LUNCH BOX

302 82 14
                                    


Maya lebih awal bangun pagi ini. Dari dapur, terdengar suara ketukan spatula di atas kuali. Aroma berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Mala yang baru saja selesai mandi bergegas menuruni tangga. Dia belum memoles wajahnya sama sekali. Sekali lagi. Aroma daun seledri, bawang goreng, telur dadar bercampur menjadi satu, menarik Mala untuk segera menghampiri.

"TADA!!! NASI GORENG SPESIAL ALA CHEF MAYA CHECK!!"

"Kenapa di dalam lunch box?"

"Buat Mas Tyo,"

"Buat gue?! Lo nggak inget sama gue ya?!"

"Udah gue bilang, lo itu nomor satu!! Ini!" seru Maya menyodorkan sepiring nasi goreng spesial dengan porsi penuh. Lima irisan potongan tomat, cukup dua irisan timun, telur dadar double bawang merah plus kacang goreng renyah. Bibir Mala pun menganga beberapa saat lalu tersenyum.

"SELAMAT MAKAN, yeodongsaeng!!" Teriak Mala saat Maya menuangkan air putih penuh tidak lupa secangkir kopi panas dia buatkan untuk Mala bawa ke kantor.

"Kerupuk!! Kerupuk!!" tambah Mala lagi.

"Dasaar lu!" gerutu Maya lalu dia menyalakan kompor dan menggoreng kerupuk udang kesukaan Mala.

"Akhirnya gue bisa sarapan di rumah," ucap Mala sambil mengunyah suapan pertama.

"Mau gue bekal buat Abdul sekalian?"

"Katanya dia cuti. Gue rasa dia nggak baik-baik aja,"

"Emang sejak kapan dia jatuh cinta sama Mbak Kiki? Gue nggak pernah tahu,"

"Sebelum gue kerja di sana,"

"Lama bener! Terus, selama ini dia ngapain aja? Nggak bergerak!" Heboh Maya meninggalkan kualinya dan mematikan kompor.

"Itu bukan karena dia nggak nyali tapi, dia mikirin masa depan Mas Arif. Kalau mau dia bakal langsung melamar Mbak Kiki, tapi kalau dia menikah, sementara Mas Arif masih sendiri, itu adalah hal yang paling bodoh dan egois yang dia lakuin,"

"Hal yang nggak mungkin terjadi. Dia nggak akan pernah membiarkan Mas Arif hidup sendiri. Makanya dia khawatir banget kalau pada akhirnya gue dan Mas Arif cuma saling menyakiti,"

"Sebegitunya Abdul sama Mas Arif, ya. Gue rasa dua orang saudara kandung juga nggak bakal segitunya,"

"Karena Mas Arif beneran nomor satu! Nggak cuma gombal doang!"

"Lo nyindir gue? Gue bakal ngebuktiin, kalau gue nggak cuma gombalin lo, doang,"

Mereka menyantap sarapan super lezat itu. Bukan cuma karena perpaduan bumbu yang beradu di dalamnya tetapi, juga rasa kasih sayang yang bercampur di dalamnya. Dua saudara tidak sedarah yang kini benar-benar seperti keluarga. Berada di satu atap rumah yang sama dan menyantap sarapan di meja makan bersama. Bahkan hal kecil seperti ini adalah hal yang terjadi pertama kali di tahun ini.

Ponsel Mala berdering. Panggilan itu dari Mas Arif Mala segera meminum air putih setengah gelas dan ergegas mengangkatnya.

"Belum berangkat?" tanya Arif.

"Lagi sarapan di rumah nih sama Maya," jawab Mala menjauh dari Maya. Dia menutup piringnya dengan tutup saji dan berlari menuju tangga.

"Tumben banget nggak pernah aku dengar kamu sarapan di rumah,"

"Soalnya hari ini Maya buat nasi goreng enak banget resepnya pakai CINTAAA,"

"Gue dengar!!" teriak Maya yang masih mengunyah dan tidak beranjak dari kursinya.

"Bisa masak juga dia, ya,"

"Semua demi CINTAAAA,"

"Lagian, hari ini Abdul cuti, jadi aku sarapan sendiri, mending di rumah, Maya juga shift kerja pagi,"

"Cuti? Dia nggak bilang kalau cuti,"

"Hah?" kaget Mala.

"Duh, mampus lo, Dul. Keceplosan gue," ucap hati Mala.

"Ya udah, aku tutup dulu, ya. Kamu hati-hati di jalan, ya. Bawa mobil kan?"

"Iiiyaaah. Eh..tunggu jangan marahin Abdul, dia lagi patah hati, Mas,"

"Tenang aja, Assalamualaikum," balas Arif langsung memutuskan teleponnya. Mala menggigit sebagian bibirnya. Sudah terbayang apa yang akan dilakukan Arif pada Abdul. Mungkin saja kali ini pengecualian.

********

Arif mengetuk pintu kamar Abdul. Berkali-kali. Menunggu lima menit. Lalu, dia mengetuknya lagi. Masih belum ada jawaban. Kali ini Arif menyerah. Untuk pertama kalinya. Sepulang kerja, Arif meminta Mala, Maya dan Tio untuk datang ke apartemen hari ini. Abdul benar-benar sedang butuh sandaran untuk menegakkan hatinya yang sedang tertunduk pilu.

Arif tidak pernah menyangka, perasaan Abdul ternyata sedalam itu pada mbak Kiki. Tidak menyangka, adiknya lelakinya patah untuk kedua kali. Pertama kali sudah berlalu begitu lama. Arif sungguh tidak bisa lupa. Perempuan itu.

Dia datang pada Abdul berkali-kali ke kelas saat masih kelas 2 SMA. Murid-murid sedang disibukkan dengan ancaman Ujian Nasional tahun depannya. Mereka mengikuti try out setiap 3 bulan sekali. Perempuan bermata cokelat itu, selalu saja bisa membuat Abdul melupakan waktu untuk mengajarinya. Bahkan, setelah pulang dari kerja paruh waktu dengan Arif di sebuah bengkel.

Tak jarang Abdul tertidur di kelas. Terlambat ke sekolah. Tidak sempat mandi, sarapan bahkan salah jadwal saat berangkat ke sekolah. Setiap pengumuman try out semester kedua, perempuan itu yang selalu menduduki nomor satu. Nama Abdul yang berada di puncak tidak lagi masuk sepuluh besar. Bukan hanya itu, Abdul tidak lagi juara kelas.

Ya. Benar kata Mala. Semua demi cinta. Pada akhirnya, tepat sebelum lulusan Ujian Nasional, perempuan itu malah merangkul seorang pemuda dari sekolah di seberang. Siswa SMA PELITA-1. Kata Abdul, lelaki itu bertubuh tegap dan ketua OSIS di sekolahnya. Mereka sudah menjalin hubungan sejak SMP. What? Ucapan Abdul yang tidak pernah Arif lupa.

"Cinta pertama itu jahat!"

********

Pagi tadi, Tio tidak datang menjemput Maya. Dia terlambat bangun, hingga terburu-buru berangkat ke kantor. Kecewa. Maya tidak bisa membohongi dirinya. Bekal itu tetap dia bawa dan dititipkan pada Mala di depan gerbang. Wajah Mala berlipat. Tetapi, dia tidak sempat mencari Tio. Saat break sarapan jam sembilan, Maya mencari di departemen Tio. Dia tidak di sana. Begitu pula di smoking area. Tetapi, ada satu wajah yang dia kenal. Langkah kakinya terhenti di balik tumpukan pallete. Seperti 'dia'.

Masih ingat dengan 'dia'? Ya, dia. Seseorang yang mengurung perasaan Mala dengan kekecewaan. Seseorang yang melubangi dadanya hingga kedalaman tak terkira. Mimpi apa Mala tadi malam. Dia tidak mau melihatnya lagi. Kaki bergegas meninggalkan bayangan itu.

**********

yeodongsaeng: adik perempuan

*****

TERIMA KASIH RAANGERS, SUDAH MEMBACA EPISODE INI, PANTAU TERUS YAA✌️

Jika berkenan mohon kritik dan saran membangun ☺️ ambil sisi positif dan buang negatifnya ya😂 semoga kalian terhibur membaca kisah ini.

Follow akun penulis Storial/ Ig/ Twitter @raakrtk ✌️

DINNER [AGT '22| TERBIT] ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora