025

215 28 2
                                    

bab ke-dua puluh lima

🕊 pradana effendy🕊

Suasana di mobil pun seketika menjadi gelap dan engap, Petra hanya bisa melototi ibu yang sedanv menyetir tersebut sambil memancarkan aura gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di mobil pun seketika menjadi gelap dan engap, Petra hanya bisa melototi ibu yang sedanv menyetir tersebut sambil memancarkan aura gelap.

"Pe.. Petra.. sabar.. ada apa? Siapa itu?" Ucap Nirmala kepada Petra sambil berkeringat.

"Hoi.. hoam.. jangan bertingkah bodoh bocah.." Ucap Kazuha dengan ekspresi cuek.

"Justru itulah alasan Ghost meminta kita berkumpul. Dia ingin kalian tahu semuanya.. kebenaran tentang ayahmu, Petra" Jawab Mel.

Dengan jawaban Mel, Petra akhirnya mulai kalem lagi karena Mel memberitahunya bahwa dia akan membicarakan tentang hal itu di penginapan tersebut agar bisa lebih santai.

Saat mereka sampai di penginapan dimana Ghost mengajak mereka untuk berkumpul, Petra langsung mengajukan pertanyaan - pertanyaan kepada Mel karena dia tidak melihat Ghost dimana - mana.

"Apa? Ghost tidak ada di sini? Kau membohongi kami?" Tanya Petra sambil menoleh ke semua arah.

"Jaga mulutmu nak.. siapa yang bohong? Pesan Ghost adalah menyuruh kita berkumpul tapi kan bukan berarti dia bisa hadir di sini" Jawab Mel sembari ia duduk di sofa kamar penginapan tersebut.

"Lalu bagaimana keadaan ayah dan ibuku?" Tanya Nirmala dengan ekspresi cemas dan khawatir.

"Tenang saja, nona manis.. mereka baik-baik saja. Di sini tempatnya sepi dan tenang. Cukup aman untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya rahasia" Balas Mel sambil membuka buku kecilnya yang berwarna biru navy.

"Kalau begitu cepat ceritakan. Apa yang kalian tahu soal Pradana Effendy?" Tanya Petra yang tak sabar.

'Andai saja aku juga bisa membaca pikiran manusia' Pikir Nirmala yang masih bingung dengan konflik Petra dan ibu - ibu tersebut.

"Ini juga yang ingin aku beritahukan padamu. Ini.. lihatlah" Ucap Mel sambil menyodorkan secarik kertas yang sudah dilipat-lipat kepada Petra.

Petra pun yang tidak sabar langsung menyodorkan badannya kearah Mel untuk mengambil kertas tersebut tetapi Mel menarik balik kertas tersebut agar Petra tidak bisa mencapainya.

"Eits! Tidak semudah itu" Senyum Mel.

"Kalau kau benar-benar ingin tahu soal Pradana Effendy ada syaratnya.. Ayah kalian itu sudah membuat banyak kekacauan, sekarang keturunannya lah yang harus menebus kesalahannya.." Ucap Mel kepada Petra.

"Kalau kau mau tahu informasi tentang dia.. mau atau kakakmu harus bersedia membunuh Pradana" Lanjut Mel membuat udara di ruangan itu tegang.

"Nek, aku sedang nggak mood untuk bercanda. Langsung saja beri tahu aku apa yang kau tahu tentang ayahku.. kalau kau terus bicara ngelantur seperti tadi.. Jangan salahkan aku kalau bertindak kasar. Kau jangan menguji, kesabaranku, nek" Ucap Petra.

ʙᴏʀɴ ғʀᴏᴍ ᴅᴇᴀᴛʜ || ʙʟᴀᴄᴋ ɢᴇᴄᴋᴏ x ᴏᴄ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang