Show

25 10 4
                                    

Beberapa orang pergi pulang, meninggalkan; Ellery, Azof, dan Ratu. Sedangkan, sebagian warga lain berdiskusi keras, akan tindakan yang perlu dilakukan kepada ketiga orang ini. Mereka memutuskan untuk mengurung ratu dalam istana 'tuk sementara waktu. Sedangkan, kepada Ellery dan Azof mereka putuskan untuk mengikatnya pada kaki ramping patung capung besar, atau yang kerap kali disebut ikon Pulau Saweetie. Patungnya berada di Long Garden, jantung pulau tersebut.

 Patungnya berada di Long Garden, jantung pulau tersebut

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Note: visual capung yang dimaksud

Mereka memang sengaja mengikatnya di sana, agar Ellery dan Azof menjadi pusat perhatian. Apalagi dengan kulit mereka yang terlihat mencolok dari yang lain. Hal itu dilakukan agar seluruh rakyat dapat melihat, perbedaan antara mereka dengan Ellery dan Azof. Warga saweetie sangat mendiskriminasi.

Ellery dan Azof bermalam di sana, di bawah rembulan terang nan indah, dengan kaki yang terbelenggu rantai besi. Sering kali angin berembus kencang, menerpa mereka tanpa ampun. Mereka sangat kedinginan. Tapi apa boleh buat, mereka tidak bisa berlari mengambil sebuah selimut, yang hanya bisa dilakukan hannyalah diam. Menunggu matahari datang untuk menghangatkan.

Selama bulan masih di atas, angin dingin masih tetap berseliweran. Gaun putih Ellery beterbangan mengikuti arus angin, membuatnya menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Kain pada gaun Ellery juga tidak terlalu tebal dan hangat.

Sesekali Azof melihat Ellery yang sedang tertidur, dia memperhatikannya. Azof melihat raut wajah dan beberapa gerak tubuh Ellery yang tampak mencurigakan, sepertinya gadis itu menyembunyikan rasa dingin dibalik matanya yang tertutup rapat. Hati Azof terketuk dan tidak tega, dia melepas blazer putih miliknya, perlahan meletakkannya di atas tubuh Ellery, yang bersandar di bahu besar miliknya. Walaupun menaruhnya perlahan, tetap saja Ellery terbangun.

"Azof?" tanya Ellery bernada lemah, khas orang baru bangun.

"Tidurlah lagi, tidak ada apa-apa," kata Azof lembut. Ellery tidur kembali, mungkin karena terlalu lelah jadi dia tidak tahu, kalau dirinya sekarang mengenakan blazer putih milik Azof. "Tidurlah yang nyenyak." Tangan Azof perlahan mengusap lembut kepala Ellery.

***

Bulan berpulang, matahari datang. Ellery dan Azof masih duduk diam di sana. Tubuh mereka sakit, semalam mereka hanya duduk terdiam, tidak membaringkan badan. Mereka juga tidak memberontak sedikit pun.

Bosan, kata yang menggambarkan Ellery dan Azof sekarang. Mereka tidak melakukan kegiatan apa pun, selain melihat warga saweetie yang berlalu lalang. Melakukan aktivitas seperti biasa, tanpa memedulikan Ellery dan Azof.

"Azof, ini sangat bosan."

"Bagaimana jika Ellery menari?" Azof menyarankan.

Ellery menurut, dia berdiri dan menari kecil, dengan kaki yang terikat tali rantai di kaki. Tariannya tetap indah, walau hanya dengan gerakan kecil. Namun, tariannya terhenti sebentar. Dia membungkuk, mengulurkan tangannya untuk mengajak Azof menari. Mereka menari lembut, melupakan semua orang yang ada. Perlahan mata mereka terpejam, menikmati setiap gerakan yang terbuat.

Saat menari, tidak sengaja tangan Ellery memegang pundak Azof. Dia merasa ada kejanggalan di sana, punggung Azof terasa aneh, seperti ada bekas goresan luka yang tajam, walau tersentuh dari luar kain baju. Ellery tidak berani bertanya, dia teringat akan peristiwa buruk yang berhasil mereka lalui di rumah Sang Penyihir, Ratu Helen. Ellery meneteskan air mata, merasakan luka yang Azof miliki. Dia merasa kasihan padanya, dia pun memeluk erat tubuh Azof, bersamaan dengan tarian lembut yang mereka lakukan.

Seluruh anggota tubuh mereka bergerak, mengikuti naluri dengan anggun. Tanpa melodi, tubuh mereka bergerak rapi seolah memiliki ketukan tersendiri, mata mereka saling terpejam, tidak merasakan halangan oleh seutas tali rantai yang mengikat. Benar-benar bebas, seolah memiliki sayap gelap yang sangat besar. Akan tetapi, sayap gelap mereka akan menjadi bercahaya, dan itu sangat indah, bila dipertemukan dengan cahaya surya. Mereka adalah Black Swan.

Lalu salah satu warga saweetie yang sedang berjalan pun melihat, ia menghentikan langkahnya, demi melihat sepasang Black Swan yang lupa akan kodratnya. Ia ternganga, tidak bisa berkata dan hanya mematung takjub. Setelah itu, satu-persatu warga mengikuti, membuat gerombolan besar. Mereka kagum dengan tarian Ellery dan Azof-manusia yang selama ini mereka benci dan remeh-kan. Pandangan rakyat saweetie seketika berubah, rasa benci memudar perlahan di hati mereka.

"Apa mereka orang yang sama seperti kemarin?" ucap salah satu warga, ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Dia adalah Nona yang kemarin!" kata gadis kecil yang kemarin masih mengingatnya.

"Mereka sangat indah,"

"Tarian apa itu??"

"Tidak tahu, tapi yang pasti, tarian adalah suatu gerak yang indah dan memiliki makna tersendiri di setiap gerakannya." Warga saweetie saling bertanya dan menjawab.

"Bukankah gerakan itu tidak asing?"

"Benar."

"Ku rasa seseorang pernah menarikannya,"

"Bukankah itu ...."

"Dia adalah Nona Ellery!" ujar gadis kecil dengan semangat.

"Ellery?"

Mereka menangis mendengar kenyataan. Mereka tidak menyangka bahwa wanita yang dulu mereka usir dan hina sebenarnya Ellery, gadis cantik yang memiliki hati se-lembut kapas, sangat mereka sayangi. Tapi apa yang mereka lakukan, memborgol kaki sang gadis cantik, dan membiarkannya tidur di luar, bagai seorang pencuri.

Semua rakyat saweetie menangis, salah satu dari mereka bernyanyi kencang. Nyanyian tersebut lalu diikuti semua orang. Mereka menyanyikan lagu "Show Me Off" atas bentuk permintaan maaf, kepada Ellery dan Azof. Banyak ekspresi untuk lagu ini; menangis, haru, bahkan menyesal.

Show me off
Show me to the world
I wanna live my life with you
You are the one
You own my heart
You are the one
You rock my day
You are the sun about my way
I never need to lose my way
You are the apple of my eyes
You are the high-light everyday

Semuanya bernyanyi dengan sangat tulus, dan bersungguh-sungguh untuk meminta maaf, sehingga nyanyiannya terdengar indah dan menggema.

Mata Ellery dan Azof terbuka, langkah kaki dan gerak tubuh pun terhenti. Mereka kagum serta terkejut, akan pemandangan menakjubkan yang berada di hadapan mereka.

"Ada apa ini?" batin keduanya berbicara.

EKSOTIS || Pre OrderWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu