10 Malam Pertama

22.3K 1.2K 18
                                    

Barra tersenyum mesum dan berkacak pinggang didepan pintu kamar mandi usai membersihkan tubuhnya. Ia hanya memakai handuk saat ini. Membiarkan tubuh kekarnya terekspos dengan sempurna.

"Kenapa kamu membungkus tubuhmu dengan selimut seperti itu?" Barra menghampiri ranjang, lalu menarik selimut Cherry hingga terlepas dengan mudahnya.

"Dingin!" Cherry kembali menarik selimutnya.

"Mau dipeluk?" Barra tersenyum menggodanya. Ia naik ke atas ranjang lalu menarik Cherry kepelukannya.

"Kenapa kamu tidak pakai baju?" Cherry berusaha memberontak ketika menyadari dirinya bersentuhan langsung dengan kulit telanjang Barra yang hangat itu.

"Makasih ya, udah bersedia bantu aku. Maaf kalau rasanya semua ini nggak adil buat kamu. Tapi aku janji jika misi ini berhasil, aku akan berikan apapun yang kamu minta." Bisik Barra seraya mendekapnya.

Mendengar ucapan sendu Barra Cherry langsung menolehkan tubuhnya menghadap pria tersebut.

"Apa saja?"

"Iya, apa saja."

"Kamu juga akan menepati janjimu kan? Kita harus punya dua anak dulu baru bercerai. Aku tidak mau berpisah tanpa anakku nanti."

"Sesuai perjanjian." Ujar Barra enteng, seolah itu adalah hal yang mudah.

"Tidurlah, kamu pasti lelah. Kita bisa melakukannya besok pagi." Ujar Barra lagi sambil mendekap Cherry lebih erat.

"Memang harus seperti ini?"

"Apa yang salah?"

"Kita kan hanya kontrak."

"Tapi kita menikah sungguhan. Tidur bersama itu hal yang wajar untuk suami-istri. Ayo tidurlah." Barra mengusap puncak kepalanya sambil menutup mata.

Cherry pikir, Barra benar-benar melakukan itu. Mereka menunda malam pertamanya di lain hari. Tapi ketika ia barusaja ikut menutup matanya, sebuah lumatan lembut ia rasakan di bibir.

"Bar... "

"Aku rasa, kita tidak bisa menundanya." Barra kembali memagutnya.

****

*adegan yang terlalu vulgar tidak tayang di wattpad.

Setelah pergulatan panjang mereka malam ini, Cherry langsung terlelap tak sadarkan diri. Mereka berpelukan dengan sangat mesra dengan tubuh yang penuh dengan peluh.

Barra mencium pipinya berkali-kali sambil tersenyum. Mungkin percintaan ini bukan yang pertama untuknya, karena saat kuliah di luar negri beberapa kali ia telah menyewa jalang untuk menyalurkan hasratnya.

Tapi bisa ia pastikan, Cherry adalah wanita pertama yang ia sentuh dengan harapan bahwa dia akan mengandung anaknya. Cherry juga kekasih pertama yang pernah Barra sentuh, meski mereka hanya pura-pura. Bahkan dengan Keysha sekalipun, Barra tidak pernah berbuat lebih selain berciuman.

"Maaf harus melibatkanmu dalam kekacauan ini." Barra kembali menciumnya.

"Tapi aku harap, setelah kita berpisah nanti, kamu menemukan pria yang lebih baik dariku." Barra mendekapnya.

"Aku hanya mencintai Keysha saat ini. Dia telah mengisi hatiku, belum ada wanita lain yang dapat menggantikannya. Maaf jika aku jahat. Tapi kita sudah membuat kesepakatan ini sejak awal." Barra masih mendekapnya erat.

Cherry yang belum sepenuhnya tertidur itu langsung membuka matanya. Ia mengeratkan pelukan Barra, dan merasa sangat patah hati setelah mendengar perkataanya.

Kenapa ia harus jatuh cinta? Tapi Cherry tidak boleh menyerah. Ia akan membuat Barra tidak bisa lepas darinya. Suatu hari, Barra sendiri yang akan memohon agar mereka tidak berpisah.

"Bar.... " Cherry merintih pelan.

"Kamu belum tidur?" Barra tersentak kaget. "Kamu mendengar... "

"Mendengar apa?" Cherry pura-pura tak paham. "Aku haus."

"Sebentar!" Barra mengambilkan segelas air yang terletak disamping ranjang mereka. "Jangan banyak bergerak dulu, milikmu mungkin masih sakit."

"Tapi aku ingin pipis."

"Aku antar kamu kesana."

"Antar?"

"Aku gendong."

"Tidak usah lebay!" Ujar Cherry seraya mencoba bergerak. Namun ternyata apa yang Barra katakan benar.

"Awhh.... " Desis Cherry kesakitan.

"Jangan keras kepala." Barra mengangkat tubuhnya ala bridal style.

Oh God! Bahkan keduanya masih tidak mengenakan sehelai benangpun. Cherry mau pingsan saja rasanya.

*****

My Crazy Paid WifeWhere stories live. Discover now