bicara rasa dan ujian mental

6.1K 1.1K 168
                                    


Ginan memandangi sekitarnya beberapa kali, kemudian beringsut mendekati Kynan yang duduk di sebelahnya, berbisik pelan, "Nan."

"Hm?" cewek itu merespon tak acuh sambil fokus pada laptopnya dengan mulut yang sibuk mengunyah permen karet.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak?"

"Aneh apaan?"

Ginan makin mengecilkan volume suaranya, mendekatkan bibirnya ke telinga Kynan membuat si cewek menggeliat kegelian karena bibir cowok itu menyentuh cupingnya.

"Njing, geliii!"

Kynan menepuk-nepuk bibir Ginan, tapi cowok itu dengan mudah menghalaunya dan kembali berbisik di telinga cewek itu, "Si Nana sama Karin cerai?"

"Maksud lu apaan?" tanya Kynan bingung sambil mengusap-ngusap telinganya yang masih kegelian, lalu melirik ke arah Nana dan Karin yang duduk di depan mereka tapi nggak saling berinteraksi.

Begitu kembali eye contact dengan Ginan, cowok itu langsung membuat ekspresi bener, kan? pada Kynan seolah tebakannya nggak salah sama sekali.

Tapi dipikir-pikir, memang sudah hampir seminggu terakhir, Nana dan Karin kelihatan saling menjaga jarak. Lebih tepatnya, Karin sih, yang kelihatan banget kalau dia sok sibuk waktu lagi bareng-bareng sama Nana.

Yang mana itu pemandangan asing karena di antara Nana dan Karin, yang lebih bawel itu biasanya Karin. Sampai topik Kpop pun dibahas bareng Nana, meskipun Nana sendiri nggak ngerti-ngerti amat perihal itu.

Tapi sekarang, Karin jadi lebih sering ngintilin Kynan. Padahal biasanya Karin kalau waktu jeda kelas selalu berdua aja sama Nana, jarang banget ngikutin Kynan dan Ginan kayak sekarang.

Karena Karin ngikutin Kynan, Nana juga jadi ikut-ikutan, dan berakhir kayak sekarang, tiba-tiba ngumpul.

Hari ini ada rapat untuk persiapan PAB (Pelantikan Anggota Baru) yang akan dilaksanakan bulan depan setelah pekan UTS berakhir. Sambil nunggu rapat dimulai, Kynan memutuskan buat ngerjain tugas bareng Ginan di perpustakaan karena mereka kebetulan satu kelompok.

Tapi Karin justru pengin ikut, yang ngebuat Nana juga sebenernya tadi agak keheranan tapi pada akhirnya ikut juga karena mungkin bingung mau ke mana kalau nggak sama Karin.

Alhasil, mereka sekarang di sini. Karin sibuk ngegambar di karton, sedangkan Nana main game sambil sesekali ngelirik Karin, tapi nggak nanya apa-apa. Pantas aja Ginan sampai nanya kalau mereka cerai, karena atmosfer di antara mereka sekarang ini nggak banget lah pokoknya.

Kynan yang berhasil menyimpulkan situasi, akhirnya memilih mengambil langkah. Dia tahu pasti ada yang nggak beres dari Karin sejak insiden putus sama cowoknya.

Giliran Kynan berbisik pada Ginan, "Lo tanya si Nana."

Ginan cuman mengangguk singkat, sedangkan Kynan bangkit dari duduknya mengundang tatapan dari dua orang di depannya.

"Rin, anter gue ke wc yuk."

Karin tanpa bicara apa-apa menaruh pensilnya lalu mengikuti langkah Kynan, sedangkan Nana memandangi kepergian cewek itu dengan tatapan lurus yang nggak bisa dideskripsikan.

"Berantem ya lu?" begitu dua cewek itu benar-benar pergi dari hadapan mereka, Ginan mulai membuka suara, tapi berusaha terlihat nggak terlalu peduli sambil fokus pada laptopnya.

"Paan?"

"Elu." Ginan mengedikkan bahu, "Sama si Karin. Kayak gak enak aja mood-nya."

"Kagak tau anjir." Nana menghembuskan napasnya kasar sambil melempar ponselnya ke meja menciptakan suara gledak yang membuat orang-orang di sana menengok ke arahnya nggak senang.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang