🌑 Bonchap

243 25 6
                                    

P.s : Wah ini chapter udah berdebu banget nih hahaha.

Happy reading lov!♥️













Jreb!

Jreb!

Jreb!

Jreb!

Jreb!

"ARGHHHHHHH!!!!"

Seluruh kapuk dari bantal itu berceceran kemana-mana, dan beberapa tetes darah mengotori bantal yang sudah tercabik-cabik.

Darah itu berasal dari telapak tangan lelaki yang terkena pisau itu, ia terus berteriak-teriak dan menghujamkan pisau itu berkali-kali ke bantal bahkan sampai mengenai kasurnya.

Tak berapa lama ia berhenti kemudian memiringkan kepalanya, ia menatap darahnya sendiri dan dadanya jadi naik turun kemudian ekspresi nya menjadi ketakutan.

Ia kembali berteriak, dan terjatuh dari kasurnya ia meringkuk di atas lantai, menjambak rambutnya sekuat tenaga.
Ia terus saja berteriak-teriak dan menangis sejadi-jadinya.

Hingga sampailah satu perawat yang memang menjaga lelaki tersebut, ia panik dan langsung menghampiri lelaki itu.

"Astaga! Tuan pasien, mohon tenangkan diri, tidak akan ada yang menyakitimu, kamu tenang ya" ujar perawat itu sambil mencoba mengusap-usap punggung lelaki yang masih meringkuk dan berguman itu.

"Semua salahku... Salahku salahku salahku salahku.... Semua mati.. hah.. hah.. mati.. hks... Mati.. huhu..." Emosinya benar-benar tak terkontrol.

Akhirnya perawat yang memang selalu membawa suntikan penenang untuk lelaki itu dan pada akhirnya lelaki itu sudah cukup tenang.

Perawat itu berdiri dan melihat sebilah pisau di atas ranjang yang penuh dengan darah,
"Darimana dia mendapatkan pisau ini.." gumam sang perawat dan segera mengambil pisau itu dan menaruh di saku jas seragamnya.

Perawat membantu lelaki itu untuk duduk di kursi roda yang memang tersedia di kamar itu.

Perawat membereskan segala kekacauan yang di perbuat oleh lelaki itu, hingga tibalah perawat lain yang membawa seseorang.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya perawat lain itu dan perawat yang tengah berberes hanya menghela nafasnya.

"Seperti biasa, dia selalu mendapatkan pisau entah darimana" ujar perawat itu dan setelah selesai ia segera membawa segala kekacauan keluar kamar itu.

Sementara perawat yang baru datang segera menghampiri lelaki itu bersama orang yang dia bawa, orang itu berlutut di hadapan lelaki itu.

"Sejak kapan dia disini?" Tanya orang itu dan perawat itu menarik nafas.

"Kurasa sejak 3 tahun lalu, setelah dia di masukkan ke penjara beberapa minggu setelahnya ia menggila dan melukai teman satu selnya dengan sangat parah" jelas perawat itu.

Diam sejenak orang itu menatap lelaki yang duduk di kursi roda itu,
"Bisa anda meninggalkan kami sebentar?" Tanya orang itu dan perawat itu mengangguk, kemudian segera keluar kamar itu lalu menutup pintunya.

Orang itu menatap wajah lelaki itu yang tengah menatap ke jendela yang ada di sebelah kanannya.

"Jaehyuk, apa kabar?" Tanya orang itu yang tak lain tak bukan adalah Asahi.

Sementara lelaki yang duduk di kursi roda itu adalah Jaehyuk.

Jaehyuk hanya diam bahkan tak menoleh sedikit pun ke hadapan Asahi, ia masih melihat ke arah Jendela.

O N E  ✖  Treasure [✓]Where stories live. Discover now