4) jaga jarak

343 62 2
                                    

Note: Guys chapter ini gak aku double check, so sorry for the typos.

Enjoy enjoy!

•••

Gadis itu merapatkan mantelnya begitu mendengar gemrisik suara angin malam yang menghantam pepohonan.

Dipejamkannya kedua manik cantik itu sembari ia menengadahkan kepalanya ke atas, menikmati hembusan angin menerpa wajahnya.

"Ngapain belum tidur?"

Suara seorang lelaki menghentikan kegiatannya. Ia menoleh.

"Kak Jovi?"

Lelaki yang dipanggil Jovi itu berjalan mendekatinya. Kini mereka berdua berdiri berdampingan di balkon kamar masing-masing.

"Ngapain belum tidur?" Jovi mengulang pertanyaannya sambil menerawang menatap langit.

"Emm... gabisa tidur," gumam Keyla ditengah heningnya malam.

"Besok hari pertama, mau telat lo?"

Keyla menghela napas kemudian kembali bergumam, "Enggak."

Setelahnya tak ada yang bicara, tak ada yang bergerak, tak ada yang beranjak, kecuali pikiran mereka berdua.

Jovi menarik napas sebelum akhirnya bersuara kembali, "Takut ya mau masuk SMA?"

Cenayang nih kak Jovi?

Keyla mengangguk pelan, "Hmm.. lumayan."

Jovi tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam yang akhir-akhir ini sering berbintang.

"Wajar kok takut, jalanin aja. Masa SMA gak begitu serem kok tapi, gak begitu manis juga si."

Keyla beralih menatap lelaki itu, ia tertawa kecil mendengar penuturannya.

"Adaptasi emang susah, tapi yang paling penting lo bisa membawa diri dan tetep jadi diri lo sendiri dihadapan siapapun," lanjut Jovi sambil menatap manik gadis itu.

"Bisa membawa diri dimanapun dengan jadi diriku sendiri?" Keyla mengulang kalimat terakhir Jovi bermaksud bertanya, ada jeda beberapa detik sebelum ia kembali bersuara, "... bukannya kalo gitu orang kadang ada yang ngerasa ilfeel ya kak? ... maksudku bisa aja orang itu gak nyaman sama sifat asliku. Banyak orang bilang kita harus menyesuaikan sifat dengan kondisi."

Jovi tersenyum kian lebar dan berjalan kian mendekat ke balkon kamar gadis itu.

"Rasa ilfeel orang sama kita tuh gak penting. Lo mending punya banyak temen tapi lo harus bersikap sesuai kenyamanan mereka, apa punya sedikit temen yang menerima lo apa adanya?"

Keyla terkekeh kecil sebelum menjawab, "Opsi kedua si kak."

Jovi ikut terkekeh, ada niat dalam dirinya untuk mengacak ringan surai gadis itu tapi ia urung entah apa alasannya. Jadi yang dilakukannya sekarang hanya menatap gadis yang sedang merapatkan mantelnya setelah tubuhnya sedikit bergetar kecil.

"Masuk gih, anginnya makin kenceng, entar masuk angin gak ikut MOS lo."

Dengan senyum lebar Keyla mengangguk lalu berlari kecil menuju pintu kamarnya.

"Good night Kak Jovi!" ujarnya dengan riang tak lupa juga senyum lebarnya.

"Good night.."

Lampu kamar gadis itu sudah padam tapi Jovi tak bosan-bosannya memandang menerawang ke arah sana.

"Ati-ati kerasukan kunti!"

  𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚 𝙗𝙮 𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang