Book ini berisikan cerita yang berpusat pada Mark-Haechan dengan berbagai background berbeda.
Terdiri dari ficlet, oneshot, dan short story.
Sebagian isinya adalah mature content. So, baca sesuai dengan umur kalian.
DISCLAIMER:
BxB
Baku&Non-baku
...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mark mendudukkan Haechan di sofa yang ada di ruang itu dan ia juga ikut duduk disamping anak manis itu.
"Jadi kamu sama sekali gak tau rencana mereka?" tanya Mark membuka pembicaraan mereka berdua.
Haechan menggeleng, "engga karena dari kecil Nana emang suka nempel sama aku, jadi aku gak curiga. Tapi anehnya kakak kayak ngejauh gitu dari aku."
Ia memang tidak tahu menahu soal rencana konyol itu, tapi setelah Jaemin bersekolah di sekolahnya Mark menghindar darinya, ia yang ingin 'say hi' jadi tidak berani.
Mark mengangguk pelan, "kakak cuma gak mau ganggu aja, tapi kenapa kamu gak bilang dari awal kalo kalian sepupu?"
Harusnya kan Haechan berbicara dari awal padanya.
Harusnya Mark lah yang bertanya pada Haechan, "Mau bilang gimana kakak juga gak nanya dulu ke aku, dan eum kita gak sedeket itu kak" ia memelankan suaranya di akhir kalimatnya. Ia tidak mau Mark tersinggung dengan ucapannya.
Mark itu bukan siapa-siapanya, akan sangat aneh jika ia tiba-tiba bercerita pada kakak kelasnya ini.
'Siapa elu sampe cerita gitu ke gua' nah ia takut jika respon Mark akan seperti itu.
Mark dapat mendengar ucapan terakhir Haechan, ia seperti tertampar kenyataan. Memang ia siapanya Haechan sehingga anak manis ini harus memberitahunya?
"Eh kak maaf kalo aku buat kakak tersinggung, aku gak bermaksud. Aku takut kakak nanti risih" Haechan merasa tidak enak sekarang, bagaimana pun Mark adalah kakak kelasnya dan ia harus sopan.
"It's okay Chan, kamu bener emang kita gak sedeket itu" ucap Mark dengan tatapan lurusnya.
Nah kan salah ngomong aku -batin Haechan. Ia jadi canggung sendiri sekarang.
Seketika ruangan hening, keduanya tidak ada yang berbicara lagi. Mereka larut dengan pikiran mereka masing-masing. Seketika ruangan hening, keduanya tidak ada yang berbicara lagi. Mereka larut dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kak apa bener semua itu tadi yang Jeno dan kakak omongin?" tanya Haechan tiba-tiba. Jujur ia masih tidak percaya, seorang Mark Jung cinta padanya? That impossible, right?
Mark mengubah posisi duduk dan menatap Haechan dengan serius dibalas tatapan polos oleh anak manis itu. Ia jadi gemas sendiri tapi ini waktunya untuk serius.
"Iya semuanya bener, kakak pengen ngomong dari lama cuma gak berani, akhirnya Jaemin datang dan ya kakak gak jadi buat jujur sama kamu. Tadi kakak ngomong karena emang udah kepancing sama ucapannya Jeno. Jujur kakak gak berharap apapun, kakak cuma mau kamu tahu gimana perasaan kakak buat kamu. Sebentar lagi kakak bakal lanjut kuliah, mungkin kita gak akan jarang ketemu atau gak akan ketemu lagi dan kakak juga gak punya cukup alasan buat ngajak kamu ketemu Chan."
Haechan kok merasa sesak ya ketika Mark berbicara begitu padanya, 'gak akan ketemu lagi'