34. Fakta terbaru

8.7K 849 30
                                    

◀jangan lupa pencet bintangnya▶

---

Siang ini bisa dibilang adalah waktu paling berharga bagi Rania. Bisa berkumpul lengkap seperti ini adalah suatu kebahagiaan baginya.

Ayah dan Bunda yang duduk di sofa. Mas Bagus dan Mbak Ica yang duduk di masing-masing sofa single, dan Rania, Maya, Raka yang duduk bersila di karpet.

Mereka dengan asyiknya menonton film bertema Militer, tentunya Rekomendasi dari sang Ayah.

Jelita Sejuba.

Film yang disutradarai oleh Ray Nayoan itu mengisahkan tentang suka duka menjadi istri Anggota Tentara. Dibintangi oleh Putri Marino dan Wafda, film tersebut dapat membuat penonton terbawa perasaan oleh chemistry keduanya.

Berdurasi 1 jam 45 menit, film tersebut dibungkus sangat apik. Menurut Ayah film ini cocok ditonton oleh pasangan Abdi Negara contohnya seperti Rania ini. Karena didalam film tersebut juga dimunculkan adegan dimana susahnya melewati banyak ujian pra nikah salah satunya saat Pengajuan.

"Ini Jaka yang versi nyata ada gak sih? sweet bangett," ucap Maya.

"Ada nih, Ayah." jawaban Bunda membuat semuanya bersorak menggoda. Sedangkan Ayah kini pipinya sudah seperti Blush On milik Rania yang kemarin baru ia beli di Sephora.

"Ayah pipinya udah mirip warna blush on punya aku yang kemarin baru beli deh."

Ayah yang semakin digoda pun hanya tersenyum, padahal jauh didalam hatinya ia sangat tersipu.

"Nanti penerus Jaka Bagus nih,"

"Trus yang jadi Ipeh nya Mbak Ica." celetukan Raka membuat Mbak Ica tak terima. Bisa-bisa nya dirinya digoda didepan kedua Komandannya seperti ini. Apalagi yang menggodanya adalah anak dari Komandannya sendiri.

"Mbak nanti kalau emang jodohnya sama Gilang ya harus mulai belajar sabar sama seperti Ipeh di film itu. Jadi istri Prajurit itu gak mudah Mbak, banyak cobaannya. Prioritas utama mereka ya Negara, baru yang kedua istri. Apapun masalah yang menghadang hubungan kalian nanti obrolin dulu dengan kepala dingin. Jangan gegabah mengambil keputusan. Ini berlaku buat kalian semua juga ya, bukan buat Rania aja."

Nasihat dari Ayah diangguki oleh semuanya. Entah dikemudian hari para perempuan ini akan menikah dengan prajurit atau tidak, yang penting menyelesaikan masalah dengan kepala dingin itu hal yang wajib dan harus diusahakan.

"Bapak Ibu, semuanya. Izin angkat telfon." ucap Mas Bagus yang langsung dipersilahkan.

Bagus memilih untuk keluar, di teras. Ia menerima telfon dari salah satu prajurit di Batalyon.

"Izin, petunjuk Bang."

"Iya Bang ini saya lagi dirumah Bapak."

"Hah? Tapi prajurit aman Bang?"

"Alhamdulillah"

"Siap Bang!"

"Siap saya sampaikan kepada Bapak Bang, terimakasih."

"Selamat siang."

Setelah selesai, Bagus kembali lagi ke dalam dan bergabung disana. Namun ia lebih dulu untuk memberikan informasi penting ini kepada Komandannya, yaitu Ayah.

Ayah pun memberi arahan agar mereka lebih baik berbicara di ruang kerja Ayah di lantai 2. Bukan apa, ia tak mau mencampuri urusan pekerjaan disaat semua keluarganya tengah asyik berkumpul seperti ini.

Dan tinggal lah kini hanya Bunda, Rania, Maya, Mbak Ica, dan Raka.

"Aduh gabisa gue gabisa, bawaannya pengen narik anggotanya Ayah ke KUA aja deh gini ini." celetuk Maya.

SENANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang