do you know how cute you are?

1K 117 6
                                    

Vegas pov

Aku turun dan melihat pete sedang memberi venice makan siang di meja makan. Sepertinya itu bubur.

Aku menarik kursi dan duduk di samping pete.

"Macau selalu dapat kelas pagi ya?" Tanya ku sambil mengambil mangkuk yang berisi Khao tom. (Bubur khas thailand)

-Yang biasa dimakan venice bubur khusus bayi-

"Kelas yang dia ambil hanya ada pagi. Lalu kelas lain nya di siang hari. Jadi, dia akan pulang nanti sore kadang malam. Yeeeyy! Pintar nya anak ku bisa makan sampai habiss!."

Vanice ikut senang ketika pete perayakan habisnya makanan venice. Mereka aneh.

Aku menghabiskan makanan ku. Dan terus menatap pete.

"Kenapa?"

Pete yang sedang membersihkan venice terlihat bingung dengan aku yang terus menatap nya dari samping.

"Kamu tidak ingin memberi ku pujian? Makan ku juga abis." Kataku sambil menunjuk mangkuk yang sudah bersih tidak tersisa.

"Hahaha pintar nya suami ku."

Pete menepuk lembut kepalaku. Aku tersenyum dengan lebar.

"Jika ingin tambah pintar, bisa bantu aku meletakkan bekasnya ke tempat cuci piring?" Pinta pete yang langsung aku kerjakan.

Setelah makan aku menggosok gigi ku lagi. Aku sudah mandi tadi.

Lalu aku mengganti baju karna aku harus menemui porsche siang ini.

Porsche bilang secara mendadak Jika dia menemukan sesuatu yang sangat penting.

"Pete aku pergi ya. Jika kamu ingin di temani, telpon saja aku." Pamit ku sambil mencium punuk kepala pete.

"Hati hati papa!" Pete menggerakkan tangan venice dan berbicara seakan venice yang berbicara.

Lucu sekali. Bukan venice. Tapi pete.

.
.
.

Aku memarkirkan mobil ku di halaman gedung kosong. Aku juga melihat motor porsche disana.

Gedung ini adalah milik salah satu rekan kerja ku dulu. Biasanya kami menyiksa orang disini. Tapi rekan kerja ku sudah mati karna tertembak saat menjalankan misi.

Dia mati dengan sangat konyol.

Alhasil, gedung ini hanya aku yang tau. Dan porsche. Oh aku lupa, juga nop.

Aku masuk kedalam dan langsung di sambut dengan pukulan ke perut ku dari porsche.

"Balasan ku karna meninggalkan aku sendirian kemarin."

Aku hanya diam sambil merasakan sakit dari pukulan nya.

"Kemarilah dan lihat apa yang kutemukan." Porsche menunjukkan map coklat. Dia membukanya di meja dan membiarkan aku melihatnya.

Aku menghampirinya dan terkejut saat membacanya.

"Jadi ibumu adalah anak sepasang mafia yang bekerja sama dengan keluarga theerapanyakul. Orang tua ibu mu mati. Sepertinya kerja sama nya itu sangat baik sampai membuat ibumu diangkat menjadi anak dari keluarga theerapanyakul."

Aku memastikan apa yang kubaca benar.

Porsche hanya mengangguk. Membenarkan.

"Tunggu, disini tertulis keluarga ibu mu lebih terpandang dari keluarga theerapanyakul. Apa nama keluarga ibu mu?" Tanya ku penasaran.

Keluarga mana yang pangkat nya lebih tinggi dari theerapanyakul di Thailand?

"Itu masalahnya. Kertas bodoh ini sudah rapuh. Aku tidak sengaja merobek nya ketika buru buru memasukan nya ke dalam map." Porsche berbicara dengan wajah yang serius.

"Bukan kertas nya yang bodoh. Tapi kamu." Kataku singkat sambil terus melihat kertas itu.

Porsche memukul kepala ku. Tapi kuhiraukan karna aku melihat di pojok kanan atas simbol yang sebelumnya pernah kulihat.

Tapi aku tidak ingat dimana dan itu apa.

Aku berfikir. Dan.. ingat.

"Porsche. Di pojok kanan atas ada simbol E&W. Kamu lihat tidak?" Aku berbicara sambil terus melihat kertas itu.

"Iya. Aku lihat."

"Bodoh. E&W itu Edward Wall."

"Apa itu Edward Wall?" Porsche terlihat makin bingung.

Aku menarik nafas berat sebagai tanda sudah sangat lelah dengan kebodohan porsche.

"Edward Wall salah satu mafia besar dari Inggris yang memiliki kekuasaan setengah dari thailand pada waktu itu. Sepertinya dia pernah bekerja sama dengan keluarga theerapanyakul." Aku menjelaskan kepada porsche.

"Jadi kita harus mencari Edward Wall sekarang? Dimana kita dapat menemukan orang itu. Aku sangat pusing." Porsche berputar putar. Sepertinya berpikir.

"Dia di Inggris. Kamu harus ke Inggris dan bertanya langsung padanya. Tapi porsche, dimana kamu menemukan map ini?"

"Aku menemukannya di lemari kamar ibu ku. Kamu yakin dia di Inggris?" Porsche menghampiri ku.

"Yakin. Yang kutau dia selalu di Inggris. Hanya mengirim beberapa kepercayaan nya kesini."

Ketika aku sedang menjelaskan kepada porsche, pete menelepon ku.

"Sebentar, aku mengangkat telepon pete dulu."

Aku berbicara sambil berjalan pergi namun porsche menahan ku.

"Loudspeker"

Aku bingung namun tetap mengiyakan.

"Halo pete?"

Pete: "vegas. Boleh aku keluar malam ini?"

"Apa? Kemana? Dengan siapa? Untuk apa?"

Pete: "Kata pengawal mu ada festival dipusat kota. Aku ingin kesana untuk membeli harum manis. Nop melarangku pergi jika tidak ijin kepadamu! Marahi dia nanti!"

"Festival apa? Sekarang masih siang pete. Kamu meminta ijin ku dari sekarang?"

Porsche terus menatapku sepertinya dia takut aku mengatakan sesuatu tentang dia.

Pete: "iya, agar aku langsung pergi. Boleh kan? Aku tutup ya. Samp.."

"Tunggu! Berikan telpon nya pada nop"

Nop: "ya khun vegas?"

"Festival dimana nop?"

Nop: "pusat kota, khun vegas. Aku ingin pergi bersamanya namun ditolak."

Pete: "dia menyembunyikan kunci mobil dan kunci rumah, vegas! Jika kamu pulang marahi dia!"

"Nop jangan biarkan dia pergi."

Pete: "eh? Kenapa?.."

"Tunggu aku pulang, kita akan pergi bersama."

Pete: "Benarkah? Janji? Aku akan menunggu mu!"

"Iya."

Pete: "baik. Aku cinta kamu vegas!"

Walaupun pete sudah menutup telpon nya. Sepertinya senyum ku belum tertutup. Haha

"Porsche, aku pulang sekarang. Kamu harus ke Inggris! Sampai jumpa."

Aku langsung pergi begitu saja meninggalkan porsche.

Pergi ke festival bersama pete, itu belum pernah kan? Aku sangat bersemangat.

Aku mengemudi dengan kecepatan penuh. Untungnya jalanan lancar karna ini siang hari.

Tidak banyak orang yang keluar di siang hari bolong kan.

It's over.Where stories live. Discover now