Part 5

49 4 0
                                    

Hello!

aku update lebih cepat, karena takut kalian nungguin jadi aku update aja

happy reading!

NP: Lee Hi- Breath

--

Ketika seseorang menghela nafas

Bagaimana pun aku bisa mengerti

Menarik napas dalam-dalam seperti napasmu

Walaupun aku tidak akan mampu memahami kedalamannya, tidak apa

Aku akan merangkulmu

--

Desember 2016

Satria

Sebelum Tim Code Blue tiba aku pun berusaha keras memberikan pertolongan kepada Om Djatmiko dengan di bantu seorang keluarga pasien yang mengaku sebagai seorang dokter serta beberapa perawat di ruang rawat inap ini dan... Baskara. Pria yang selalu bagaikan kucing dan anjing dengan Kara dan selalu bertengkar setiap mereka bertemu.

Tunggu kenapa ada Baskara disini? Tumben sekali dia ada disini? Bukannya dia di Bandung?

"Nak, Ibas." Panggal Om Djatmiko.

Nak Ibas? Apa Om Djatmiko kenal dengan Baskara? Kok mereka bisa saling mengenal? Bahkan aku tidak pernah melihat Baskara dekat dengan Kara selama sekolah? Bahkan mereka saja sering disebut kucing dan anjing karena tidak pernah ada kata damai.

Baskara yang semua menjauh kini terduduk disamping Om Djatmiko "Iya, Dok."

"T-t-t-tolong, titip Ara." Ujar Om Djatmiko terbatah-batah. "Om nggak kuat lagi, Bas."

"Om, jangan ngomong gitu." Ujar wanita berambut cokelat yang ikut membantuku menolong Om Djatmiko. "Om Pasti bisa sembuh."

"S-s-sakit." Keluhnya lagi.

"Om jangan banyak bicara!" perintahku. "Om tenang ya."

"Nak Ibas," panggilnya lagi

"I-iya Om?"

"Tolo-tolong, Jaga Ara. Cintai dia, bahagiakan Ara. Saya titip Ara ya." Suara om Djatmiko semakin samar.

Baskara pun mengangguk menandakan ia setuju nampaknya, tidak lama kemudian kesadarannnya turun dan Tim Code Blue tiba. Sembari membantu Tim Code Blue membawa Om Djatmiko ke IGD rumah sakit aku bergegas memberikan kabar kepada Saka melalui sambungan telepon namun tidak diangkat olehnya hingga pada kesempatan ketiga panggilaku mendapatkan respon darinya. Mendengar kabar Om Djatmiko mendadak pingsan dan mengeluhakn dadanya sakit, Saka bergegas memberi tahukan Bunda dan Istrinya serta menjemput Kara dari rumah sakit tempat ia melaksanakan intership.

Ketika tiba di IGD, Dokter Spesialis Jantung pun langsung memerintahkan bahwa Om Djatmiko harus melaksanakan operasi CITO demi keselamatnnya. Pikiranku saat ini benar-benar tidak karuan, aku tidak membayangkan jika ini terjadi dengan Papi.

hampir dua jam aku menunggu operasi yang di jalani Om Djatmiko bersama Tante Kartika (Bunda dari Saka, Kara dan Aurora) dan Amanda yang tak lain adalah Istri dari Saka sembari menunggu kehadiran Saka dan Kara.

"Ara sama Rora kemana si si?" tanya Tante Kartika. "Kok belum datang juga?"

"Ara lagi otw kesini, Bun. Aurora tadi aku juga kabarin," ujar Amanda. "Sepertinya semuanya lagi kesini."

VoicelessWhere stories live. Discover now