"Aku mohon untuk pindah, Ka Jen. Kakiku sudah terasa keram, ayo lah" pinta Lisa sambil memegang kedua bahu Jennie.
"Tidak ada Ka Jen disini, yang ada hanya Jennie juga Lisa" kesal Jennie, yang tak suka di panggil dengan embel-embel 'Ka' oleh Lisa.
"Kamu kakak tingkatku di kampus, jadi aku harus sopan padamu. Tidak mungkin aku memanggil nam—"
"Sopan? Apa memanggil kakak tingkat dengan sebutan 'sayang' bisa di bilang sopan?"
Lisa menghela nafasnya, lalu ia menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa. Menghadapi Jennie yang tengah kesal dan merajuk seperti ini, sangatlah membuat Lisa pusing setengah mati.
"Aku ingin pulang" ujar Lisa memecah keheningan.
"Tidak boleh!"
"Aku baru ingat, jika aku memiliki tugas untuk besok"
"Liar!"
"Benar, bahkan notif grup chatku sedari tadi berbunyi. Mereka pasti mencariku"
"Biarkan saja"
"Aku ketuanya, jadi mana mungkin aku menelantarkan anggotaku begitu saja"
Jennie menghela nafasnya sejenak, sebelum akhirnya ia beranjak dari pangkuan Lisa. Dan memilih untuk duduk tepat di samping Lisa, sesekali ia melirik kearah gadis bermata hazel yang tengah fokus dengan ponsel digenggamannya.
Sampai akhirnya, Jennie menjatuhkan kepalanya di bahu sebelah kanan Lisa. Sambil ikut membaca chat grup Lisa, yang tengah membahas tugas.
"Siapa Gwen? Kenapa dia hanya membalas chatmu saja? Kenapa dia mendiamkan chat yang lainnya? Apa dia menyukaimu?" cecar Jennie tak suka.
"Mungkin saja, aku juga tidak tau" jawab Lisa tanpa memperdulikan, raut wajah Jennie yang sudah berubah 360°.
"Ya sudah sana pulang, sekalian saja tidak usah kemari" kesal Jennie sambil beranjak dari duduknya, menaiki anak tangga menuju kamar utama.
Lisa menggelengkan kepalanya, menurutnya Jennie sangat menggemaskan. Bahkan seulas senyumnya terlihat, ketika Jennie menoleh kearahnya. Walau hanya sebentar, tapi itu cukup membuatnya gemas.
"Okay, aku pulang. Jangan mencariku atau meneleponku untuk kembali ke sini. Karena ini semua kemuanmu kan? Jadi, selamat tinggal Ka J—"
"Stop! Kamu berisik!" teriak Jennie dari lantai atas.
Kening Lisa mengerut ketika melihat kedua mata kucing Jennie, yang sudah berkaca-kaca. Ia pun segera beranjak dari duduknya dan berlari menaiki anak tangga, menyusul Jennie.
"Sana pulang" lirih Jennie, dengan tubuhnya yang membelakangi Lisa.
"Aku bisa meminta Conrad untuk menemaku, disini. Kamu memiliki tugas kuliah kan? Lebih baik kamu pulang dan kerjakan bersama Gwen, aku paham" ujar Jennie.
"Tidak ingin aku temani?" tanya Lisa, sambil memeluk tubuh Jennie dari belakang.
Tangannya ia lingkarkan, tepat di kedua pinggang Jennie. Sedangkan dagunya ia jatuhkan sengaja, di bahu kanan Jennie.
"Ingin Conrad saja yang menemanimu? Kalau itu memang kemauan darimu, maka aku akan pulang mengerjakan tugas hanya berdua dengan Gwe—"
HUG
Tanpa mau mendengar lebih jauh perkataan Lisa, Jennie pun segera membalik badannya dan memeluk erat, gadis jangkung bermata hazel tersebut.
"Jangan menangis, aku disini. Tidak akan pergi darimu" bisik Lisa ketika ia mendengar isak tangis Jennie, yang begitu menyesakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Be Yours (END)
RomanceCerita terakhir dari Chici juga Awan, semoga kalian suka yaaa