35. First Snow

135 4 0
                                    

Tanggal penulisan :

9 Juli 2021 sampai 4 Agustus 2021 (belum termasuk revisi)

Tinggal di sebuah apartemen mewah dengan segala fasilitasnya dan kebutuhan sehari-hari yang tercukupi membuat Mina merasa cukup aneh dengan kehidupannya sekarang ini. Jika diingat-ingat, dulu ia begitu kesulitan untuk menjalani semuanya. Dari mulai harus bekerja siang dan malam, sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan uang atau bahkan rela menahan lapar berhari-hari hanya demi impiannya bisa tercapai.

Tapi kini, setelah kedatangannya beberapa bulan yang lalu ke ngeri ini, perlahan namun pasti takdir baik mulai menghampiri. Berawal dari pertemuannya dengan Jeongyeon sebagai seorang pelayan dan atasan, pertemuannya dengan Nayeon dan Chaeyoung yang biasa-biasa saja hingga kedekatan tak terduga antara dirinya dengan Jihyo, Sana, Dahyun dan Tzuyu. Semua berjalan bak sebuah lembaran buku yang menuliskan ceritanya di setiap kertas putih yang di bukanya.

Sebuah senyum manis kembali tercipta dari wajah cantiknya ketika kembali mengingat momen demi momen yang sudah ia lewati sepanjang hidupnya. Sinar mentari yang mulai kembali ke pangkuannya menjadi saksi bagaimana bersyukurnya Mina menutup hari ini dengan bahagia.

"Sedang apa?" Pertanyaan dari seseorang yang tiba-tiba menubruk indra pendengarannya sedikit menyentak Mina dari lamunan. Di susul pelukan hangat dari belakang juga kecupan di pipi sebelah kanan sebagai tanda kasih sayang.

"Menikmati pemandangan." Tersenyum bahagia, sepasang tangan yang melingkar di perut tak lupa di usap sebagai balasan.

"Udaranya akan semakin dingin, sebaiknya kita masuk sekarang." Pelukan yang hendak di lepas di tahan, pertanda Mina tak ingin jika kehangatan yang dia dapat mendadak pergi.

"Sebentar lagi. Biarkan seperti ini sebentar lagi."

"Kau.... Tidak sedang memikirkan sesuatu yang berat kan Mina-ya?" Pertanyaan itu Sana berikan karena dia memang tak pernah melihat melamun seperti sekarang ini.

"Aniya. Aku hanya ingin disini lebih lama lagi."

Tak ada jawaban yang Sana berikan. Tapi dengan dia tetap di sana sembari menyandarkan dagunya di atas pundak Mina sudah cukup menjadi bukti jika dia mengizinkan. Bersama menikmati senja yang tersisa dengan harapan juga doa.

***

Melepas lelah dengan bersantai sejenak setelah seharian beraktivitas menjadi pilihan mereka satu-satunya. Sofa empuk yang ada di ruang menonton mereka jadikan tempat untuk sekedar beristirahat sebelum membersihkan diri. Mereka adalah Jeongyeon, Momo, Jihyo, Dahyun dan Tzuyu

"Ah.... Laparnya." Gumam salah seorang dari mereka seraya mengusap perutnya yang rata. Siapa lagi kalau bukan Momo pelakunya. Gadis penyuka makanan tapi tak pernah kebingungan menurunkan berat badan.

"Unnie, kau baru saja menghabiskan 2 porsi burger, kau lupa?" Tegur seseorang yang lain yang juga ada di sana.

"Makanan itu hanya lewat di perutku tanpa mau singgah."

"Jika kau lapar, mintalah pelayan untuk menyiapkannya." Ucap Jihyo memberi saran.

"Tubuhku terlalu lelah untuk berjalan ke dapur."

"Bilang saja kau malas." Cibir Jeongyeon sedikit ketus.

"Itu kau tahu."

"Eoh? Sana unnie odiso?" Tanya Dahyun saat menyadari jika sang kakak tidak sedang bersama mereka sekarang.

"Bersama Mina. Di balkon." Jawab Jihyo dengan mata terpejam. Menyandarkan kepalanya di bahu sang adik guna mencari kenyamanan.

Baru saja Dahyun bangkit dan hendak menghampiri keduanya, dua sosok yang di carinya sudah terlihat oleh mata. Berjalan beriringan ke arah mereka dengan senyum yang mengembang di masing-masing wajah cantik mereka.

IM MINAWhere stories live. Discover now