Prolog

130 16 8
                                    

happy reading!

--

"Mengapa hatiku sesakit ini? Melihat dia bersama orang lain? Bukankah dia sudah bahagia dengan orang lain? Mengapa aku harus merasa sakit hati? Memang benar Kak Satria adalah sosok yang selalu menjadi inspirasiku hingga aku bisa seperti saat ini dan dia adalah pria yang sempurna tapi kenapa aku harus merasa sesakit ini melihatnya dengan wanita lain?Padahal mau sampai kapan pun aku berjuang aku dan Kak Satria tidak akan pernah bisa bersama. Dan saat ini... aku sudah punya Ibas mengapa aku harus sedih? Dia suamiku. Walau aku membencinya... iya dia itu menyebalkan, laki-laki yang sangat tidak peka dan kaku tapi tidak bisa aku lepaskan bahwa takdirku mengatakan aku adalah miliknya. Ibas, walau aku belum bisa mencintamu, seperti kutipan kesukaanku dalam novel Hujan di Bulan Juni. aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu, Baskara Ariasatya Tedjakusuma" - Arsyakara Swastika Pramudyanto

"Aku mencintainya, bahkan lebih besar daripada cintaku terhadap diriku. Dia sumber semangatku. Mengapa takdir mendekatkanku dengan Kara namun tidak bisa membuat kami bersatu? Kenapa tuhan kami berbeda? Dia pergi ke masjid sedangkan aku pergi ke gerja? Ayolah Satria, sadarlah kamu sudah menjadi milik orang lain ikhlaskan dia bersama orang lain. Sekeras apapun kamu berusaha kamu dan Kara tidak akan bisa bersatu." – Alexander Satria Wiradharma

"Sejak aku melihatnya pertama kali, aku mulai merasakan  'sepertinya aku mencintainya' walau dia menyebalkan dan bersikap tidak sukadenganku bahkan menganggap aku seperti musuh abadinya. Bahkan, kami di cap sebagai musuh abdi yang takan bisa damai. Tapi aku mencintainya, dia adalah orang yang selalu terselip namanya di doa-doaku setiap sepertiga malamku. Dan... setelah bertahun-tahun aku berdoa menyebut namanya disetiap sujudku berharap bisa bersamanya akhirnya takdir membawaku untuk memilikinya. Iya memiliki dirinya namun tidak hatinya karena dihatinya hanya ada Satria... Satria dan Satria. Sakit rasanya mengetahui kenyataan ini namun aku yakin Gusti Allah tidak akan pernah tidur untuk melihat usaha dan ikhtiar umatnya. Kara, seperti kutipan favoritemu dari novel kesukaanmu,  "Karena aku mencintaimu aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu" walau aku tidak memiliki hatimu... tetapi aku akan seperti sosok  Sarwono yang selalu mencintai Pingkan...  maka itu, Karena aku mencintaimu aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu" Arsyakara Swastika Pramudyanto." - Baskara Ariastaya Tedjakusuma

TBC

Dont forget to vote dan komen orang baik!

-kisseu-

nad

VoicelessWhere stories live. Discover now