Chapter II

27 2 3
                                    

Pagi pun tiba,

Jam sudah menunjukan pukul 05.19,

"Ela, kamu hari ini beneran pengen izin?" Tanya Reya ke Ela yang sedang duduk diruang tamu

Ela tidak menjawab pertanyaan Reya. Muka tampak sangat lesu, pipinya basah oleh air matanya. Ela hanya memikirkan satu hal, yaitu kejadian kemarin malam. Dia merasa dihantui oleh kejadian itu.

"Hmmm...Reya? Ela knp?" Tanya Nathan yang baru saja selesai mandi.

"Engga tau nih Nat...mendadak pagi udah duduk diruang tamu. Biasanya dia baru bangun sejam kek gini" Jawab Reya dengan raut wajah yang terlihat cemas.

Nathan mendekati mereka berdua dan melihat keadaan Ela yang terlihat sangan leyo dan sedih, kayak jiwanya sudah diambil oleh sesuatu. Dan tiba-tiba saja Ela menangis lagi, Reya dan Nathan lantas kaget. Seketika itu juga mencoba untuk menenangkan Ela.

Karena suara tangisan Ela terdengar sampai kamar yang lain. Lantas Hampir semua yang ada dorm pergi ke ruang tamu. Dari yang sudah bangun sampai yang baru saja bangun langsung bergegas menuju ruang tamu.

"Ela?? Kamu kenapa nangis???" Tanya Samantha sambil panik. Tapi, Ela tetap saja menangis.

"Hmm...Ya udah El, kamu dirumah aja...biar Fred yang jaga" Jawab Reya

"Lah?? Kok aku?! Aku engga mau jaga orang gila ya!?" Seru Fred

"EH! FRED!! Engga boleh gitu tau...Aku potong juga pita suara lo lama-lama" Jawab Merlin

"Ihh Iya, iya udah...Aku hari ini izin nemenin Ela dirumah. TAPI, kalian jangan tulis aku Alfa" Jawab Fred

Time skips to 06.15 WIB

Semua orang didorm tersebut sudah berangkat kesekolah. Kecuali Ela dan Fred. Dorm itu diselimuti oleh kesunyian yang amat sangat. Ela dan Fred bahkan tidak mengatakan sepatah katapun.

Ela sekarang sedang berada didapur, dan Fred sedang bermain Genshin Impact dilaptopnya bersama teman online-nya. Setelah Fred merasa bosan bermain dengan laptopnya, dia berjalan menuju dapur dan bertemu dengan Ela yang hanya melamun sambil menatap ke jendela. Fred ke dapur hanya ingin minum segelas air putih.

"El, kamu jangan macam-macam dan jangan kemana-mana. Nanti aku juga yang disalahin" Ucap Fred dengan nada yang rada lembut.

Dan Ela hanya menggangguk sebagai jawabannya. Sesudah itu Fred pergi menuju kamarnya karena sedang ingin tidur lagi. Berselang beberapa menit setelah Fred masuk kedalam kamarnya, Ela masih saja terdiam dan lesu sehingga Ela merasakan seseorang membisikan namanya dari arah ruang tamu.

"Ela...Ela..."


Ela pun langsung menoleh dan melihat sebuah sinar putih yang kecilnya seperti kunang-kunang. Ela merasa sangat kebingungan, karena suara dari cahaya tersebut sangatlah mirip dengan Jeff.

Sesaat Ela berdiri, cahaya itu pun menghilang secepat kilat. Ela bergegas ke ruang tamu demi menemukan cahaya putih itu. Sesaat Ela sampai ruang tamu, ternyata cahaya ada didepan pintu keluar. Cahaya itu pun keluar dari dorm menembus pintu. Ela langsung membuka pintu dan betapa terkejutnya Ela melihat apa yang berada didepannya.

Jeff. Dia terlihat mengenakan pakaian yang sama pada saat dia dibunuh dihutan itu. Tapi bedanya bajunya terlihat bersih dan rapi, bahkan pada badan Jeff tidak ada bekas luka maupun darah dari kepala sampai kaki. Ela sangatlah terkejut. Pada saat Ela mendatangi Jeff secara pelan dan Jeff hanya menjauh dari Ela secepat kilat. Ela langsung berlari karena dia masih tidak yakin dengan apa yang dia lihat. 

Setiap kali Ela mendekat dengan Jeff, pasti dia akan menjauh. Sampai adalah Jeff ditengah jalan raya yang besar. Karena jalanan itu sepi, jadi Ela mendatangi Jeff dan kali ini Jeff diam saja. Ela benar-benar lelah karena mengejar Jeff.

"Jeff..i-ini beneren kamu??" Tanya Ela

Jeff hanya diam dan menunjuk ke suatu arah dan Jeff menghilang seketika seperti sebuah asap. Ela hanya terdiam dan tanpa dia sadari ada sebuah mobil yang melaju kearah Ela.

" Beep!...Beep!... "

BRUKKK....


Seketika penglihatan Ela menghitam dan suara yang hanya dia dengar adalah suara denyut yang membuatnya merasa seperti tuli. Sesaat penglihatan kembali hal yang hanya dia lihat adalah Jeff yang terlihat sangatlah datar dan seorang perempuan yang mempunyai rambut panjang dan muka yang sangatlah hancur.

Ela tidak bisa melakukan apa-apa. Badannya terasa sangatlah kaku dan seketika penglihatan Ela merabun, yang hanya Ela adalah gelap.

Fred's POV

Fred terbangun dari tidurnya karena dia mendengar suara yang amat keras. Seketika Fred keluar dari kamarnya dan pada saat dia berada diruang tamu dia menemukan bahwa Ela sudah tidak ada didalam dorm.

"El? Ela kamu dimana sih? "

Fred tidak menadapat jawaban sama sekali. Sehingga dia mendengar ada keramaian diluar dorm. Karena Fred penasaran dengan apa yang terjadi diluar, dia memutuskan untuk keluar dan mendatangi kerumunan yang nampak sangatlah ramai.

Dia menerobos orang-orang yang berada didepannya dan betapa kagetnya melihat Ela dengan keadaan yang sangatlah menggenaskan. Terlihat bahwa Ela berbaring didalam genangan darahnya sendiri, badanya terlihat sangatlah pucat karena darah yang telah habis terkuras.

Fred merasa merinding dan kaget. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat segera ia langsung menelpon pihak medis. 

Sesaat para medis sampai, Fred diajak untuk ikut dan dia mengiyakan permintaan tersebut. Didalam mobil ambulan Fred hanya bisa diam sambil menatap badan Ela yang baring tak berdaya. Fred seketika mendengar sebuah bisikan yang membuat Fred merasa merinding.

"Selanjutnya kamu"

Sesudah yang lain pulang dari sekolah, Yudit mendapat sebuah telpon dari Fred. Fred menceritakan semuanya kepada dia. Yudit sama sekali tidak bisa berkata-kata. Yudit hanya merasa bingung dan merasa tidak percaya dengan perkataan Fred.

Tapi akhirnya, Yudit hanya dimana keberadaan Fred sekarang. Dan dia mengatakan, bahwa dia sedang berada di rumah sakit di depan ruangan ICU. Dan segera Yudit pergi ke rumah sakit tanpa berpikir untuk mengganti seragam sekolahnya. 

Sampailah Yudit dirumah dan langsung menemui Fred. Pada saat itu juga seorang perawat keluar dari ruangan ICU dan Yudit langsung menanyakan keadaan Ela.

"Ehh...Bagaimana dengan keadaan teman kami Ela? Apakah dia baik -baik saja?" Tanya Yudit

"Mohon maaf, Kami sudah mencoba segala cara. Tapi pasien sudah kehilangan banyak darah. Yang menyebabkan pasien tidak lagi bisa diselamatkan. Kami meminta maaf sebesar-besarnya." Jawab perawat tersebut dengan nada yang lesu.

Yudit dan Fred hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada. Mereka benar-benar tidak menyadari bahwa sudah 2 orang yang mati karena sebab yang cukup membingungkan. mulai dari Jeff yang tiba tiba menghilang, lalu Ela yang mati tertabrak dan entah siapa atau apa yang merayu Ela untuk melakukannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Entahlah, tapi kita hanya bisa berharap mereka semua baik-baik saja...




Maybe....




Kali ini rada pendek ceritanya untuk chapter 2. Soalnya engga tau mau tambah apa lagi. Tapi aku bakal ngasih pembuatan chapter ke-3 nya ke little helper ku. Oke itu aja. Bye...

Total: 1066 words

30 Days | Season 1Where stories live. Discover now