Chapter 48: Revenger

12 5 0
                                    

"TIDAK ada luka serius kecuali bekas memar akibat kekerasan yang dialami." Annette menoleh sedikit ke arah Ailee sementara ia baru saja selesai memberikan olesan salep pada memar ungu di tubuh gadis itu dan memeriksa sedikit keadaannya.

Di ruang tengah, Riana dan Mirai sengaja duduk menunggu bagaimana kondisi Ailee saat ini. Lain hal dengan Onyx yang bergegas pergi ke Riverium Addley untuk melaporkan kejadian yang tidak mereka duga ini. Annette mendudukkan dirinya di sisa sofa kosong. Terlihat jelas raut wajahnya sedih dan sedikit terkejut. Sisa-sisa pemandangan mengerikan saat Mirai menggendong Ailee yang dengan penuh darah masih terngiang di benaknya. Meski ia tahu darah itu bukan darah Ailee melainkan si penyerang, tetap saja Annette merasa hal seperti ini harusnya tidak terjadi pada Ailee.

Gadis itu bahkan masih belum pulih, namun dirinya masih terus diincar. Bahkan sampai nyawanya.

”Darah mantan Tuan Putri Ashley adalah persembahan untuk pemimpin kami.” Ucapan Riana sontak membuat dua pasang mata di sampingnya ikut terangkat dan memandang seolah-olah bertanya apa arti dari kalimat tersebut.

“Itu adalah sebuah mantra,” ujarnya mulai menjelaskan. Tubuh Mirai mendadak menegap spontan. “Dari apa yang terjadi pada Ailee, sudah jelas penyerang itu menginginkan darahnya.”

“Tapi untuk apa?” tanya Annette tak mengerti.

“Kita tahu kalau baru-baru ini Ailee terkena sihir penghapusan memori. Meski sihir itu diberi oleh penyihir hitam, efeknya tidak akan berlangsung selamanya karena anggota keluarga kerajaan selalu diberi sihir perlindungan oleh Penyihir Agung. Dan kalau penyerang itu berhasil mendapatkan darah Ailee....”

“Maka si pemberi sihir bisa menguatkan efek penghapusan memori dari dalam,” sela Mirai pelan. “Astaga, kenapa aku tidak terpikirkan sampai ke situ.”

”Maksudmu? Maaf, tapi aku masih kurang paham.” Annette menoleh pada Riana. Ia bukanlah ahli sihir, bahkan belajar tentang sihir saja ia tidak pernah. Tak heran kalau Annette tidak memahami arti dari percakapan ini.

Riana menghela napas berat. “Sama saja seperti dongeng yang pernah kita baca sewaktu kecil, Ann. Boneka Voodoo? Tahu ceritanya?”

“Tahu.... HAH? Astaga, ini serius?”

Wanita itu mengangguk lemah. Benar, nyatanya konsep Boneka Voodoo dengan apa yang hampir terjadi pada Ailee memang serupa. Bahkan dengan sihir perlindungan terkuat, siapapun tidak akan bisa selamat kalau darahnya berhasil diambil dan dijadikan bahan ritual sihir.

“Ini masalah yang lebih serius daripada takhta Ashley,” ujar Mirai yang disetujui cepat oleh Riana dan Annette.

Jika hal tersebut sampai menjadi kenyataan, kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada Ailee adalah ia akan kehilangan seluruh ingatannya sampai tidak tersisa. Tidak ada cara untuk mengembalikannya seperti semula, seolah terlahir kembali layaknya bayi. Dengan kata lain, Ailee bisa saja melupakan jati diri yang sebenarnya.

Riana menundukkan kepala. Lantas kedua manik hitamnya tertuju lurus pada kedua tangan yang ia letakkan di atas paha. Sesaat ia mengosongkan pikirannya, berusaha merapalkan sihir pelepasan agar ingatan Ailee bisa kembali seperti semula. Akan tetapi, semuanya sia-sia. Kemampuannya belum sehebat dulu.

Masih belum cukup waktu.

“Sialan,” decaknya kesal. Kau sungguh sudah kelewatan.

𝐂𝐑𝐎𝐖𝐍 𝐎𝐅 𝐀𝐒𝐇𝐋𝐄𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang