27. Rencana.

511 81 2
                                    

*[Name] POV

Kok gelap??...

Oh iya masi nutup mata...

Aku membuka mataku secara dramatis.g

-------------------
Author Una : Yang bener ancrit-
-------------------

Aku membuka mataku, dan lagi lagi yang aku lihat hanya kegelapan. Namun aku dapat merasakan bahwa aku berdiri.

Melihat ke bawah,aku dapat melihat pantulan diriku. Ternyata aku berdiri di atas genangan air (?) atau bahkan sungai?? Entahlah... Tapi yang pasti aku sedang cosplay jadi Naruto. Berdiri di atas air.

Dan... Bajuku kembali berubah. Aku masi mengenali baju ini. Ini adalah baju night gown milikku yang berwarna peach. Aku jarang menggunakannya karna aku lebih nyaman tidur menggunakan celana.

Melihat ke sekitarku, dan ternyata di sini benar benar hampa! Semuanya berwarna hitam. Terkecuali bayangan airku, selain itu aku benar benar tidak bisa melihat apapun.

"Halo?? Apa ada orang??" Ucapku dengan suara yang sedikit besar.

Namun yang ku dengar hanya gema dari suaraku sendiri. Bagaimana ini? Yang terakhir aku ingat adalah saat aku merasa tidak nyaman di mobil.

"Kalau gak ada orang, ada setan ga disini? Apapun?? Setidaknya jangan biarkan aku sendiri..." Lanjut ucapku, namun memelankan bagian terakhirnya.

Lagi dan lagi yang aku dengar hanya gemaan dari suaraku. Bagaimana kalau aku telusuri saja tempat ini??

*Third Person POV

[Name] memutuskan untuk menelusuri tempatnya. Namun baru saja satu langkah ia berpindah dari tempat berdirinya, tiba tiba muncul suara yang ia kenal.

"[Name]?" Seseorang memanggilnya.

[Name] mencari sumber suara tersebut. Kiri, kanan dan depan ia cari. Saat ia membalikkan badannya ke arah belakang, disana ia melihat seseorang berdiri dengan tegak.

Mata [Name] membesar saat ia melihat siapa yang memanggilnya tadi.

"Dewi!?" Teriaknya terkejut.

Bagaimana tidak? Terakhir kali [Name] melihat sang Dewi, ia terluka sangat parah! Bahkan di rantai dan pakaian yang tidak layak. Namun sekarang?! Sang Dewi berdiri tegak di depannya. Sehat dan bugar, bahkan tak memiliki bekas luka sama sekali.

Sang Dewi hanya tersenyum tulus dan mengulurkan tangannya.

"Ayo kemari [Name]. Ada yang perlu aku bicarakan." ucap sang Dewi dengan suara yang sangat lembut.

[Name] hanya menatap Dewi dengan ragu. Ia sangat ingin menanyai keadaan sang Dewi, apalagi setelah waktu itu ia melihat sang Dewi yang babak belur! Namun, sesuatu di dalam dirinya menahannya. Seakan melarang [Name] untuk mendekat.

[Name] menutup matanya sebentar. Lalu membuka matanya dan melihat sang Dewi masi dalam posisi yang sama.

[Name] mencoba mengabaikan perasaan yang berada di dalam dirinya dan berjalan mendekat ke arah sang Dewi.

Baru saja ingin mendekat, sudah ada suara lain yang memanggilnya. Sumber suaranya dari belakangnya, dan [Name] pun seketika membeku di tempat saat mendengar suara yang memanggilnya lagi.

"[Name]!"

[Name] membalikkan badannya, mengabaikan Sang Dewi yang berada di depannya. Betapa terkejutnya [Name] saat melihat Sang Dewi dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

'Lho!? Bukannya tadi--'

[Name] membalikkan badannya untuk memastikannya lagi. Benar. Kini di hadapannya terdapat dua Sang Dewi.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾWhere stories live. Discover now