1) penghuni baru

552 74 6
                                    

Pagi hari yang cerah menemani sesi sarapan keluarga kecil itu, keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri juga dua orang putra yang berselisih umur tiga tahun.

"Oh iya mama mau ngasih tau kalian dari kemarin tapi kelupaan terus," ucap satu-satunya wanita di ruangan itu.

Kedua anak remaja itu mengerutkan keningnya kebingungan, sedangkan si kepala keluarga nampak biasa saja.

"Apa ma?" tanya si paling kecil.

"Kita bakal punya anggota baru di rumah," jawab sang mama ceria.

"HAA?!" ujar kedua remaja itu berbarengan.

"Mama hamil?!"

"Ma please aku udah SMA, aku gamau punya adik lagi."

Sang mama menatap kedua anak yang duduk di depannya dengan tatapan heran dan alis sedikit menukik, ia melirik suaminya sekilas. Nampak sang suami tengah menahan tawanya.

"Kalian berdua kok ngiranya gitu? Mama gak hamil!"

Seketika Jovi dan Saji menghela napasnya lega.

Sembari mengunyah makanannya Saji kembali bertanya, "Jadi maksud mama apa?"

"Anak temen mama dari Solo ada yang dapet beasiswa di SMA abang, nah karena temen mama gapunya kenalan di sini selain mama jadinya anaknya dititipin ke mama, so..."

"Dia bakal tinggal di sini?" tukas Jovi.

"Yup," ucap mamanya dengan tersenyum lebar.

Yes! Ada temen main epep selain abang, batin Saji.

Bagus deh bisa jadi temen nongkrong baru, batin Jovi.

Dalam hati mereka nampaknya bahagia dan menerima kedatangan penghuni baru di rumah mereka sampai sebelum...

"Akhirnya mama gak cewek sendirian di rumah ini ya," gumam sang mama bahagia.

"HAH?! CEWEK?!"

__

Ini masuk minggu kedua libur akhir semester, tandanya minggu depan Jovi dan Saji sudah harus kembali beraktivitas normal bukan bermalas-malasan seperti saat ini.

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan seperempat tapi dua lelaki itu masih teler di atas kasur Jovi. Jika kalian tanya alasannya, mabar hingga jam tiga pagi adalah jawabannya.

"Astaga... Jovi! Saji! Ayo bangun! Udah jam berapa ini Nak?!"

Jovi mendengus sejenak lalu dengan lunglai ia bangun dari tidurnya. Ia melirik ke samping, dilihatnya Saji yang masih dengan nyenyaknya terlelap bak menganggap seruan-seruan dan tepukan-tepukan yang mamanya berikan hanya angin lalu.

"Udah ma biar Jovi bangunin."

"Yaudah, cepetan mandi ya Keyla sampe sebentar lagi," ucap mamanya sebelum menghilang dari balik pintu kamarnya.

Keyla, nama calon penghuni baru rumah ini. Entahlah padahal kemarin dirinya dan Saji sudah menggelar aksi protes pada mama dan papanya tapi nampaknya itu tak berarti apa-apa.

Bukan tanpa alasan Jovi dan Saji menentang keberadaan gadis bernama Keyla itu. Mereka punya beberapa alasan,
satu: persentase kemungkinan sefrekuensi dengan mereka kecil sebab dia seorang wanita,
dua: persentase bisa diajak mabar juga sangat kecil karena dengar-dengar dari sang mama gadis itu pintar dan rajin,
tiga: agak aneh rasanya satu rumah dengan seorang wanita asing apalagi tak ada hubungan darah,
empat: ini lebih ke alasan Jovi sih, dirinya kan sudah memiliki kekasih takut saja jika semisal si Keyla ini kegatelan padanya.

  𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚 𝙗𝙮 𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang