BAB 44. SANG REMBULAN

162 40 13
                                    

Cerita yang bahkan aku sendiri tidak tahu sejak kapan dimulai, akankah segera berakhir? Secepat inikah?

---

"Mas Rey, sayang sama aku?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas Rey, sayang sama aku?"

"Iya."

"Iya apa?"

"I love you."

Tiga kata yang membuat jantung Maura kembali mencuat tak normal. Maura tersipu.

"Kenapa kamu cinta aku?"

"Karena kamu spesial. Yang spesial, harus disayang."

Maura tak bisa lagi mendengar kata-kata manis dari mulut Rey. Jika terus dilanjutkan, bisa bisa bibirnya sobek karena senyum terlalu lebar.

"Kalo gitu ... aku masuk dulu ya," pamit Maura. "Kabarin kalau udah di rumah.

Rey mengusap pucuk kepala Maura

"Iyaa. Kamu juga, kabarin aku segera kalau ada apa-apa, atau kalau kamu perlu sesuatu bilang sama aku."

Maura mengangguk tersenyum.

...

Itu adalah terakhir kali Maura berbicara bersama Rey, saat ia pulang dari rumahnya kemarin malam. Setelah itu, keesokan harinya tidak ada lagi kabar dari Rey sampai seharian ini. Bahkan pesan dan panggilannya tidak dijawab. Ingin bertanya pada Samuel, tapi Maura merasa canggung jika melakukan hal itu setelah beberapa jam lalu Samuel menyatakan perasaannya. Maura juga harus menghargai perasaan Samuel.

Maura semakin gundah setelah melihat jam yang sudah menunjukkan tepat tengah malam.
"Besok masih hari jumat, Maura ... yuk tidur yuk. Berpikir positif aja, mungkin dia sibuk," ujar Maura pada dirinya sendiri. Mencoba berpikir positif dan menenangkan dirinya agar berhenti berpikir berlebihan.

💨💨💨

Jumat, 2 Juli 2021. Maura heran mengapa hujan turun di awal bulan Juli, di saat seharusnya langit Jakarta berada pada puncak suhu di musim panas ini. Karena disambut hujan di pagi hari, Maura menjadi tidak bersemangat seharian. Apalagi saat ia dengar dari April kalau CEO-nya akan melakukan perjalanan bisnis ke Singapura untuk pengembangan perusahaan, selama setahun. Hari-hari Maura semakin suram.

"Maura, jangan pulang dulu ya, bantu Zahwa revisi beberapa berkas ke dalam bahasa Jerman lagi. Biasa, Erfolg lagi," titah April saat Maura sedang menyiapkan tasnya untuk pulang.

Maura disambut senyuman lebar Zahwa seperti biasa, dengan kantung mata ciri khasnya.

"Gara-gara Erfolg jadi kerja dua kali," Zahwa menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya, "padahal ini akhir pekan, huwaaa, batal sudah rencana ke puncak!" jerit Zahwa.

DATING APP (END) ✔Where stories live. Discover now