu telah benar-benar melupakannya atau, apakah ada yang berubah tentang dirinya selama ia tak berada di sisinya?.
"Dalam keheningan, satu-satunya suara yang dapat ku dengar adalah suaranya. Suara yang telah memberikan riak di dalam air tenang tanpa gelombang. Di dalam keheningan, aku telah membiarkannya berlalu dan akhirnya perlahan menghilang. Dan di dalam keheningan, aku hanya ingin menatapmu dari kejauhan, menjagamu dari balik bayang-bayang. Dan di dalam keheningan itu aku hanya berpikir bagaimana kita bisa kembali. Berpegangan tangan dan mendengarkan suaramu lagi dan pemikiran untuk tak pernah membuatmu menagis lagi, itulah yang membuatku bertahan" Kim berbisik dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMPORCHAY The Series
FanfictionKim dan Porchay, dua orang dari dua dunia yang berbeda namun dipertemukan oleh cinta yang pelik. Bagaimana kisah mereka berdua, akankah berakhir dengan bahagia?! #Fanfiction Peringatan! Ini adalah fiksi penggemar dan bukan terjemahan, yang mungki...