Empatpuluh satu

5.9K 285 3
                                    


"Kenapa kok melamun, ada yang kamu pikirkan?" Tanya Rifky meraih tangan istrinya.

Nadine menoleh ke arah suaminya, lalu menoleh ke arah caca yang sudah tertidur di jok belakang.

"Ada hal yang mau aku bicarakan sama kamu mas, tapi nanti saja di rumah kalau di sini takut caca denger"

"Kamu baik baik aja kan?"

"Aku baik baik aja kok mas, mending mas fokus nyetir aja dulu"

Rifky tersenyum mengangguk, kembali fokus menyetir memperhatikan jalanan.

Sekitar tigapuluh menit akhirnya mereka sampai di rumah, Rifky bergegas turun membukanan pintu untuk istrinya.

"Kamu gendong caca aja mas, kasian dia tidur aku baik baik aja kok"

"Beneran ?"

"Iya mas aku kuat kok bisa jalan sendiri"

"Yaudah, tapi jalannya barengan sama aku. Sebentar aku gendong caca dulu"

Nadine mengangguk, Rifky bergegas membuka pintu mobil belakang meraih caca yang tertidur ke gendongannya, setelahnya berjalan beriringan masuk ke dalam.

Masuk ke rumah terlihat bi mar bi nursa dan bi esih sudah berdiri menyambut kedatangan majikannya itu, karan tadi siang sus Dita sempat mengabari kalau Nadine pingsan dan di larikan ke rumah sakit.

"Ibu baik baik aja kan? Bibi kaget banget pas denger kabar ibu pingsan" tanya bi mar mewakili.

Nadine tersenyum "Aku baik baik aja kok bi, udah sehat udah gak kenapa napa hanya dehidrasi doang jadi badanku lemas"

"Syukur deh bibi lega dengernya"

"Adiknya caca juga baik baik aja kan bu?" Tanya bi nursa kali ini.

"Baik bi, diakan anak yang kuat dan sehat"

"Alhamdulilah " ucap ketiganya serentak.

"Ibu ada yang mau bibi bantu?"

"Gak ada bi, cuma aku minta tolong gantiin baju caca ya soalnya ini udah malem kan kasian dia, kalau bisa sekalian lap badannya"

"Baik bu"

"Kalau gitu aku pamit ke Atas dulu ya bi"

Ketiganya serentak mengangguk,

Bi esih ikut naik ke atas membuntuti Rifky yang menggendong caca masuk ke kamar anak itu, sedangkan Nadine masuk ke kamarnya untuk bersih bersih terlebih dulu sebelum istirahat keadaanya saat ini sudah sangat membaik walaupun hatinya masih takut dan gelisah.

Setelah selesai bersih bersih dan berganti pakaian Nadine bergegas naik ke ranjanganya, tak melakukan rankaian skincare malam seperti biasanya karna sungguh ia sudah sangat malas untuk hal yang itu, lebih baik dia langsung siap siap tidur.

Nadine duduk menyenderkan tubuhnya di ranjang menunggu sang suami. Sudah hampir satu jam dari kepulangan Nadine di rumah sakit tapi suaminya itu tak kunjung masuk ke dalam, mungkin Rifky sedang sibuk memeriksa beberapa pekerjaan yang tadi siang suaminya itu tinggalkan begitu saja pikir Nadine.

Perlahan Nadine merebahkan tubuhnya saat tak kunjung mendapati suaminya masuk ke kamar, lebih baik ia istirahat biarlah nanti besok pagi masalah itu Nadine bicarakan dengan suaminya, sungguh hari ini ia sudah sangat lelah ditambah tangannya yang terasa sakit dan pegal akibat jarum infus.

Saat baru saja Nadine akan memejamkan matanya terdengar suara pintu di buka, ia kembali membuka matanya, menengok ke arah pintu mendapati suaminya yang baru saja masuk.

"Mas mandi dulu ya sebentar" izin Rifky.

Nadine menganggukan kepalanya, setelah mendapatkan izini Rifky bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih bersih.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang