empat: this town

40 6 6
                                    

[Gia's POV]

Satu minggu sejak kejadian kurang mengenakkan itu terjadi. Satu minggu juga Caca selalu rutin main ke rumah seolah takut gue bakal ngelakuin hal aneh kalau ditinggal sendiri.

"Ayolah, udah seminggu kegiatan lu tuh cuma berputar di kampus, perpus, sama kamar. Nggak bosen?" rengek Caca sambil narik-narik daster yang sekarang gue pakai.

"Mau nonton apa sih? Udah deh di rumah aja, gue capek." Ini anak tuh dari kemarin udah maksa-maksa ngajakin gue nonton. Ada film seru, katanya.

"Capek ngapain, anjir?!" teriak Caca. "Yaudah deh, kalau nggak mau nonton, lo maunya kemana? Gue temenin. Tapi plis gue bosen banget di kamar lo doang."

"Ya kan gue nggak minta lu kesini tiap hari."

"Gue maunya kesini."

"Ya udah dong, bukan salah gue."

"Gue bosen Giaaaaaa!!!" rengek dia lagi, makin menjadi karena sekarang Caca lagi gulung-gulung di lantai.

"Main sana! Ajak temen lo yang lain. Temen lo kan nggak cuma gue."

"Ck! Jahat banget sih lu!"

Memilih buat nggak menanggapi ocehan Caca, gue lanjut buat ngerjain tugas Semiotics yang deadlinenya masih seminggu lagi.

Gue bukan orang yang rajin, tapi seminggu ini, bener kata Caca, waktu gue emang abis kalo nggak di kampus, perpus, ya kamar.

Mungkin secara nggak sadar, sengaja sok menyibukkan diri supaya nggak keinget lagi sama Si Kampret.

"Gue mau ke luar." kata gue yang bikin Caca stop guling-guling.

"Serius?! Ayo let's go!" jawabnya semangat. "Mau kemana kita, Yang?"

"Gramed."

"AAAAAAA CACA BOSEN BANGET SAMA GIA YA TUHAN!"

***


Walaupun awalnya itu anak ngedumel nggak jelas, tapi pada akhirnya dia manut-manut aja gue ajak keliling Gramedia selama hampir sejam, setelah gue janjiin beli es krim di kedai baru buka yang dia ceritain kemarin.

"Udah ketemu bukunya?"

"Belum, dikit lagi. Duduk aja kalau capek." Caca itu udah nanyain sepuluh kali pertanyaan yang sama, dalam waktu satu jam ini.

"Duduk pantat lo!" katanya, gue cuma ketawa, ngebiarin dia pergi lagi, entah kemana.

Setelah dirasa udah nemuin buku yang gue cari, gue celingak-celinguk sambil nyusurin setiap rak buku buat nyari Caca.

"Kemana sih," gerutu gue sambil usaha hubungin dia lewat telpon.

"Di mana?" tanya gue waktu panggilan tersambung.

"Chatime, haus gue ngekorin lo mulu," gue ketawa. Salah sendiri disuruh duduk nggak mau. "Mau nggak?"

"Boleh sekalian, ini gue udah mau bayar."

"Oke!" jawab dia sebelum nutup telpon.

Gue langsung jalan ke kasir, baru nyadar kenapa antrian hari ini lumayan panjang soalnya ternyata ini hari Sabtu.

Setelah tinggal satu antrian di depan gue, telinga gue nggak sengaja denger suara yang familiar di antrian kasir sebelah.

Itu suara Si Kampret!

Kayaknya dia lagi sama cewek.

Cewek yang waktu itu, mungkin.

Should I call her Kutu? And change Kampret to Kupret?

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Nov 10, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

magnoliaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt