୧⍤⃝Jangan Marah²

7.3K 831 64
                                    

✧ 0:16 ─〇───── 0:16

♡ Siders tutup botol nya susah dibuka ♡

[Vote n comment sebagai bentuk apresiasi terhadap penulis]

Ready?

Enjoy!

---------------------------------------

Di sisi lain, Lee Jeno masih memukuli lelaki Maret dengan tidak berperikerenjunan sampai pada satu saat Renjun berhasil menangkap bantal sofa alias senjata Jeno dan melemparnya jauh-jauh menyebabkan pelototan tajam dari si empunya senjata.

"Berhenti Lee Jeno! Kau ini kenapa sih?! Dikira tidak sakit apa dipukul brutal seperti itu!"

Penyataan bombardir Renjun dibalas delikan kesal oleh Jeno, tangan pemuda samoyed menyilang di depan dada.

"Ya itu salahmu! Kau menyebalkan!"

Jawab Jeno tak kalah sengit. Renjun mengernyitkan dahi tak percaya. Hei! Perasaan ia tidak berbuat yang macam-macam pada Jeno tapi kenapa lelaki itu seolah meminta pertanggung jawaban darinya.

Agaknya pertikaian sepele itu tidak akan selesai dengan mudah, dua-duanya sama-sama keras kepala ditambah tidak ada Mark yang menjadi pendingin di tengah mereka.

"Menyebalkan apanya?! Kau itu yang menyebalkan! Tiba-tiba mukulin orang!"

Seruan Renjun yang ini terdengar berbeda di telinga Jeno, entah kenapa membuat rasa takut dan gelisah merayap ke dalam hatinya. Namun akan sangat aneh sekali kalau ia tiba-tiba minta maaf. Dan daripada bersikap mengalah untuk memadamkan bara api di tengah keduanya, Jeno memilih berujar tajam walau terselip gurat gugup pada ucapannya.

"Y-ya pokoknya kau itu menyebalkan! Membuat aku kesal saja!"

Tak habis pikir, Renjun bisa saja membalas aksi Jeno tapi ia masih waras untuk tidak bersikap seperti bocah ingusan. Marah? Jelas, orang di bumi mana yang tidak kesal jika tiba-tiba dipukul brutal—walaupun dengan bantal sofa—tapi tetap saja itu sakit!

"Ck! Terserah!"

Pada akhirnya, Renjun beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar meninggalkan Jeno sendirian dengan rasa bersalahnya. Pemuda samoyed menggigit bibir bawahnya, matanya bergulir gelisah. Apakah ia sudah keterlaluan? Pasalnya tatapan Renjun sebelum pergi tadi sedikit seram dan membuat ia takut.

Ah! Jeno benci situasi ini, niatnya ingin membalas perkataan mengesalkan Renjun tapi malah berakhir membuat pemuda Maret itu marah padanya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Menghampiri Renjun dan minta maaf?

"Aish! Kenapa jadi begini!"

Jeno mengusak rambutnya frustasi, sudah situasi ini tidak menyenangkan ditambah kepalanya yang semakin berat. Persetan dengan gengsi, ia akui ini salahnya jadi mau tidak mau ia harus minta maaf.

Beranjak dari sofa, Jeno melangkah gontai ke kamar pemuda Jilin, di tengah jalan ia berpapasan dengan Hyuck, lelaki tan itu mengangkat sebelah alisnya, ia sempat mendengar suara gaduh pertengkaran kedua temannya beberapa saat lalu.

"Sudah bertengkarnya?" pertanyaan menyebalkan, sukses membuat Jeno mencebik.

"Ck! Diamlah." Jawab Jeno sedikit misuh-misuh, Donghyuck mengedikkan bahu tidak peduli.

"Aku hanya bertanya." Gumamnya sambil melanjutkan langkah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lil Nyenyo | Jeno x NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang