|PAGI HARI|

36 4 0
                                    

Pagi dengan cuaca yang mendukung menampilkan sesosok wanita paruh baya yang sedang memanaskan mesin mobil. Wanita itu yang tak lain adalah Lilis, wanita yang punya seribu kelebihan di hidupnya. Selesai memanaskan mesin mobil, ia pun langsung memanggil dua anak lelakinya untuk berangkat ke sekolah.

"Anak anak bunda, ayo ke sekolah, sayang!" Ucap Lilis yang mengambil tas selempang nya di dalam kamar lalu itu ia keluar.

Setibanya di sekolah, Cakra sedikit grogi. Ini adalah hari pertama ia masuk sekolah menjadi anak baru, itu karena laki-laki yang tak tau diri mengusirnya dari rumahnya sendiri.

Lilis berpesan untuk anak sulungnya, "pulang sekolah langsung pulang ke rumah, jangan kemana-mana. Kalau engga ada angkutan umum, telfon bunda suruh jemput. Kalau mendung, tunggu hujan redah, kalau memang hujan." Pesan Lilis untuk anak sulungnya itu.

Cakra berjalan sendiri di koridor sekolah menuju ruang guru, ia ingin mencari guru yang bernama Saraswati. Ia ingin bertemu karena ia ingin mencari kelasnya berada di mana, itu juga karena ia adalah anak baru di sekolah itu.

Setelah menemukan kelasnya dan waktu jam pertama juga sudah di mulai, ibu Saras pun menyuruh Cakra memperkenalkan namanya sebelum duduk atau mencari tempat untuk duduk.

"Perkenalkan nama saya Cakra Wijaya Kusuma atau bisa di panggil Cakra." Ucap Cakra singkat dan jelas.

Saat Cakra ingin mendudukkan bokongnya di salah satu kursi kosong, tiba-tiba ada satu gadis yang langsung duduk di tempat itu.

Gadis itu membuat darah tinggi Cakra naik seketika. Setelah ia sudah menenangkan dirinya, Cakra menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya.

"Ini tempat say---!" Ucapnya terpotong, sebab gadis itu langsung menempelkan jari nya ke bibir Cakra.

'stt'

"Anak baru duduknya di depan, agar di lihat oleh guru." Ucap gadis itu langsung mendudukkan bokongnya di kursi punya miliknya.

Cakra merasa kesal akibat gadis yang ada di depannya ini. Saat Cakra perhatikan lebih detail, sepertinya ia pernah bertemu dengan gadis di hadapannya saat ini.

"Kamu---?" Ucapnya menunjuk wajah gadis di hadapannya itu.

"Iya, yang semalam." Ucap gadis itu memutar bola matanya.

Mau tak mau, Cakra harus duduk di depan karena si gadis melarangnya duduk di belakang atau bangku kedua dari depan.

🌧️🌧️

Cakra jalan sendiri di koridor sekolah menuju kantin, ia saat ingin merasa lapar karena pagi tadi ia hanya memakan sepotong roti itu juga karena Lilis menyuruhnya cepat-cepat. Setibanya di kantin sekolah, ternyata tempat duduk penuh. Cakra mencari keseluruhan tetapi tak mendapat tempat, ia pun harus menunggu agar orang lain selesai makan. Saat ia ingin meninggalkan kantin, suara gadis memanggilnya tetapi bukan nama melainkan 'weh'.

"Apa?" Tanya Cakra sinis.

Gadis itu memutar bola matanya lalu menatap Cakra kembali, "waktu istirahat sebentar, doang. Kalau mau gabung, sini aja, engga papakok." Tawar sang gadis untuk Cakra.

Cakra yang sudah sangat lapar hanya menyetujui ucapan sang gadis, itung-itung sebagai teman baru. Itu kata Ari.

Cakra pun memesan makanan yang ia ingin makan. Beberapa menit menunggu, mie kuah dengan sambel begitu banyak sudah berada di hadapannya. Gadis yang ada di depannya sedikit bingung, itu karena ia baru pertamakali melihat orang makan sambel segitu banyaknya.

"Engga pedas?" Tanya si gadis.

"Mau coba?" Tanya Cakra balik.

Gadis itu menatap jijik ke arah Cakra. Setelah itu, mereka semua pun makan bersama di meja yang panjangnya tak seberapa itu.

Si gadis mau mengetahui siapa nama laki-laki yang ada di hadapannya saat ini, tapi ia sedikit malu. Itu karena laki-laki yang ada di depannya itu seperti kulkas seribu pintu. Begitu juga dengan Cakra, ia ingin sekali mengetahui nama gadis yang ada di depannya saat ini. Tapi ia sedikit malu, karena gadis itu tak pernah lagi bersuara setelah makanan sudah masuk dalam mulut nya.

Cakra pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada gadis di depannya saat ini. Tak cuma gadis di hadapannya, Cakra juga ingin mengetahui siapa nama gadis gadis yang ada di samping juga. Sebenarnya Cakra tak mau duduk di sana karena malu, tapi ya, sudahlah.

"Eh, kalau boleh tau, nama kamu siapa?" Tanya Cakra yang to the poin.

Gadis itu pun langsung menjawab, "panggil Agni aja." Balas gadis yang bisa di panggil nama Agni itu.

"Kalau boleh engga usah panggil aku aku, ya, panggil lo gua, aja." Ucap Agni yang tak nyaman dengan menggunakan kata aku kamu.

"Gimana ya?" Ucap Cakra bingung.

Saat Cakra berfikir fikir, Agni pun bertanya kembali kepada Cakra. "Kalau boleh tau, nama Lo siapa?" Tanya Agni yang sudah sangat lancar dengan kata lo gua.

"Panggil Cakra, aja." Ucap Cakra melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.

"Cak, cuaca mendukung tuh. Mandi hujan, yuk?" Ajakan Agni. Langsung lah Cakra menatap keluar, ia ingin memastikan. Dan ternyata benar, saat ia ingin berucap iya kepada Agni, ucapan bundanya tadi pagi melintas di pikirannya.

Cakra pun langsung menjawab, "lain hari aja." Ucap Cakra melanjutkan kembali makannya.

🌧️🌧️

HUJAN BERBISIK UNTUKMUWhere stories live. Discover now