CHAP 3 - I'm Back For You

337 56 12
                                    

Mina mengeratkan syal yang ada dibagian lehernya dengan erat. Bibirnya sedikit pucat, sambil tangannya menatap ombak laut di pagi hari ini. Dirinya sudah berdiri selama kurang lebih setengah jam setelah ikut mengantarkan Jungkook ke bandara. Dirinya bahkan sendirian, berdiri layaknya orang yang tidak menentu di jam sepagi ini. Pukul lima pagi hari. Bahkan langit masih gelap, lampu-lampu jalanan masih menyala dan beberapa kendaraan hanya sedikit yang menyebrang. Dirinya benar-benar memiliki tujuan penting karena hanya berdiri sendiri di tempat sepi seperti sekarang.

Kepalanya terangkat, dan sapuan angin laut menyentuh bagian lehernya. Mina dapat mendengar suara ombak walau posisinya tidaklah jauh. "Aku datang untuk yang kesekian kalinya kemari." Dirinya berujar lirih. Memandangi pemandangan dihadapannya yang mampu membuat matanya kembali berair. "Kau tau aku suka laut. Setiap kali aku merasa sakit, aku selalu datang kemari untuk mengadu dan mengatakan bagaimana perasaanku. Bagaimana perasaanku saat dulu kau suka sekali menyakitiku hingga berakhir dengan hubungan kita putus begitu saja."

Satu tetes air mata jatuh mengenai pipi kanannya. Entah kenapa, sosok Idam, si anak tampan yang sangat meniru wajah Ayahnya itu tiba-tiba terlewat didalam pikirannya. "Anak kita .... Anak pertama kita .... Idam, dia bahkan sudah sangat pintar, dia mengikuti semua jejak milik Ayahnya. Dia-sangat merindukan Ayahnya."

"Berhari-hari, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun lamanya aku sebisa mungkin untuk melupakanmu. Nyatanya, perasaanku masih tetap sama. Tidak ada yang bisa menggantikan sesuatu yang sudah lama kucintai. Mencari informasi dan bagaimana keadaanmu di Korea semakin membuatku tidak bisa untuk tidak mencari tau."

"Anak kita .... Ahn Yedam, aku memberikan margamu padanya padahal kita sudah bercerai. Lucu sekali."

Mina mengusap bagian hidungnya yang sedikit berair, matanya sudah memerah dan bibirnya sudah semakin bergetar. Suara ombak yang tenang malah semakin membuatnya melepaskan segala rasa yang sudah lama dirinya pendam sendiri seiring berjalannya waktu. Melakukan semuanya sendiri, menyimpan dan menutupi segala rasa yang ingin dirinya ungkapkan. Nyatanya, sesuatu yang diambil dalam keadaan marah memang belum tentu berbuah baik. Perceraian yang dirinya ambil secara keputusan sepihak memang membuahkan hasil yang sebaliknya.

Anak yang sudah lama Taehyung inginkan sejak lama, kenapa baru sekarang mereka dapatkan? Jika saja dirinya tidak mengalami penyempitan rahim, sudah dipastikan rumah tangga mereka masih akan berjalan dengan baik sampai sekarang.

Tahun pertama, dirinya mendengar suara Idam memanggil Papa dan Mama.

Tahun kedua, Idam mulai bermain puzzle dan beberapa permainan lainnya. Bahkan anaknya sudah menemukan hobi barunya, yaitu bermain bola basket walau hanya sekedar diduduki.

Dan tahun ketiga, Idam mulai dipenuhi oleh pertanyaan dan sindiran para tetangga apartement, mengenai Ibunya yang datang membawa dirinya tanpa sosok status yang tidak jelas.

Mina masih mengingat semuanya. Bagaimana semua mata memandang kearah mereka dengan pandangan tidak suka, jijik serta sering memarahi Idam karena suka sekali bertanya. Anak seusia itu tentu masih sangat aktif dan suka menanyakan segala sesuatu. Apa yang mereka lihat, tentu mereka ingin tau. Mina sendiri mulai paham, apa tujuan sebenarnya dari pernikahan dan apa akibat sebenarnya dari perceraian.

Pernikahan didasari oleh perjanjian dihadapan Tuhan dan mengucapkan janji suci untuk seumur hidup. Sedangkan perceraian adalah memisahkan kedua belah pihak hanya karena memiliki kesalahan yang rasanya tak dapat diperbaiki dan dibicarakan dengan sebaik-baiknya. Mina hanya dapat kembali merasakan disaat dirinya merasakan ciuman terakhirnya dengan Taehyung. Setelah mereka menemukan jalan keluar dengan bercerai, Taehyung sempat meminta sebuah ciuman terakhir yang rasanya sampai sekarang masih dirinya rekam. Bagaimana bibirnya dipagut dengan sangat lembut dan menuntut, dan bagaimana cara Taehyung mengubah suasana menjadi lebih intens. Mina juga ingat, itu bukanlah ciuman perpisahan. Melainkan ciuman karena mereka tidak akan bisa lagi bertemu walau nyatanya memang begitu.

STAY WITH ME ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang