|PESAN|

29 4 0
                                    

Sepulangnya dari toko, Cakra tak lagi keluar dari kamarnya. Lilis tak menghawatirkan putranya lagi, itu karena kebiasaan Cakra yang suka mengunci kamarnya sebab Ari si pengganggu akan masuk dan mengacaukan semua barangnya.

Cakra duduk di kursi tempat ia biasa mengerjakan tugas sekolahnya. Tapi sekarang beda, ia tak mengerjakan tugas sekolah, melainkan ia sekarang tengah menulis di buku. Bisa di bilang buku itu adalah buku diary Cakra, tempat ia menulis curahan hatinya, tempat semua kata-kata manisnya ia keluarkan.

Saat asik-asiknya menulis kata-kata manis, tiba-tiba ponselnya mengeluarkan suara.

Tuing

Tuing

Tuing

Itu kata Ari, Ari selalu mendengar suara notifikasi masuk dari ponsel Cakra. Kadang juga Ari mengejek Cakra dengan mengulang nada notifikasi itu.

@agniputri2 mulai mengikuti anda.

Nama yang tak asing bagi Cakra, Cakra pun membuka beranda orang itu sebelum ia mengikutinya balik. Dan saat melihat berandanya, tak ada satu pun foto orang di sana. Hanya saja foto pemandangan, foto kopi, dan foto lain. Cakra pun sadar, orang yang mengikutinya adalah gadis yang tadi sore memotret kopi di toko.

Tuing

Satu pesan lagi masuk dalam ponsel Cakra.

@agniputri2 mengirimkan anda pesan.

Cara pun membuka balon pesan itu, ia ingin melihat pesan apa yang Agni kirimkan untuknya.

Agni Putri

Agni Putri
agniputri2 Instagram
9.3k pengikut 3 postingan

Lo di mana?

Cakra melihat pesan singkat itu di buat salting brutal. Baru pertama kalinya Agni mengirimkan pesan singkat, meski singkat, namun bermakna. Cakra pun pura-pura dingin, ia ingin melihat respon Agni seperti apa jika pesannya hanya di baca saja.

Beberapa menit kemudian, Cakra tak menerima pesan apapun dari Agni. Cakra pun meletakkan ponselnya di atas meja lalu melanjutkan menulis kata-kata manisnya

Hingga jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat, Cakra pun memutuskan untuk membaringkan tubuh kekarnya itu di atas kasur empuk dan seprai halus yang tadi pagi Lilis cuci.

Perlahan Cakra memejamkan matanya untuk tidur dan di bawa ke alam mimpi, ponsel yang di samping telinga nya tiba-tiba bunyi👇🏻 (baca Tuing Tuing nya)

Tuing

Tuing

Agni Putri

Sombong amat Lo!

Gua cuma nanya ege, gua engga bakalan perkosa Lo!!

|Setelah pesan di baca|

Dua balon pesan sudah di terima dan sudah pula di baca oleh sang Cakra, Cakra pun tertawa geli saat membaca kata perkosa.

Nama pengguna @cakrawkusuma1 telah berhasil membalas pesan si gadis hujan itu.

Cakra Kusuma

??


Meski singkat balasan untuk Agni, tapi itu membuat Cakra tersenyum. Beda dengan Agni, gadis itu sekarang sedang duduk bersila di atas kasurnya. Entah apa yang ia lakukan di ponselnya, sampai-sampai ia sangat sibuk sekaligus fokus.

Beberapa menit setelah balasan tanda tanya, tiba-tiba ponselnya Cakra kembli Tuing Tuing lagi. Bunyi Tuing Tuing bukan satu atau dua lagi, melainkan lebih dari sepuluh.

Agni Putri

Gua mau nanya sama Lo, deh. Lo itu ada masalah hidup apa sih? Sampai-sampai Lo engga balas pesan gua.

Tanda tanya itu apa anjir.

Sok seleb banget sih.

Bikin pusing Lo.

Gua cuma nanya Lo di mana, tapi Lo sombong banget.

Gua nanya karena gua mau minta tolong sama Lo.

Minta tolong gua sedikit berat.

Bisa engga? Kalau engga, engga usah!

Besok temani gua ke suatu tempat.

Kalau mau, balas pesan gua iya atau tidak.

Iya?

Tidak?

|Setelah pesan di baca|

Melihat pesan yang sebanyak itu, Cakra bingung mau jawab yang mana? Terpaksa, Cakra hanya membalas, iya. Itu berarti, ia ingin menemani Agni ke suatu tempat yang ia maksud.

🌧️🌧️

Sepulangnya dari sekolah, Agni langsung membawa Cakra ke suatu tempat. Hari ini Cakra menggunakan mobil ke sekolah, itu karena Lilis tak membuka tokonya hari ini. Sebab, ia tak enak badan. Sebelum keduanya ke tempat tersebut, Cakra lebih dulu jemput Ari di sekolahnya. Itu pesan Lilis menyuruh Cakra untuk menjemput adiknya di sekolah.

Setelah Ari sampai di rumah, Cakra dan Agni langsung berangkat lagi ke tempat yang Agni maksud. Setibanya di sana, Cakra mengerutkan keningnya. Kenapa Agni menyuruhnya singgah di salah satu pekuburan umum. Meski tak tau maksud Agni apa, Cakra hanya ikut-ikut saja mengekor di belakang Agni.

Singgahlah Agni di satu makam yang sudah di penuhi rerumputan, daun daun kering, dan tanah sudah retak karena jarang di jatuhi butiran-butiran turun dari langit. Cakra bertanya-tanya di dalam hatinya, siapa di balik nama Yuliana ini.

Agni duduk di atas tanah dan mulai mencabut rumput sekaligus ia menyingkirkan semua dedaunan kering ke pinggir. Selesai membersihkannya, Agni pun mulai memegang batu nisa yang bertuliskan nama Yuliana.

"Mah, adek datang buat jenguk mamah di sini." Ucap si gadis yang sedang menahan air matanya agar tak jatuh.

"Mah, adek ke kesepian," ucapnya terpotong karena ia menghapus air matanya yang mengalir. "Papah jahat sama adek." Ucap Agni dengan iringan tangisan yang sangat pedih. Ia sudah tak bisa menahannya lagi.

Cakra melihat gadis yang menangis membuatnya teringat kepada Lilis yang dulu sering di sakiti oleh laki-laki kurang ajar. Meski dalam logika Adam adalah ayah kandung Cakra, tapi buat Cakra, Adam hanyalah beban hidup yang sangat amat berat. Tapi tetap, Cakra akan selalu menyelipkan nama bunda dan juga ayahnya di setiap solat nya.

"Agni!" Panggil Cakra.

Agni pun menoleh sesaat lalu kembali lagi menatap makam sang ibundanya.

Agni kembali lagi menceritakan cerita hidupnya kepada orang yang ia sayang. "Mah, Abang jarang pulang ke rumah karena cari uang untuk adek pakai sekolah." Sambung cerita Agni.

Itu sudah menjadi salah satu kebiasaan Agni untuk ke makam ibundanya setiap hari. Bukan karena kangen kepada Yuliana, melainkan Agni ingin menceritakan hari-harinya kepada seseorang. Dan seseorang itu sudah tiada, terpaksa ia hanya bicara sendiri tanpa balasan apapun dari orang tersebut.

"Papah tega banget, mah. Papah sering pukul Abang kalau abang ngelawan,"

"Gimana engga ngelawan, papah sering bawa perempuan lain pulang ke rumah. Katanya ayah ingin menikahi perempuan itu. Tapi, adek sama Abang engga bakalan izinin papah untuk nikah lagi. Mamah adalah satu-satunya buat adek, buat Abang, dan juga buat keluarga." Curahan hati Agni sudah ia selesaikan. Sepertinya hatinya sekarang sudah enakan. Tak seperti tadi, sakit.

🌧️🌧️

HUJAN BERBISIK UNTUKMUWhere stories live. Discover now