2. Chacha Lelah, Ingin Menikah

154 11 0
                                    

Haloooo
Aku balik lagi
Aku bakal rajin-rajin update kalo ada waktu yaaaa
Jadi vote and komen yaaaa
Happy readingggg




Chacha dan teman-temannya sangat senang karena Seungwoo akhirnya menjadi dosen pembimbing mereka, nggak papa galak penting urusan lancar.

"Huft, semoga hari ini lancar," monolog Chacha, perempuan itu akan menemui sang dosen untuk konsultasi soal judul. Chacha sudah menyiapkan beberapa judul yang sekiranya akan didiskusikan dengan sang dosen. Chacha sudah siap sih dengan kata-kata dingin dan menusuk Seungwoo, yang penting urusannya lancar.

***

"Ayo Chacha, lo pasti bisa, dia paling cuman ngomong yang nusuk aja, nggak bakal makan lo kok," monolog Chacha kemudian memasuki ruangan dosen.

"Gila, cuman dia lagi di sini. Tapi syukur sih, kalo ada dosen lain malu banget," batin Chacha.

"Selamat pagi Pak," ucap Chacha pelan.

"Selamat pagi, silahkan duduk," ucap Seungwoo tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya. Chacha meneguk ludah kasar, aura Seungwoo sangat kuat sampai-sampai Chacha ingin menangis. Ingin rasanya perempuan itu melarikan diri sekarang, tapi tak mungkin juga. Ini demi masa depannya, Chacha harus kuat.

"Kenapa kamu gugup?"

"Hah? Eh maaf Pak."

"Ngapain kamu minta maaf?" Ya ampun, ini Chacha rasanya benar-benar akan menangis padahal Seungwoo belum mengatakan apa-apa terkait judul yang akan ia ajukan.

"Nggak Pak," ucap Chacha sembari tersenyum canggung.

"Minum dulu, kamu keliatan gugup gitu," ucap Seungwoo sembari memberi air mineral pada Chacha.

"Terima kasih banyak Pak," ucap Chacha lalu menerima air mineral yang Seungwoo berikan.

"Mana judulnya?"

"Astaga Pak, belum juga minumnya ngelewatin mulut saya, gini amat dah." Chacha hanya membatin, kalau ia berani berbicara seperti itu sama saja ia cari mati.

"Ini Pak," ucap Chacha kemudian memberi beberapa lembar kertas yang berisi judul yang akan Chacha ajukan. Wajah Seungwoo hanya datar ketika membaca kata demi kata yang ada di kertas itu sehingga Chacha tak paham maksud pria itu.

***

Satu jam telah berlalu dan selama itu kata-kata Seungwoo benar-benar menusuk membuat tubuh Chacha rasanya membeku tak tahu harus bagaimana. Perempuan itu hanya mampu mengangguk dengan semua yang Seungwoo ucapkan sembari crying inside. Ya Chacha harus terima sih, dirinya sendiri yang mengatakan bahwa ia siap menangis bahkan sampai tertekan batin karena Seungwoo yang penting urusannya bisa lancar.

"Jadi kamu cari lagi, kalo masih ada yang pengen kamu ajukan dari yang kamu ajuin sekarang kamu harus buat alasan yang lebih kuat lagi. Secepatnya ya, lebih cepat lebih baik, kalau bisa besok." Hah? Chacha butuh waktu lama untuk mendapat beberapa judul itu dan tak ada satu pun yang Seungwoo terima. Sekarang pria itu meminta Chacha untuk mencari judul baru dalam jangka satu hari? Ya ampun, ini dosen punya hati nggak sih? Chacha akan benar-benar menangis selepas ini.

"Baik Pak, saya usahakan. Kalau begitu saya izin ya Pak," ucap Chacha dan Seungwoo pun mengangguk.

"Huh." Chacha menghela napas begitu keluar dari ruangan dosen, perempuan itu pun langsung menunju perpustakaan. Chacha bukan tipe mahasiswa yang sangat ambisius, tapi ia juga tak ingin tertinggal makanya perempuan itu berusaha sebisanya.

"Ha ... ha ... ha ... gini amat hidup gue," monolog Chacha sembari tersenyum miris saat melihat seorang pria begitu ia memasuki perpustakaan.

"Udah ah, apa sih yang lo liat dari buaya modelan kayak gitu." Chacha tersentak kaget mendengar suara tersebut dan ternyata itu adalah Yuqi, perempuan itu tersenyum sembari merangkul bahu Chacha.

Chup

Chacha kaget ketika Yuqi mencium pipinya, biasa aja sih mereka seperti itu, Chachanya saja yang terlalu mudah kaget.

"Udah deh, nggak ada gunanya suka sama cowok modelan Kim Sunwoo itu, buaya banget lagi," ucap Yuqi berusaha menyemangati Chacha. Kim Sunwoo, mahasiswa jurusan sebelah, laki-laki yang terkenal sangat akrab pada semua orang sampai-sampai seorang Hwang Chacha baper. Sampai-sampai ketika Sunwoo mengetahui bahwa Chacha menyukai dirinya pria itu berkata pada Ryujin via video call. "Perasaan perlakuan gue ke dia sama yang lain sama aja tapi kenapa dia bisa baper sih? Gue gini ya, kalo dari awal niatnya temenan gue nggak bisa lebih dari teman, dan gue juga nggak pengen kehilangan temen gue. Nggak enak aja gitu, abis ini dia jadi canggung ke gue." Chacha mendengar itu, Chacha mendengar semua itu, Chacha mendengar semuanya karena ia berada tepat di hadapan Ryujin saat itu. Sakit? Sakit lah! Siapa sih yang tak sakit mendapat jawaban seperti itu. Tapi Chacha hanya bisa tersenyum sembari menangis.

"Eh Cha, Qi, hy." Sialan! Itu Sunwoo malah datang dan menemui kedua perempuan tersebut. Chacha sudah berusaha keras loh untuk melupakan Sunwoo, selama dua bulan magang ia benar-benar menghilangkan rasa pada pria itu. Tapi kalau Sunwoo datang seperti ini hati Chacha kan jadi amburadul, sialan! Hati Chacha memang selabil itu.

"Hy," ucap Yuqi sedangkan Chacha hanya melambaikan tangan dengan wajah datar tanpa mengucapkan apa-apa.

"Mau ke perpustakaan ya?" tanya Sunwoo basa-basi membuat Yuqi memutar bola mata malas, pertanyaan Sunwoo benar-benar basi.

"Nggak! Nyari pacar," ucap Chacha jutek, Sunwoo hanya tertawa kemudian mengacak pelan rambut Chacha. Sialan! Chacha berusaha mempertahankan wajah datar padahal dalam hati ia sudah memaki Sunwoo dengan segala makian yang ada. Sialan memang Kim Buaya Sunwoo ini, sudah terang-terangan berkata bahwa dirinya tak bisa membalas perasaan Chacha tapi malah makin gencar membuat hati Chacha terombang-ambing.

"Ada adek tingkat lo yang bisa digaet nggak?" Sial! Sial! Sial! Sunwoo benar-benar tak punya hati ya, dia mikir nggak sih perasaan Chacha?

"Apa sih! Cari sendiri sana, dah ah gue buru-buru!" ucap Chacha kemudian langsung meninggalkan Sunwoo dan Yuqi. Yuqi menahan tawa melihat apa yang baru saja terjadi, Chacha sering berkata bahwa dirinya sudah tak ada perasaan lagi pada Sunwoo tapi setiap kali ia bertemu dengan Sunwoo perempuan itu auto uring-uringan tak jelas.

"Gue duluan ya," ucap Yuqi dan Sunwoo pun mengangguk.

"Tunggu hey," ucap Yuqi kemudian berlari kecil mengejar Chacha.

"Eh, gue ada kelas nih, gue ke kelas dulu ya," ucap Yuqi.

"Ya udah sana pergi," ucap Chacha dengan wajah cemberut, seorang Kim Sunwoo memang paling bisa membuat hati dan mood Chacha amburadul, hadeh.

"Jangan sedih-sedih gitu, masih banyak cowok yang lain," ucap Yuqi dan Chacha pun mengangguk namun lagi-lagi masih dengan wajah cemberut sehingga Yuqi kembali tertawa. Kisah cinta temannya yang satu ini terlalu kocak.

"Udah ya, bye bye," ucap Yuqi kemudian mengecup sekilas pipi Chacha lalu pergi sedangkan Chacha berjalan menuju perpustakaan khusus skripsi. Entah kebetulan atau bagaimana, tapi hari ini perpustakaan tersebut tampak sepi, tapi lebih sepi hati Chacha sih. Chacha butuh pacar, Chacha butuh ayang, tapi nggak ada, nasib-nasib. Chacha menghela napas, ia kemudian mencari beberapa skripsi milik kakak tingkat yang sekiranya bisa jadi inspirasi judul Chacha. Setelah mendapat beberapa skripsi Chacha pun duduk, ia memakai airpod kemudian mulai mendengar musik sembari membaca skripsi.

Tapi sialnya Chacha yang notabenenya mudah terdistraksi jadi tidak fokus hanya karena bertemu Sunwoo tadi. Ia ingin fokus tapi sialnya nama Sunwoo justru terus terngiang-ngiang mengganggu fokus Chacha.

"Hah! Ya ampun capek banget, pengen nikah aja."

"Ya udah ayo nikah."

"HAH!"

Bapak Dosen II Han Seungwoo Where stories live. Discover now