3. Ayo Nikah

128 11 0
                                    

Penjaga perpustakaan auto menatap Chacha dengan tatapan tajam karena teriakan perempuan tersebut.

"Maaf Pak, maaf banget," ucap Chacha pelan dengan wajah memerah, perempuan itu sangat malu. Lagian siapa sih yang menyeletuk membalas ucapan Chacha? Masa iya perpustakaan ini ada penunggunya? Perasaan hari-hari sebelumnya Chacha belum pernah mengalami hal semacam ini. Chacha pun menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menemukan sumber suara tadi dan ...


Chacha menahan napas, mata perempuan itu membulat seolah ingin keluar mendapati orang yang ada di sampinnya.

"Pak Seungwoo?" Itu orangnya, orang bernama Han Seungwoo yang membuat Chacha menahan napas sampai-sampai perempuan itu rasanya ingin berubah jadi abu saja. Sejak kapan sih dia di sana? Sejak kapan duduk di samping Chacha, kenapa Chacha tak sadar?

"Kamu mau nikah 'kan? Ya udah ayo nikah bareng saya." Ha? Chacha baru tahu level bercanda seorang Han Seungwoo seperti itu. Ya sebenarnya Chacha mau-mau saja sih menikah dengan Seungwoo, siapa tau skripsinya jadi lebih cepat selesai, eh? Tapi tak mungkin juga, Seungwoo pasti sedang bercanda. Tapi bercandanya Seungwoo membuat jantung tak aman ya, gila memang. Mana aroma maskulin Seungwoo begitu menyeruak di hidung Chacha, jantung perempuan itu kan jadi amburadul.

"Eheheh, Pak." Chacha tak tahu harus mengatakan apa sehingga ia hanya menyengir tak jelas.

"Kok kamu nyengir kayak gitu? Saya lucu ya?"

"Ha? Eh nggak kok Pak, saya permisi dulu ya Pak," ucap Chacha kemudian dengan cepat-cepat menyusun barangnya. Ia tak tahan berlama-lama di dekat Seungwoo, aura pria itu sangat mendominasi, Chacha jadi pusing sendiri, ia tak kuat.

"Mau kemana? Memang judul kamu udah dapat?" Nah, Chacha terdiam, ini Seungwoo apa-apaan sih? Chacha juga maunya ia segera mendapat judul, tapi kalau ada Seungwoo seperti ini Chacha tak bisa fokus. Blak-blakan saja ya, Chacha tak bisa fokus kalau ada cogan. Apalagi cogannya seperti Seungwoo, CHACHA SANGAT TIDAK BISA!

"Eum, belum sih Pak."

"Jadi? Mau kemana? Kamu niatnya ke sini mau cari judul kan?"

"Eum, iya Pak."

"Ya udah lanjut, saya cuman liatin kamu, saya nggak ganggu kok." Nggak ganggu katanya? KEHADIRAN BAPAK SEUNGWOO TERHORMAT SAJA SUDAH SANGAT MENGGANGGU, CHACHA TAK BISA FOKUS PAK SANGAT TIDAK BISA.

"Eum ..."

"Eum eum eum, dari tadi eum terus, mending sekarang kamu lanjutin kerjaan kamu." Sial! Chacha jadi ciut karena nada suara dan tatapan tajam Seungwoo, ya ampun Chacha rasanya ingin melarikan diri saja dari tempat ini, kalau bisa dari muka bumi sih.

"Siap Pak." Chacha tak bisa mengatakan apa-apa, ia hanya mampu menurut, melawan Seungwoo hampir tak ada bedanya dengan melawan orang tua sendiri, takut dosa.

Chacha pun mulai kembali pada kegiatan awalnya, ya walaupun ia sebenarnya tak bisa fokus. Chacha tak henti-hentinya crying inside sembari berharap Seungwoo pergi dari hadapannya. Tapi pria itu tak ada tanda-tanda ingin pergi, ia bahkan tampak nyaman memainkan ponselnya.

"Nggak usah gugup gitu, kamu bisa anggap saya nggak ada," ucap Seungwoo tanpa melepas pandangan dari ponselnya, dia kira semudah itu? HAH! Chacha tak mengatakan apa-apa, ia hanya tersenyum pahit kemudian minum dengan harapan rasa gugupnya bisa sedikit berkurang. Perempuan itu lalu kembalikan pada kegiatan awalnya.

Kryuk kryuk kryuk ~~~

Ya ampun, hidup Chacha kenapa sekocak ini sih, perempuan itu sudah tak bisa menahan air matanya lagi apalagi ketika Seungwoo menatapnya.

"Ayo ikut saya, cepat beresin barang kamu."

"Ha?"

"Saya baru tau kalo pendengaran kamu bermasalah."

Bapak Dosen II Han Seungwoo Where stories live. Discover now