Part 26

5.7K 225 0
                                    

Leon dan Aini masih tertidur saat ini, kemarin malam Kyra baru pulang saat jam 11 malam itupun ia enggan pulang sebenarnya tetapi Leon yang memaksanya. Aini bahkan baru tertidur saat Omanya pulang jadilah dia masih terlelap sekarang. Posisi mereka tidur itu berlawanan, Aini tidur di belakang punggung Leon dengan selimut yang sudah meninggalkan dirinya.

 Posisi mereka tidur itu berlawanan, Aini tidur di belakang punggung Leon dengan selimut yang sudah meninggalkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa saat kemudian mata bulat itu mengerjap lucu, Aini menggosok matanya saat dirinya sudah terbangun. Dengan wajah bantalnya anak itu merangkak kemudian memanjat punggung lebar papanya.

"Papa angunn!"

Plakk

Aini menampar pipi Leon membuat tidur cowok itu terganggu, dengan sangat terpaksa Leon membuka matanya kalau tidak pipinya akan menjadi sasaran empuk untuk di tampar oleh Aini.

"Masih ngantuk Ni"

"Angun papa"

"Iya iya, ini bangun, udah jangan di tampol lagi" ucap Leon kemudian mendudukkan dirinya. Mata cowok itu masih setengah terpejam dengan kesadaran yang belum seratus persen.

"Andiii pahh!"

"Ck, iya iya"

Sungguh Aini bagai alarm untuk Leon, anak itu memang masih kecil tapi ia sudah pintar membangunkan Leon setiap hari layaknya alarm. Aini seolah tau bahwa papanya itu harus sekolah sehingga harus di bangunkan pagi-pagi. Ia selalu bangun sebelum Leon dan membangunkan papanya.

Leon berjalan dengan lunglai ke arah kamar mandi untuk melaksanakan kebiasaan paginya. Setelah kurang lebih 10 menit, Leon keluar dengan keadaan lebih segar dengan rambut yang masih basah. Pandangan Leon mengarah pada Aini yang masih ada di atas ranjang, anak itu terlihat sedang memainkan bonekannya sesekali tertawa entah apa yang di tertawakan.

"Ni Lo mandinya entar aja ya sama si Tio?"

Leon ini benar-benar, sudah tau Aini tidak akan mengerti apa yang di ucapkannya, Aini hanya menatap Leon polos yang mana itu membuat Leon gemas.

"Ihh! makan anak sendiri boleh gak sih?" Ucap Leon gemas dengan jarinya yang seakan ingin meremas wajah polos Aini.

Aini yang melihat papanya seperti itu hanya acuh kemudian beralih kembali ke bonekanya. Leon pun bergegas memakai segaramnya kemudian memasukkan barang-barang Aini ke dalam tas anak itu. Leon berniat menitipkan Aini kepada Tio dan Andi seperti biasa, tapi karena kali ini Leon tidak memandikan Aini jadilah dia bermaksud menyuruh Tio yang memandikannya nanti.

Sebelum membawa Aini ke markasnya Leon memakaikan anak itu minyak telon agar tidak masuk angin ketika ia bawa bermotor nanti.

"Selesai, ayo Ni kita berangkat?"

"Yuu!!"

Leon terkekeh melihat keantusiasan Aini, ia kemudian menggendong anak itu dengan gendongan dan berlalu meninggalkan apartemennya menuju markas Draks. Leon berterimakasih kepada Aini karena membangunkannya lebih awal, ia memang niatnya mau bangun lebih awal karena mau mengantar Siren ke kampusnya juga. Setelah beberapa menit berkendara akhirnya Leon sampai di markas Draks, langsung saja ia masuk dan menemukan Tio sedang duduk di sofa dengan bungkus roti di depannya.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang