Tiga puluh tujuh

500 43 1
                                    

Hati hati typo ❗

"win~" tatapan seduh itu sangat terlihat di wajah bright, sudah 2 minggu tapi win masih setia menutup matanya

Luke melihat itu hanya bisa menatap dari pintu, sebagai kakak ia juga berharap adik yang paling ia sayang, tidak pergi

bukan hanya Luke tentu keluarga Vachirawit, berharap win tidak pergi

lama melamun, Luke di kejutkan oleh gun

"bright jarang makan, dia terlalu banyak berfikir yang tidak tidak" ucap gun

Luke tersenyum " wajar saja, karna bright benar benar mencintai win" ucap Luke

keduanya pun pergi, sementara bright tetap setia duduk di samping win, menggenggam erat tangan sang kekasih. sedikit demi sedikit air mata kembali mengalir

"sadar lah, aku sudah menunggu mu" ucap bright dengan nada pelan, menahan sesak di dada. ia merindukan senyuman win, tawa, serta tatapan hangat dari win

sedangkan si kembar, dari mulai hari win pingsan belum di temui bright. entah karna lupa apa masih ingin menunggu sang kekasih

......

(gimana bikin bayi nangis dalam bentuk teks😌)

"uweekk uweekk" si kembar menangis

gun langsung menghampiri si kembar "cup cup cup sabar ya, Daddy lagi sibuk" ucap gun menenangkan si kembar

mengambil susu, tapi di tolak oleh si kembar, gun tau 2 bayi ini ingin di peluk Daddy dan papanya

"kalian sabar yaa, papa kalian dalam proses pemulihan" ucap gun berharap si kembar lekas diam

"uuuweeekk uuweeekkk" tangis si kembar

gun tetap berusaha mendiamkan si kembar, hingga datang lah namtan dan Laras

"uuuuu sayang" ucap namtan

"sssstttt si cantik ma si ganteng kok nangis" ujar Laras, memainkan mainan anak anak

3 jam mereka berusaha keras, akhirnya si kembar diam. ketika Laras menempel kan uang di kening si kembar

aneh tapi nyata

"bisa gitu ya?" ucap gun

"mungkin uang ini bau Daddy" jelas Laras

namtan mengangguk " mereka hanya perlu bau bright, agar mereka tau bright ada di sini" jelas namtan

gun dan Laras mengangguk paham, akhirnya mereka bisa beristirahat dengan tenang

"Sampai kapan seperti ini" keluh Laras

gun mengelus pundak laras "Daddy perlu waktu" ucap gun

.......

di rumah besar itu, tidak ada kehangatan. sepi

semua sibuk, kebahagiaan yang biasa di rasakan kini menjadi asing

2 bulan, selama itu bright setia di rumah sakit

Gulf merasa kasihan, namun ia bisa apa. sebagai sekretaris ia hanya perlu mengurus semua urusan kantor

"sayang~" panggil bright "hiiiikksss"

lama sudah duduk, bright memutuskan untuk mencuci wajah nya

namun, baru 3 langkah bright merasa pusing, pandangan nya buram dan pada akhirnya bright terjatuh. pingsan

Luke yang baru datang, langsung kaget melihat bright yang pingsan

"bright!"

"SUS" panggil Luke dari luar ruangan

dokter memeriksa keadaan fisik bright "tuan bright hanya kelelahan, dan juga kondisi tubuhnya sangat lemah karna kurang asupan makanan" jelas dokter itu

"apa dia akan sadar?" ucap Luke yang panik, ia takut bright akan sama seperti win

dokter tersenyum" tuan bright akan sadar tuan, nanti jika tuan bright sadar, beri dia makanan dan suruh meminum obat ini" ucap dokter itu, Luke mengangguk paham

setelah kepergian dokter itu, Luke memandang bright

"kau benar benar lelah, wajah mu terlihat sangat tua" ucap Luke

beralih ke arah win, Luke memandang sedih " win~" lirih Luke

menunggu bright sadar dari pingsannya, Luke pun mendudukan dirinya di sofa

"sampai kapan seperti ini?" ujar Luke dengan memandang langit langit ruangan itu

mengusap wajah kasar, masih dengan harapan untuk win sadar "nong sudah lama phi merindukan mu" ucap Luke, air mata pun lolos di mata Luke

Bersambung....
follow akun ini ya

You are the last-BW「✓」Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ