19.Ehe.

294 42 6
                                    

Sebelum baca di wajibkan untuk vote terlebih dahulu dan juga jan lupa komen biar rame komennya:v.

Wait sebelum baca saya cuma pengen bilang klo eps kali ini mungkin akan sedikit... Ya begitulah pasti tau kan 🗿yang ga suka sama hal-hal yang kayak gini mending jan dibaca aja takut hatinya sakit entar malah nyalahin,greget saya pen nulis kek begini jadi klo sangup silakan baca tp klo ga sanggup mending skip aja🗿🙏🏻.

||||||||||||||||||||||||||||||||

⚠️Suicide,Blood,Trauma,Kekerasan,Sacrifice,Murder,Nightmare,Toxic relationship,Dark past,Bad childhood⚠️

"Hyung? Suara apa itu?..." Ucap Gongja.

Gongja perlahan membuka matanya setelah ia mendengar suara teriakan pria dewasa,ia pun menoleh ke sebelah untuk membangunkan Dokja namun Dokja tak ada disana,ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur,perlahan-lahan ia membuka pintu kamarnya dengan Dokja agar tidak menimbulkan suara yang berisik,ia pun melangkah ke arah dapur dengan sesekali melihat jam yang ada di dinding,saat sampai di dapur ia heran karna ada Dokja yang sedang melamun melihat ke suatu arah.

Karna Gongja penasaran ia pun mencoba mendekati Dokja untuk melihat apa yang sedang di lihat Dokja,namun betapa kagetnya ia karna pemandangan yang ia lihat begitu menyeramkan yakni pemandangan seorang pria dewasa atau bisa di bilang ayahnya itu sedang tergeletak di lantai dengan darah yang bercucuran kemana-mana ia pun mengalihkan pandangannya pada seorang wanita dewasa yaitu ibu nya dan Dokja,ia tambah kaget saat sosok ibunya itu memegang sebuah pisau yang sudah berlumuran darah begitu juga dengan baju dan wajahnya yang hampir tertutup oleh noda darah.

Gongja pun mencoba untuk melihat wajah Dokja namun yang ia dapat dari wajah Dokja ialah wajah yang kaget dan juga mata kosong yang memantulkan pemandangan yang ia lihat tadi,dan tiba-tiba saja Dokja dan Gongja sontak dibuat kaget oleh suara sosok wanita yang membawa pisau berlumuran darah itu.

"Dokja... Kau harus berjanji untuk menjaga adik-adik mu ya... " Ucap lirih wanita itu.

Dokja sama sekali tidak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban sedangkan Gongja ia hanya melihat sosok wanita itu dengan tatapan sedih.

"Sampaikan pesan ku kepada Persphone untuk menepati janji nya ya... " Ucap wanita itu kembali dengan mata yang menjadi sayu.

Dan setelah wanita itu selesai berbicara ia tiba-tiba mengangkat pisau yang ia pegang tadi dan menusukkan nya pada perutnya sebanyak tiga kali,Dokja dan Gongja sontak kembali dibuat kaget lagi oleh apa yang mereka lihat bahkan sampai saat sosok wanita itu tergeletak mereka sama sekali tidak berkata apa-apa bahkan tak bergerak sama sekali,yang mereka lakukan hanya menatap dua sosok orang dewasa yang sedang tergeletak berlumuran darah.

Sampai saat Gongja jatuh terduduk akhirnya mereka bisa mengeluarkan air mata mereka yang sudah dari tadi mereka tahan karna masih kaget.

"Hiks... Hyung.. Ini tidak nyata kan?" Tanya Gongja yang begitu sedih dengan apa yang ia lihat.

Namun Dokja tak menjawab sama sekali pertanyaan yang Gongja tanya,dan karna Gongja tak kunjung mendapatkan jawaban tangisnya pun semakin keras karna ia mengerti walau Dokja tak membalas pertanyaan nya,tak beda dengan Gongja Dokja pun hanya menangis melihat kedua sosok yang tergeletak dengan berlumuran darah.

Layaknya patung yang bisa menangis mereka berdua terus menangis dengan posisi yang sama sampai fajar tiba pun mereka tetap seperti itu sampai ada suara ketukan dari pintu apartemen mereka,ketukan itu berasal dari tetangga mereka yang ingin memberikan sedikit makanan mereka namun karna tak kunjung ada jawaban sang tetangga pun mencoba masuk saat masuk ia dibuat heran karna tempat yang biasanya ramai karna tawa anak-anak sekarang sepi,ia pun mencoba untuk menjelajahi sampai ia berhenti di dapur.

Please,Don't Go Again [End S1]Where stories live. Discover now