Part 36

12.1K 1.8K 169
                                    

Barnett memijat pelipisnya yang terasa begitu berat. Ya berat. Berat memikirkan putri tercintanya. Barnett bukan orang bodoh yang tidak menyadari bahwa Niesha adalah anak jenius namun yang tidak pernah diduganya adalah ucapan kakaknya yang tak lain sang kaisar sendiri. Xavier mengatakan pada Barnett bahwa Niesha harus dilatih sejak dini dan pilihannya adalah akademi atau menara sihir. Bagi Barnett tidak ada yang menguntungkannya karena keduanya sama-sama memiliki jadwal kunjungan yang ketat dan Barnett pasti akan kesepian tanpa putrinya. Sungguh! Barnett bingung haruskah dia bersyukur dengan bakat Niesha atau tidak. Barnett bangga tapi juga takut putrinya akan terbang tinggi hingga tak ingat pulang kembali.

Andai saja kejadian tadi tidak terlihat oleh Xavier mungkin Barnett akan menutupinya untuk sementara.

Flashback On

Tabib memulai ancang-ancang untuk mencabut batu pipih itu, begitupun dengan pelayan yang telah memegang kain bersih. Barnett pun memeluk erat putrinya bahkan mencoba menghalau penglihatan Niesha agar tidak melihat 'operasi' kecil dari tabib itu. Damian juga sudah menyalurkan 'heal' nya melalui genggaman tangannya.

Saat tabib ingin mencabut batu itu, pintu terbuka secara kasar membuat tabib reflek mencabut batu itu tanpa aba-aba.

"HHMMMPPPPTTT" pekik Niesha yang kesakitan, menggigit kain di mulutnya kencang juga meremat kencang tangan Barnett dan Damian digenggamannya.

Tabib yang terkejut dan shock dengan tindakannya langsung tersentak ketika Barnett berteriak penuh amarah "APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!!" Barnett marah pada sang tabib tapi lebih marah pada pelaku yang mendobrak pintu secara kasar.

Xavier, sang pelaku pendobrakan meringis sesaat merasa bersalah sebelum dengan cepat menggeser posisi tabib untuk menolong menutup luka keponakan cantiknya. Perkara amarah Barnett itu dapat dipikirkan nanti. Namun saat merebut kain bersih dari pelayan yang tanpa menoleh karena fokus melihat pada luka Niesha, tiba-tiba gerakan Xavier terdiam, menatap luka Niesha dengan tatapan sulit.

Dengan mata kepalanya sendiri, Xavier melihat bahwa daging sobek di telapak kaki Niesha menutup dengan sendirinya dan itu membuat Xavier semakin tidak percaya dengan kejutan baru dari seorang Niesha. Pemilik elemen ganda langka dan kini bakat mitos pula. Kemampuan healing memang ada dan masih eksis tapi regeneration hanya ada di buku mitos karena pada dasarnya sesuatu yang sudah hilang atau rusak pada tubuh manusia tidak dapat disembuhkan secara sempurna kecuali mereka adalah dewa atau mutan menurut mitosnya . Dan berkat Niesha, Xavier dapat melihat salah satu mitos itu.

"XAVIER!!!" pekik Barnett yang semakin hilang akal karena melihat kakaknya hanya melamun setelah menggeser tabib yang hendak mengobati kaki putrinya.

Xavier menghela nafas singkat dan melirik tabib juga para pelayan "kalian semua keluarlah dan jangan bocorkan apapun yang kalian lihat di kamar ini atau kepala kalian yang menjadi taruhannya" tukas Xavier dingin dan tegas. Barnett yang ingin memaki pun dibuat diam karena bila kakaknya sudah serius maka posisinya saat ini tengah bertindak sebagai kaisar dimana Barnett hanyalah bawahannya.

Setelah tabib dan para pelayan mengundurkan diri, Xavier melirik kearah Damian singkat namun memilih membiarkan karena Xavier tahu bahwa Damian pun sudah mengerti apa yang terjadi. Setelahnya, Xavier melirik kearah Niesha yang entah tertidur atau pingsan itu.

"Archduke" panggil Xavier dengan nada serius.

Barnett menunduk tanda respon kesopanan dan sadar situasi tanpa mengurangi sifat dinginnya yang malas berbicara juga amarahnya yang belum hilang.

Xavier berdiri mendekati Barnett, menarik tangannya agar Xavier dapat mengambil alih menumpu tubuh mungil Niesha "lihatlah sendiri" titahnya pada Barnett yang akhirnya terpaksa menuruti. Saat Barnett melihat telapak kaki Niesha, riak terkejut tak mampu Barnett tutupi, seketika pandangannya menatap Xavier rumit.

Xavier sendiri hanya mengangguk "aku tahu kau menyayangi putrimu, begitupun aku selaku pamannya. Tapi Archduke, kekuatan dan bakat Niesha tidak bisa dianggap remeh untuk kita tutup mata. Mulanya aku menerima usulanmu perihal menutupi elemennya tapi bakatnya saat ini, itu tidak mungkin dapat ditutupi. Mereka semua memiliki mata untuk melihat dan bila kita tidak segera mendidiknya dengan benar, putrimu sendiri yang akan susah kedepannya. Demi dewa Archduke! Ini regenerasi! Dimana tidak seorangpun memiliki kemampuan itu saat ini hingga telah menjadi mitos belaka. Bila penyihir hitam mengetahui sebelum kita atau bahkan Niesha sendiri kuat, itu hanya akan membahayakan nyawanya karena dijadikan uji coba. Elemen dapat disamarkan tapi kemampuan ini tidak Archduke. Kapanpun dia terluka, dengan sendirinya tubuhnya kembali seperti semula seolah tidak terjadi apapun. Mereka akan berpikir Niesha memiliki kekuatan dewa untuk abadi dan berbondong-bondong mengincarnya. Pikirkan ucapanku ini. Niesha perlu dididik ditempat yang mampu memberikan keamanan ekstra dan itu hanya 2. Akademi Xperith atau menara sihir".

Ya. Kedua tempat yang dipastikan aman karena dilindungi oleh rune sihir kuno yang tidak akan mampu di patahkan maupun di tembus pihak dengan kekuatan hitam. Bahkan istana saja tidak memiliki rune seperti itu. Karena rune hanya akan terbentuk pada wilayah dimana disana terdapat spirit beast level legendaris atau penyihir legend itu sendiri. Menara sihir mampu membentuk rune karena adanya tetua penyihir yang sudah berstatus legend bahkan dikabarkan sebagai penyihir abadi. Dan untuk akademi Xperith adalah karena disana merupakan wilayah para spirit beast legenda.

Barnett memandang wajah Niesha yang terpejam damai "aku akan membicarakannya pada putriku. Biarkan dia yang memutuskan"

Xavier mengangguk "tapi sebaiknya di akademi karena disana setidaknya masih memberikan waktu kunjungan minimal setahun sekali daripada menara sihir, kau hanya dapat melihatnya ketika dia sudah memutuskan keluar dari menara sihir dan itu bisa memakan waktu minimal 5 tahun lamanya".

Peraturan menara sihir yang tidak dapat diubah sekalipun kau bergelar kaisar adalah tidak ada seorangpun yang bebas keluar masuk menara sihir tanpa terkecuali. Mereka yang memilih masuk maka tidak diperbolehkan keluar dan mereka yang memutuskan keluar, dilarang untuk kembali lagi. Peraturan ketat yang dilakukan guna mencegah tindakan pengkhianatan dan penyerangan terutama dari penyihir hitam. Hal ini pulalah mengapa menara sihir tergolong sangat aman. Bila kalian bertanya darimana mereka makan maka jawabannya mereka memiliki area perkebunan mereka sendiri.

"Tapi akademi Xperith tidak mudah untuk dimasukki begitu saja. Itu sudah bukan rahasia umum" gumam Damian yang sedari tadi diam, mendengarkan.

Xavier yang mendengar itu hanya tersenyum miring, berbeda dengan Barnett yang memikirkan baik buruknya resiko yang akan diterima putrinya di dua pilihan itu.

Xavier membenarkan posisi tubuh Niesha menjadi telentang sebelum akhirnya memutuskan keluar dari kamar tersebut setelah menepuk singkat pundak Barnett. Dia cukup paham bahwa adiknya tengah dilemma.

Flashback Off

Barnett berdecak frustasi, putrinya masih 6 tahun dan mengapa takdir begitu tega memisahkannya dengan putri kecilnya walau dibilang sementara itu. Barnett bahkan tidak fokus dengan acara yang besok akan digelar. Acara kebangkitan elemen setiap anak. Hah~ di otaknya saat ini hanyalah putrinya.

Bila boleh memilih, Barnett tentu lebih memilih akademi namun akademi Xperith adalah akademi paling adil sehingga Barnett sedikit takut bahwa Niesha tidak diterima disana terlebih usianya belum mencapai waktu seharusnya ke akademi dan sialnya, akademi Xperith tidak bisa disogok. Dan bila akademi tidak menerimanya maka jalan satu-satunya adalah menara sihir dan Barnett tidak rela! Selain tidak bisa bertemu, mereka bahkan tidak dapat bertukar pesan. Seketat itu menara sihir mengontrol informasi keluar masuk dari dan ke menara sihir. Oh Barnett bisa gila! Ingin egois tapi tentu nyawa putrinya lebih berharga dari apapun dan Barnett harus rela walau sulit, ini semua demi keamanan dan kedamaian putrinya sendiri juga.

'Ck! Biarlah nanti putriku yang memutuskan. Sekarang aku harus cepat menyelesaikan pekerjaanku perihal acara besok terlebih dahulu agar waktuku bersama putriku lebih banyak'




To Be Continue

***

Jangan lupa VOTE dan COMMENT yaaaa

New Me : 0Where stories live. Discover now