Epilog

740 137 9
                                    

Ada dunia yang seharusnya tidak kita lihat, ada suara yang seharusnya tidak kita dengar.

Frekuensi adalah satu-satunya cara agar kita bisa menyadari semua itu. Karena kadang, bukan mereka yang tidak ada, melainkan kita yang memiliki keterbatasan untuk memandang dunia.

Bagaimana kalau ternyata ada yang mengawasi kita selama ini?

Yah, kita tidak pernah tahu.

Kita tidak akan pernah tahu sebelum Semesta mengizinkan kita untuk membongkar semuanya; seluk-beluk dunia.

Semoga, ketika kamu ingin mengetahui tentang apa-apa soal semesta kita, kamu tidak perlu melalui hal-hal berat seperti aku, Jason, Chris, Ran, dan Charles (aku sedang berusaha membiasakan diri memanggil Ran Tua dengan Charles meskipun kedengarannya aneh betul). Semoga, ketika besar nanti kamu betul-betul memiliki kesempatan hebat untuk meraihnya, kamu tidak menggunakan ilmu itu untuk merugikan orang-orang lainnya. Dan semoga, kita semua tetap memiliki rasa penasaran yang tinggi tentang dunia yang kita tinggali saat ini. Karena kalau bukan kita-kita yang menelaahnya, lalu siapa lagi?

Omong-omong, aku sudah mengikhlaskan atas perbuatan David yang di luar akal sehat. Pria itu memang tidak memiliki empati, tapi kuharap ia tidak lagi mengawasi kehidupan kami dan mengusik semuanya yang normal lagi.

Lalu, Jason, kabar soal Jason—ya ampun kamu harus tahu, ia jadi stress berat karena tiba-tiba masuk ke perguruan tinggi. Jason kesulitan mengerjakan tugas-tugasnya dan tidak mengerti semua materi yang disampaikan oleh dosen setiap mata kuliah. Dan mau tahu lebih lanjut?

Jason masuk ke jurusan matematika.

Hebat, luar biasa hebat.

Semesta memang baik, sih, karena sudah mengembalikan kita tanpa sedikitpun luka yang ada di sekujur tubuh. Namun, terkadang Semesta suka kelupaan juga soal hal-hal sederhana seperti ini. Maksudku, kamu tahu 'kan otak Jason semungil apa, jadi bagaimana bisa ia masuk ke jurusan matematika di Universitas Minnesota tanpa hambatan?

Entahlah, tapi yang jelas itu menjadi ujian Jason tersendiri.

Oh iya, anak itu juga kaget betul! Ia kelewatan banyak sekali film-film Marvel, dan itu membuatnya (kadang-kadang) frustasi. Karena harus membagi waktu antara perkuliahan dengan pertontonan (seandainya kata ini ada) film-film Marvel.

"BAGAIMANA BISA SEKARANG SUDAH THOR: LOVE AND THUNDER, PADAHAL TERAKHIR AKU BARU TAU AVENGERS ENDGAME," katanya teriak-teriak, heboh dan berisik sekali.

Tapi kalau setiap kalimatnya kubilang, "Berisik!"

Ia malah melempariku bantal sampai mengenai kepala.

Yah, begitulah Jason.

Semua hal berjalan lurus, kehidupan kami berjalan normal seperti orang-orang awam di dunia. Chris jadi tertarik mati-matian dengan Sains dan berhasil meraih juara pertama pada olimpiade biologi. Ran Tua atau Charles menjadi seorang pengusung energi terbarukan agar orang-orang di Minnesota mempunyai pilihan lain sebagai upaya menyayangi Bumi. Yah, dia sukses menjadi aktivis lingkungan sampai diundang ke berbagai acara-acara penting mengenai krisis iklim.

Sementara itu, Ran (berarti Ran Muda) menjadi mahasiswa magister di jurusan Sosiologi. Ini agak mengejutkannya, karena Ran tidak pernah sedikitpun bersentuhan dengan ilmu humaniora. Tapi ... semua berjalan lancar, lama-kelamaan Ran ikut menyukainya karena ilmu humaniora ternyata tidak kalah penting (ini kata Ran).

Nah, aku yang paling beruntung, di antara semuanya yang sial karena merasa salah masuk jurusan, aku bisa masuk ke jurusan Fisika—yang mana hal yang paling kucintai setengah mati! Aku akan berjalan pelan-pelan untuk mengungkap semua rahasia semesta kepada orang-orang.

Itu pasti.

Lalu hal lainnya ...

... aku berpacaran dengan Ran.

Hertz benar-benar menjembatani semua kronologis kejadian di hidupku. Semoga, semua ini akan bertahan lama dan baik-baik saja. Semoga, tidak ada "David-David" lainnya yang merusak alur yang diciptakan oleh Semesta.

Jadi, tunggu namaku, Jane Cather, mendapatkan Penghargaan Nobel, ya!

Dan terakhir, karena kamu sudah mengetahui hampir seluruh rahasia dunia ... aku harap kamu hati-hati. Perhatikan sekeliling, kalau-kalau ada yang mengawasimu seperti aku waktu itu. []

Hertz ✓Where stories live. Discover now