◀jangan lupa pencet bintangnya▶
---
Sesuai kesepakatan beberapa hari yang lalu. Keempat orang ini sudah duduk manis di salah satu yang berada di lantai 2 Cafe Rania.
Mereka masih asik santai mengobrol seraya menunggu sang tuan rumah datang. Tasya masih absen hadir hari ini karena masih ada acara Pernikahan sepupunya di Semarang.
Sedangkan Rania dari kabar terakhirnya dia masih dirumah. Sore tadi ia pulang untuk mandi dan bersih-bersih, lalu akan kembali pada malam hari saat sahabat - sahabatnya ini sudah datang.
"Guys kayaknya malam ini kita jangan bahas Renata dulu didepan Rania deh. Gue takut dia badmood,"
Semuanya mengangguk setuju dengan saran Disha.
"Btw kemarin Rania post foto cowoknya kan, maybe itu foto yang ngirim Renata deh kalau dilihat dari caption Rania kemarin,"
Mereka sempat curiga dengan postingan status WhatsApp milik Rania yang sempat menunjukkan potret kebersamaan Gilang dengan anak kecil Papua, pasalnya caption yang tertera yaitu 'Berharap mata-mataku disana gak curang deh ya, ngeri direbut'.
Mereka pun langsung beranggapan bahwa yang mengirim foto tersebut adalah Renata.
Karena memang jarang sekali mereka melihat sosok Rania menjadi sangat sarkastik dalam bertindak jika tidak ada lawan yang memancingnya.
Sumbu disulut api.
Tak lama dari itu sang tuan rumah pun datang. Kulot hitam yang menunjukkan kaki jenjangnya sangat kontras dipadukan dengan wrap top berwarna ocean blue.
Ia sempat mampir ke bagian kasir dan berbicara sebentar dengan karyawannya, setelahnya baru bergabung dengan keempat temannya itu.
"Hai, sorry ya lama. Kalian udah pada pesen?," tanya Rania.
"Udah kok Ran, santai aja," balas Disha.
"Ini di traktir kan ya? ntar gantinya gue promosiin di akun instagram gue," celetukan Aldo membuat Almira geram dan melemparkan gulungan tissu yang ia genggam sedari tadi.
"Lagak lo kayak artis aja," timpal Firman.
"Bapak ini makin subur aja ya gue liat, makin berseri-seri," ucap Rania yang ditujukan kepada Firman.
Sementara pria itu hanya tersenyum, "Berarti bini gue sukses ya ngerawat gue nya," jawabnya seraya terkekeh pelan.
"Dirawat iya, menang tender juga iya." tukas Aldo membuat semuanya tergelak.
"Bukann maennn, fix ya guys hari ini ditraktir sama Bapak Firman yang terhormat." ucap Disha.
Firman hanya bisa tertawa pelan merespon ucapan sahabat-sahabatnya ini. Mungkin memang saatnya ia harus merogoh kocek hari ini untuk mentraktir sahabat-sahabatnya. Mengingat pertemuannya dengan sang sahabat sangatlah tipis.
"Ini cabang yang dimalang ada di daerah mana Ran?," Tanya Aldo karena memang kemarin ia tidak bida hadir dalam Grand Opening nya. Yang hadir hanya Tasya dan Disha saja, sementara yang lain absen untuk hadir.
"Di daerah suhat sih, cari tempat strategis disana susah banget," keluh Rania.
"Iyalah makin banyak brand punya artis yang buka outlet dimana-mana sekarang," sahut Almira.
Persaingan usaha sangatlah wajar di kalangan para wirausaha. Semakin besar usaha mereka maka akan semakin banyak pula cabang-cabang baru yang merajalela dibeberapa tempat. Hal itu pula kadang yang membuat para usahawan kecil berpikir dua kali jika ingin membuka outlet untuk usaha mereka ditengah maraknya brand terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA
Teen FictionRania Ganeeta Harsa, gadis muda yang kini tengah merintis karirnya dengan membuka bisnis sebuah Cafe n Bakery. Banting stir dari jurusan yang ia pilih, ia membuka bisnis ini hanya untuk menunjukkan kepada keluarga besarnya bahwa ia bisa tanpa harus...