BAB XXII

4.8K 451 78
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote🥰

"Apa kau yakin? Bukankah kau temannya?!" Tanya seorang pria berambut pirang pucat pada seorang gadis berbola mata merah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


"Apa kau yakin? Bukankah kau temannya?!" Tanya seorang pria berambut pirang pucat pada seorang gadis berbola mata merah.

"Teman?! Dia mengambil pria ku jadi akan ku balas dengan membuatnya kehilangan nyawa" hina gadis itu dengan memasang wajah penuh kebencian.

"Aku akan melakukannya tapi apa keuntungan yang akan kau dapat?!" Tanya pria itu lagi sambil mengambil sebuah surat dari meja yang di sodorkan gadis itu.

"Khikhikhi.....kalau aku tak bisa memilikinya makan bunuh saja dia" jawab gadis itu sambil tertawa jahat.

°~°~°

"Jadi kau ingin mengajakku berkencan?!" Tanya Theodor memijit dahinya, pekerjaan nya menumpuk memenuhi meja kerjanya.

"Ya yang mulia anda terlalu menjadi remaja dewasa yang jompo bin jiwa rebahan" Jawab Leona meyakinkan Theodor untuk pergi.

"Remaja apa?!" Ulang Theodor mengangkat pandangannya dan menatap Leona yang tengah duduk di sebelah sana.

"Lupakan saja yang mulia, apa anda mau?!" Leona mengalihkan topik pembicaraan.

"Hah~sekarang aku tak ada waktu" ujar Theodor mencoba kembali mengerjakan tugasnya.

"Aiya~ kapan saya bilang hari ini yang mulia, tidak! Tidak! Saya ingin mengajak anda saat perayaan musim dingin nanti" tutur Leona menatap Theodor yang juga tengah menatapnya.

Kalau sekarang aku ingin pulang dan bertapa di kasur.

Theodor menatap Leona dengan tatapan curiga, Leona biasanya akan sebisa mungkin tak terlalu terikat dengan dirinya walaupun mereka bertunangan.

"Saya ingin menghabiskan uang anda" ungkap Leona terang terangan, Theodor kaget hampir saja menyoret dokumen yang ada di tangannya.

"Ya?!" Tanyanya masih ragu.

"Seperti yang Anda dengar saya malas mengeluarkan uang jadi saya mengajak anda agar nanti gratis hehe" ucap Leona bodo amat dengan keadaan.

"Hah~~" Theodor menghela nafas, sudah dua bulan memiliki hubungan dengan gadis ini tapi ia masih Tek mengerti dengan pemikirannya yang harus bertaut dengan uang.

"Apa isi otakmu itu hanya uang?!" Tanya Theodor agak kesal.

"Ya saya hidup demi uang, uang adalah waktu dan waktu adalah uang, memiliki uang jauh lebih menyenangkan dari pada memiliki teman yang mulia" celetuk Leona membuat Theodor tambah sakit kepala.

'apa Mariana akan baik baik saja memiliki ratu yang seperti ini?'

Selagi Leona berceloteh Theodor memikirkan tentang pekerjaannya.

"Jadi.... kesimpulannya uang adalah yang terpenting yang mulia" Leona mengakhiri perkataannya yang panjang lebar.

"Yang mulia anda mendengarkan saya kan?!" Tanya Leona menatap pria itu sibuk dengan kertas kertas di sana.

Money Or Love [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant