Bab 16

123 21 1
                                    

Taehyung melihat layar ponsel Sakura menyala beberapa kali. Dia berusaha mengabaikannya namun panggilan itu terus menerus. Dia tidak ingin tahu siapa yang menelepon Sakura di jam yang selarut ini. Taehyung ingin memberitahu Manager Ahn bahwa Handphone Sakura terus berdering, tapi sepertinya Manager Ahn tidak ingin diganggu kare dia terlalu fokus dengan film yang ditonton. Sakura pun pergi ke toilet dan belum kembali juga. Akhirnya dia melihat siapa yang memanggil Sakura dan dia melihat nama Mingyu. Perasaan Taehyung jadi tidak enak. Setelah panggilan mati masuk sebuah pesan dari Mingyu. Pria itu bertanya apakah Sakura sudah dirumah. Hanya pesan itu yang bisa dilihat Taehyung. Dia tidak bisa melihat pesan selanjutnya.

Mood Taehyung langsung berubah total. Awalnya pria itu tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya di parkiran basemen Hybe tapi semakin mendapatkan bukti ini, dia semakin percaya jika Sakura dan Mingyu menjalin hubungan. Sesaat Taehyung tidak bisa mengendalikan amarahnya. Dia harus bersabar lagi. Setidaknya didepan Sakura

Taehyung melihat Sakura kembali dari toilet. Seketika itu juga dia pamit kepada Sakura untuk pulang. Swtelah berpamitan dengan Manager Ahn, Sakura mengantar Taehyung sampai depan pintu apartemen.

"Terimakasih untuk malam ini. Aku sangat senang sekali." Ucap Taehyung.

"Lain kali kita bisa menonton bersama Manager Ahn lagi jika kau mau."

"Tentu. Jika kau mengundangku. Aku akan datang."

"Manager Ahn akan senang mendengarnya." Sakura tertawa lirih.

"Jadi kita sudah resmi berteman?" Tanya Taehyung.

"Iya. Kita berteman."

Taehyung menjulurkan tangannya dan Sakura membalas uluran tangan Taehyung. "Teman. Aku dan kau sekarang berteman."

"Ya Taehyung."

Baiklah Sakura aku harus pulang. Sudah jam 11 malam. Besok kita akan ada pengambilan videoklip."

"Hati-hati dijalan Taehyung."

Taehyung tersenyum dan melambaikan tangan pada Sakura. "aku pulang."

Taehyung membalikkan badannya dan meninggalkan apartemen Sakura.

Wajah Taehyung langsung berubah ketika meninggalkan apartemen Sakura. Pria itu seperti mempunyai banyak wajah. Setidaknya dia harus bersikap baik dihadapan Sakura.

Taehyung merogoh kantung celananya untuk mengambil handphone. Dengan cepat dia menyalakan layar ponselnya dan menyentuh layar panggilan kepada Mingyu. Dari wajahnya dia terlihat tidak sabar untuk membuat perhitungan dengan Mingyu.

"Hei, bisakah kita bertemu." Seru Taehyung tanpa basa-basi ketika Mingyu mengangkat panggilan Taehyung.

"Ada apa Hyung? Tidak bisakah kita bertemu besok?"

"Kau yang menemuiku atau aku yang ke apartemenmu?" Taehyung memberikan dua pilihan.

Mingyu merasakan sesuatu yang tidak enak. "Baik kita bertemu ditempat biasa."

"Oke." Taehyung langsung mematikan panggilannya.

Firasat Mingyu sepertinya akan benar terjadi. Dia merasa tidak ingin menemui Taehyung, karena jika dia menemuinya sesuatu buruk akan terjadi.

Butuh waktu 20 menit untuk Mingyu sampai di tempat mereka biasa bertemu. Tempat itu adalah di pinggiran jembatan yang cukup sepi. Mereka berdua biasa mendatangani tempat itu untuk melepaskan kepenatan atau sekedang ingin menyepi. Dari kejauhan Mingyu melihat Taehyung sudah menantinya. Dia segera turun dari mobil dan menghampiri Taehyung.

"Hyung." Sapa Mingyu.

Taehyung memberikan Mingyu sekaleng bir. Mingyu yang masih tidak bisa menerka apa yang dipikirkan Taehyung mengambil dan membuka kaleng bir itu.

"Mingyu. Apa yang kau lakukan jika kau menyukai seorang gadis yang sama dengan sahabatmu." Tanya Taehyung dengan pandangan mata putih ke arah sungai.

Mingyu meneguk bir dengan kasar. "Aku tidak paham Hyung."

"Bagaimana jika kau tahu sahabatmu juga menyukai wanita yang kau suka?'

Mingyu terdiam. Dia sepertinya tahu akan kemana arah pertanyaan ini namun Mingyu berusaha tenang.

"Aku sepertinya ingin menyerah dengan Sakura. Aku tahu banyak pria yang menyukai dirinya. Aku kadang berpikir bagaimana jadinya jika aku tahu kau juga menyukai Sakura."

"Hyung." Mingyu melirik Taehyung. Mingyu masih berpikir jika Taehyung belum tahu jika Sakura dan dirinya berkencan.

"Mingyu apa kau tahu pria mana yang Sakura kencani?"

"Hyung, aku tidak tahu tentang itu." Mingyu berbohong.

"Atau apa kau tahu siapa pria yang dekat dengan Sakura?"

"Aku juga tidak tahu Hyung ." Mingyu kembali berbohong.

Hati Taehyung kembali meradang ketika mendengar Mingyu berbohong.

"Kenapa kau bertanya hal ini kepadaku?" Mingyu gelisah. Dia masih tidak bisa menebak pikirkan Taehyung.

"Apa aku harus mengubah pertanyaanku. Kim Mingyu apa kau berkencan dengan Sakura?" Taehyung kini menatap Mingyu dengan Tajam. Mata Taehyung seperti ingin melahap Mingyu.

Mingyu terdiam. Dia harus berbohong lagi. "Aku tidak mungkin berkencan denga Sakura." Mingyu tertawa canggung.

Taehyung mendecak kesal. Dia tahu Mingyu berbohong. "Aku melihat Sakura masuk di mobilmu dan kalian begitu dekat." Seru Taehyung.

"Hyung kau salah paham. Aku hanya memberikan tumpangan kepada Sakura." Mingyu beralasan. Bukan dia tidak ingin mengakui Sakura adalah kekasihnya. Dia belum siap kehilangan sahabatnya. Atau Mingyu ingin mencari alasan agar persahabatannya dengan Taehyung tidak rusak.

Taehyung semakin kesal karena Mingyu tidak mengakuinya. "Kau tahu aku di undang makan malam oleh Sakura. Kami menonton film bersama." Taehyung berusaha memancing emosi Mingyu.

"Ah, itu bagus Hyung." Terdengar getaran dari tawa Mingyu. Hatinya entah merasa sakit.

Taehyung bisa melihat kesakitan dari wajah Mingyu. "Kau tahu, kami berdua sekarang berteman."

"Itu bagus Hyung." Tambah Mingyu.

"Dan kau tahu. Aku tanpa sengaja melihat kau menelepon Sakura dan mengirimkannya pesan. Itu seperti pesan yang ditunjukan kepada kekasihnya." Taehyung langsung menghabiskan bir di tangannya. "Apa kau tidak ingin mengakui kekasihmu sendiri Kim Mingyu." Taehyung sedikit menaikkan nadanya. Dia hanya kesal Mingyu terus berbohong kepadanya.

Mingyu diam terpaku. Dia seperti tersambar petir. Apa yang dia lakukan saat ini. Jika dia jujur semuanya akan selesai.

HUSH!!Where stories live. Discover now