Petak Umpet

290 42 0
                                    

Waktu pulang sekolah adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh murid. Namun tidak bagi Sasuke. Bagaimanapun, mau itu sekolah atau rumah semua saja karena makhluk berwarna pink yang selalu mengekorinya akan selalu ada.

Terlebih lagi jika dirumah, gadis itu akan semakin berani melancarkan aksi untuk mengganggu dirinya. Seperti saat ini, padahal ia hanya ingin mengistirahatkan dirinya di kasur empuk berukuran king size miliknya. Namun, Sakura dengan segala tingkah menyebalkannya malah mendominasi kasur miliknya sembari berceloteh panjang.

Sasuke hanya berkacak pinggang melihat Sakura, namun sebersit ide muncul kedalam otaknya. Ia menggulung lengan kemeja sekolah yang belum digantinya, lalu menyeringai kecil sebelum memulai aksinya.

"Lalu, kau tahu apa yang terjadi padanya Sas--Aaaahhhh" Belum sempat Sakura menyelesaikan ceritanya, Sasuke sudah menggulung dirinya menggunakan selimut. Tak lupa mengikat gulungan gadis itu menggunakan tali rafia yang kebetulan ada di dalam laci meja sebelah tempat tidurnya. Dengan sigap ia mengangkat gadis yang sudah seperti roti gulung meranti itu keluar dan mengunci kamarnya.

"Hn, begini lebih baik"

Sakura yang dibuang oleh Sasuke kemudian mencoba melepaskan dirinya dari selimut. Pemandangan tersebut tak terluput dari Itachi yang kamarnya memang terletak tepat didepan kamar Sasuke. Itachi yang melihat Sakura tengah melepaskan diri dari selimut bak cacing kepanasan pun tertawa terbahak-bahak membuat si empu yang ditertawakan mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ba-Saannn~" Rengek Sakura dengan suara lengkingannya yang dapat memecahkan segelas kaca

Itachi semakin mengeraskan tawanya, Mikoto yang mendengar suara anak gadisnya segera berlari menaiki tangga dan betapa terkejutnya ia melihat Sakura yang terbungkuskan selimut dan tak bisa keluar.

"Itachi! Apa yang kau lakukan pada adikmu!?" Marahnya

"Hahah... Bukan aku Kaa-Chan" Ucap Itachi di tengah-tengah tawanya

Ia kemudian membantu Ibunya untuk mengeluarkan Sakura dari selimut. Tak henti-hentinya tertawa, akhirnya Itachi mendapat hadiah cubitan manis dari Mikoto. Beralih ke Sakura yang sudah berkaca-kaca, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itupun memeluk Sakura dan menepuk-nepuk kepala merah mudanya pelan.

.

.

Mentari pagi telah tiba, seperti biasa gadis berhelai merah muda itu melangkahkan kakinya riang menuju rumah tetangganya- Sasuke untuk mengajaknya pergi bersama.

"Saku-Chan, Sasuke-kun sudah pergi daritadi. Katanya ada tugas yang belum sempat dikerjakannya tadi malam, maka dari itu dia berangkat duluan"

"Aahh... Begitu ya Ba-San, baiklah kalau begitu Saku juga akan berangkat sekarang"

"Eh? Bagaimana dengan sarapan? Ayo masuk dulu, Ba-San sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu didalam" Ucap Mikoto sembari menarik Sakura masuk

.

Hari ini adalah hari yang aneh bagi Sakura. Ia tak dapat menemukan Sasuke dimanapun, baik itu di kelasnya, kantin, uks, rooftop, maupun taman sekolah. Begitu juga saat pulang sekolah. Bahkan ia sudah mampir ke rumah Sasuke, tetapi pemuda itu belum juga pulang ke rumah.

Kenyataannya, Sasuke sedang menghindari Sakura. Sebelum jam istirahat dimulai, ia akan meminta izin kepada guru untuk ke toilet. Padahal ia ke kantin untuk membeli roti dan susu, lalu membawanya ke rooftop.

Saat mendengar pintu rooftop yang terbuka, Sasuke segera menyembunyikan dirinya kedalam meja yang ditutupi terpal. Dengan jantung yang terus berdegup kencamg seakan takut ketahuan, ia berdo'a agar Sakura tak membuka terpal ini.

Ia mendengar suara langkah kaki Sakura dan suara gadis itu yang terus memanggil dirinya. Tak berselang lama, gadis itu keluar dari rooftop dan Sasukepun akhirnya dapat bernapas lega.

Saat pulang sekolah, Sasuke dengan kecepatan tinggi berlari menuju gerbang belakang sekolah dan tiba dirumahnya. Namun, ia pikir Sakura juga akan mencarinya ke rumah. Maka dari itu, Sasuke memutuskan untuk masuk lewat jendela kamar orangtuanya yang berada di lantai 1. Untungnya tak ada orang dikamar itu, teralis besi juga kebetulan sedang di copot untuk diganti yang baru.

Dengan lihai, Sasuke memanjat jendela dan masuk kedalam kamar. Ia juga dengan hati-hati membuka pintu untuk memastikan tidak ada yang melihatnya. Merasa aman, Sasuke berlari menaiki tangga dan mencapai kamarnya dengan sukses tanpa diketahui siapapun.

"Yesss" Ucapnya senang

Ia kemudian mengunci kamarnya dan merebahkan diri diatas kasur kesayangannya.

'Hari yang damai sekali' pikirnya

Cukup merepotkan memang bersembunyi dari Sakura. Namun, bila hal ini dapat membuatnya tak bertemu gadis menyebalkan itu, ia akan dengan senang hati melakukannya. Dan mungkin saja bila hal ini terus berlanjut, Sakura akan menyerah mencarinya dan benar-benar berhenti mengganggunya.

.

"Tadaima" Ucap Sakura sembari melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu.

Ia tatap rumah yang gelap dan kosong itu dalam diam. Seketika kesunyian langsung menyergap dirinya. Tersenyum pahit, Sakura melangkahkan kakinya masuk tanpa menghidupkan lampu.

'Sudah biasa' pikirnya

Orangtua Sakura memang sangat sibuk hingga tak dapat pulang ke Jepang. Mereka berada di New York untuk mengurus kantor cabang yang sudah hampir bangkrut disana. Sedangkan kantor utama yang berada dijepang akan diurus oleh kakaknya- Haruno Sasori.

Namun, Sasori juga sangat jarang pulang ke rumah. Paling, ia hanya akan mampir sebentar saat weekend untuk melihat keadaan adiknya yang tinggal sendirian dirumah.

Sakura merebahkan dirinya di kasur begitu tiba di kamar. Hari ini sangat melelahkan, ia sudah kesana kemari mencari Sasuke namun pemuda itu tetap saja tak dapat ditemukan. Bahkan saking giatnya mencari, Sakura sampai tak makan siang di sekolah. Bagi Sakura, Sasuke adalah pengisi energi berjalannya.

Namun, ia tak dapat jatah energi hari ini, karena itulah Sakura jadi malas melakukan apapun, meski sekedar menghidupkan lampu. Ia hanya menatap sendu langit-langit kamar yang gelap, perlahan ia menutup matanya dan memasuki alam mimpi.

"Aku merindukanmu, Sasuke-kun" Ucapnya sebelum benar-benar masuk ke dalam mimpi

Tetanggaku Yang MenyebalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang