6) cuma adik

232 37 3
                                    

Tiga bulan sudah Keyla menginjakkan kaki di kota ini. Tidak banyak yang terjadi selama tiga bulan belakangan ini, kegiatannya sehari-hari tetap konstan dan rutin. Di pagi hari ia akan sekolah, pulang sekolah ia akan mampir ke restoran Tante Nata untuk membantu di sana, lalu setelah itu pulang. Hidupnya hanya seputar itu, rumah - sekolah - restoran, tidak ada yang spesial.

"Nanti pulang langsung ke resto Key?" tanya Selena sembari mengeluarkan buku Fisika dari dalam tasnya.

Keyla yang sejak tadi sibuk menghitung rentetan angka yang menyatakan massa benda dan percepatan menoleh, "Em... iya mungkin, kenapa?" tanyanya balik.

"Temenin gue bentar yuk," balasnya sembari memanyunkan sedikit bibirnya dan mengedipkan matanya beberapa kali.

Keyla ikut memasang wajah imut dengan memiringkan kepalanya dan memanyunkan bibirnya, "Aku mau diajak ke mana si?"

Selena tersenyum lebar sekali sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Keyla, "Ke gramed yuk, entar dari sana langsung gue anter ke resto tante lo," ujarnya sambil menyenggol lengan kanan sahabatnya itu.

Keyla nampak menimang-nimang. Boleh juga tawaran gadis di sampingnya ini. Lagipula dua hari belakangan ini dia tidak membawa sepeda ke sekolah, sebab roda sepedanya sedang kempis dan dia malas memperbaikinya. Hingga berakhirlah dia menaiki bus jika ingin bepergian.

"Boleh deh."


Dan disinilah mereka berdua berada, gramedia bagian di mana alat-alat tulis berkumpul.

"Gilaa ini kiyutt banget Key, gabisa gabisa gue harus ambil," ucap Selena heboh seraya memasukkan beberapa sticky note ke keranjang belanjanya.

Keyla sejak tadi hanya menggelengkan kepala sembari mengikuti ke mana Selena melangkah. Selena ini memang maniak stationery. Keyla mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, matanya menyipit begitu mendapat eksistensi seorang yang dikenalnya.

Lelaki tinggi dengan bahu tegap, di sampingnya berdiri seorang gadis dengan tubuh ramping dan surai panjangnya, mereka mengenakan seragam yang sama dengannya bedanya si lelaki menambahkan jaket sebagai luaran. Itu Jovian dan kekasihnya. Begitu mendapatkan jawaban Keyla tidak langsung mengalihkan perhatiannya, ia justru terus menatap ke arah mereka. Nampak di sana Jovian tengah merangkul sang kekasih, mereka berbincang diikuti dengan tawa kecil.

"... liatin apa si Key, diajak ngomong daritadi gak-" Selena menghentikan ucapannya begitu mengikuti arah pandang Keyla dan mendapatkan eksistensi kedua kakak kelasnya yang populer.

"OMG! Ketemu couple goals!"

Keyla baru mengalihkan pandangannya ketika mendengar seruan kecil Selena. Dia menatap sahabatnya itu dengan tatapan heran namun tak lama senyum kecil terukir di wajahnya. Informasi lain tentang Selena, dia adalah penumpang kapal Jovian-Jasmin.

"Ih anjir gemes banget, dielus-elus kepalanya!" seru Selena lagi seraya memukul kecil lengan Keyla.

Keyla hanya menghela napas dan menggeleng kecil sebelum membalikkan badannya hendak meninggalkan Selena yang masih asyik menonton sepasang kekasih itu.

"Referensi buat dating gue sama Kak Haikal besok," ujar Selena dengan tatapan menerawang ke atas. 

Keyla kembali menghadap ke arah Selena, dia merangkul pundak sahabatnya yang masih sibuk dengan angan-angannya itu. "Udah ya, anterin gue ke resto sekarang."

•••

"Makasih kak!" seru Saji riang begitu 'les gratis' dengan Keyla malam itu selesai.

"Sama-sama," balasnya sembari membantu Saji merapikan kumpulan kertas berisi soal-soal.

"Gak belajar kak?" tanya Saji heran. Biasanya gadis itu selalu belajar ketika atau setelah mengajari dirinya. Tapi kini satu buku pun tidak ada digenggaman gadis itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

  𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚 𝙗𝙮 𝙡𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚Where stories live. Discover now