dua: anchor

99 20 3
                                    

[Gia's POV]

"Maaf ya, Gi, besok deh seriusan. Ini Mama langsung yang minta, jadi aku nggak bisa nolak."

"Iya, ya udah, hati-hati. Sampai ketemu besok!"

"Okay, love you!"

"Nggak jadi jalan?"

Siapapun di dunia ini pasti bego kalau nggak bisa baca muka gue yang udah ketekuk berlipat-lipat.

Hari ini harusnya gue sama Bima jalan buat ngerayain hari jadi kita yang ke-tujuh. Iya, tujuh. Kita udah jalan tujuh tahun.

Tapi Bima malah batalin, gara-gara dia harus jemput adik sepupunya di bandara.

"Emang kalau jemput orang di bandara biasanya lama ya?" tanya Caca yang sekarang udah ganti posisi, balik lagi buat goleran di kasur.

"Seharusnya enggak sih, tapi katanya mau sekalian makan malam juga sama keluarga besar."

"Jadi beneran si Anin tuh SMA-nya di Korea? Anjay! Gue kira waktu itu mereka bercanda."

Gue yang semula udah cantik pakai dress biru yang beberapa minggu lalu Bima beliin, jadi ganti baju lagi pake kaos oversize sama celana pendek.

"Ya udah sih, jangan sedih, masih ada hari besok. Ngerayain aniv nggak harus pas sama harinya. Udah, jangan cemberut gitu," ejek Caca sambil nyubit pelan lengan gue.

"Iya sih, ya udah." Kalau ditanya gue kecewa atau nggak, jawabannya jelas gue kecewa. Tapi ya udah, bener juga kan kata Caca. Toh, Bima jarang banget kumpul sama keluarganya.

Gue balik cengengesan lagi waktu ngeliat Caca masang muka jahilnya.

"Cie, udah tujuh tahun ciee," katanya.

"Hehe, iya ya? Gue sama Bima udah tujuh tahun."

Kali pertama gue sama Bima ketemu itu, waktu SMP. Dia berdiri tepat di depan gue pas MOS. Waktu itu dia pingsan, yang akhirnya bikin kaki gue terkilir karena ketindih badan dia. Gara-gara itu, kita jadi penghuni UKS seharian di hari pertama MOS.

Sekarang, kalau diingat-ingat lagi, lucu juga ya, hehe.

"Btw, kok lu nggak di ajak?" tanya Caca ngebuyarin lamunan gue, yang akhirnya bikin gue sedikit mikir.

"Ya maybe... pengen lebih private aja kali, gue emang udah lama pacaran sama Bima, tapi kan tetep aja statusnya gue masih orang lain." Caca cuma angguk-angguk.

"Terus sekarang lu mau ngapain? Karena lo nggak jadi jalan, jadi gue juga nggak jadi pulang, hehe."

"Ngapain ya yang asik?"

"Mau nonton?"

"Netflix?"

"Enggak, sekalian ke grand opening kafenya Aldi, mau?"

"Lo bukannya kemarin udah kesana?"

"Ya lu kan belum."

Sebenernya gue agak males. Dulu, waktu masih mahasiswa baru, gue pernah cekcok sama Aldi. Bukan masalah besar sih, cuma gara-gara kerja kelompok, tapi masih agak kesel sampai sekarang.

"Kalau nggak mau ke kafenya Aldi ya udah nggak usah, tapi nanti mampir Miniso bentar, gue mau beli parfum," kata Caca seolah tahu apa yang ada di pikiran gue. "Gue tunggu di bawah," lanjutnya sebelum keluar dari kamar.

***

Setelah nonton, gue sama Caca mampir makan di Steak Moen Moen depan CGV, sambil ngomongin film yang barusan kita tonton.

magnoliaWhere stories live. Discover now