𝕬𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗔𝗷𝗶.

44 18 3
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Lemah

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Letih
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Lesu

Itu yang biasanya remaja rasakan ketika pulang sekolah. Dan setiap hari pun Aji mengalaminya.

Lelah dengan apa yang ia hadapi di sekolah, Aji bergas untuk pulang agar bisa beristirahat.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
. . .
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
" Assalamualaikum. "
Aji mengucap salam sembari membuka pintu rumahnya. Apa yang ia lihat setelah membuka pintu?

* PLAK

huuh, ia melihat sang Ayah menapar keras Ibundanya yang terduduk diam di atas lantai. Aji yang tadinya tersenyum karna senang sudah sampai ia dirumah, senyumannya hilang dengan sekejab. Tubuhnya kaku dan pikirannya kacau melihat sang Ibunda meneteskan air matanya.

" Bunda, Ayo ke kamar. "
Tampa basa basi dan mengulur waktu berdiri diam, Aji membopong ibundanya untuk segera keninggalkan sang ayah. Aji lelah, namun tak bisa acuh tak acuh dengan ibundanya yang menahan sakit didepannya saat itu.

Aji tuntun sang bunda ke kamarnya. Ibunda mengikuti apa yang Aji lakukan saat ini.

Bagaimana reaksi sang ayah melihat tingkah Aji? Tentu amarahnya belum mereda. Tapi entah apa yang dipikirkan sang ayah, ia tak menghalangi mereka untuk pergi.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

. . .
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
" Bunda istirahat aja disini, Aji mau mandi. "
Tak tega Ia melihat sang ibunda dengan raut wajah lusuh dan pucat, satu - satunya hal yang bisa ia lakukan hanyalah meminjamkan kamar dan kasurnya untuk membiarkannya tertidur lelap agar kembari segar.

Aji mandi dengan lusuh. Tak mengekspresikan wajahnya saat berjalan, berbicara dengan sang ibunda, juga saat mandi.

Ia hanya ingin tenang. Apakah itu sulit untuk ia dapatkan?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
. . .

" Bun, Aji pergi dulu. "

Ibundanya, yang sedaritadi tak bisa tertidur menoleh ke arah anak tunggalnya itu.

" Udah malem. Mau kemana? "
Dengan suara pelan sang bunda bertanya.

" Cari angin sebentar, bunda tenang aja. Aji bisa jaga diri kok. "

Aji yang melihat raut wajah khawatir itu dari ibunya, mencoba meyakinkan bahwa tak akan terjadi apa - apa.

Sang ibu hanya mengangguk sembari tersenyum. Ia terlalu khawatir kepada anak tunggalnya itu. Bukan karna ia menganggap Aji anak yang lemah, namun hanya Aji yang ia miliki. Takut kehilangan untuk yang ke-2 kalinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

. . .
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
* BRUMM

Motor kuno Aji siap melaju secepat kilat. Memejamkan matanya sekejap, dan ia lanjut dengan tancapan gass.

Sunyi, Sepi..Tak ada siappun di jalanan ini. Hanya Aji dan motornya dengan laju kecepatan kilat.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

tiba - tiba

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

" WOY!! "
Motor Aji diselip motor dengan kelajuan yang lebih cepat. Ia sedikit tersenggol dan Kaget. Dengan perasaannya saat ini yang campur aduk, ia mengejar motor itu dengan kelajuan motornya yang lebih cepat.

Orang yang menaiki motor itu menoleh ke arah Aji. Entah apa yang ia pikirkan, bukannya menghentikan motornya di pinggir jalan, namun ia tetap melaju secepat kilat.

" Ck, Nantangin lo? oke. "
Aji tetap melaju secepat kilat mengikuti arah ke mana motor itu melaju.

Secara tiba - tiba, motor yang dikendarai orang yang mengenakan seragam SMA itu berhenti di tengah jalan. Aji serontak kaget, dan menghentikan motornya secepat mungkin.

Aji menoleh ke arah orang yang sedang membuka helm di depannya itu, dan segera turun dari motornya untuk mendekat.

" Main lo hebat juga. "
Ucap orang tersebut.

" maksut lo? "
jawab Aji setengah bingung

" Kenalin gua, Ran. Si anak jalanan ' katanya '. "
balas ran memperkenalkan diri.

Aji kebingungan dengan sikap ran yang awalnya seperti menantang, sekarang mengulurkan tangannya bermaksut untuk berkenalan.

Aji membuka helmnya

" Gue Aji. "
dan anehnya ia reflek membalas ajakan jabatan tangan sang lawan bicara.

Mereka hanya bersalaman sekejap saja. Ran menunggingkan senyumannya.

" Lo anak baru disini ya? "
tanya ran.

" Maksutnya anak baru? "
Aji semakin kebibgungan.

" Wadaw nolep bro? Ini kawasan anak jalanan untuk balapan. Gua kira lo anak baru yang mau tanding tiba - tiba sama gua. " jawab Ran panjang lebar.

" Bukannya nolep, gue baru sekali motoran di jalan ini. "

" Ohh, tapi gua liat main lo tadi bagus. Mau gabung? Ahh, sorry - sorry. Lo ngap- "

" Mau. "
Tanpa basa - basi Aji melontarkan jawabannya sebelum Ran menyelesaikan Perkataannya. Ran yang terdiam serontak tersemnyum miring mendengar ucapan Aji.

* Ahaha asek tambah anggota baru.
[ batin ran ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Huh, mungkin aja yang gue butuhin sekarang cuman healing. berharap keputusan ini, ga mendatangkan masalah dengan sengaja, maupun tidak."
- Aji
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

𝗟𝗔𝗥𝗜 [ 𝐟𝐭. 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 ]Where stories live. Discover now