e i g h t

195 40 14
                                    

"Presdir!"

Joy buru-buru keluar dari mobil hitam sambil membenarkan pakaiannya. dia berdiri gugup di depan Irene yang menyilangkan kedua tangannya. pagi ini, Joy sangat terkejut karena Irene menelponnya lalu menyuruhnya untuk menjemput. padahal irene bilang jika perjalanannya akan lama tapi kenapa kembali?

"tau sudah berapa lama aku menunggu?" tanya irene dingin membuat Joy makin gugup.

"maafkan saya Presdir. saya tidak akan mengulanginya lagi"

"aku ingin ke tempat makan paling enak. kau tau?"

Joy mengangkat kepalanya bingung. Joy jelas tau siapa Irene. dia adalah seorang vampir yang tidak makan apapun kecuali darah dan selama Joy mengenal irene, dia tidak melihat irene menghisap darah. lalu untuk apa irene ke tempat makan?

"Presdir, anda?"

"bukan untukku tapi untuk gadisku" tunjuk irene ke Jiu yang berada di sebelahnya. Joy membulatkan matanya karena baru menyadari keberadaan orang lain selain mereka berdua. rasa gugupnya mengalahkan segalanya.

"selamat siang,...." pupil mata Joy bergerak kiri kanan mencari kata yang tepat untuk memanggil gadis penyihir ini.

"Jiu, namaku Jiu" sambarnya ketika melihat Joy yang kebingungan.

"baiklah Jㅡ"

"tambahkan unnie dibelakangnya, dia sangat jauh lebih tua darimu" potong Irene membuat Joy gelabakan. jika Irene berkata seperti itu sudah pasti Jiu lebih tua darinya.

"baik presdir"

Joy kemudian membukakan pintu bagian belakang untuk Irene lebih dulu masuk lalu Jiu yang tersenyum hangat padanya, "kau bisa memanggilku dengan nyaman, aku tidak keberatan jika hanya dipanggil Jiu saja"

"aku mengerti Jiu unnie"

Joy mengendarai mobil mewah itu membelah pusat kota untuk mengantarkan kedua orang dibelakangnya ini ketempat makan. Joy berkali-kali melirik kebelakang karena untuk pertamakalinya selama mengenal Irene, baru kali ini gadis vampir itu tersenyum.

"lihat saja kedepan" tegur irene membuatnya tersentak.

"ya presdir" ucapnya malu-malu. Joy bisa mendengar irene yang menghela napasnya.

"kau tinggal dimana sekarang?" tanya Irene tiba-tiba membuat Joy bingung.

"saya tinggal dirumah presdir"

"maksudku rumah mana? aku tau kau merasa diawasi oleh seseorang kan?"

Joy mengerjapkan matanya. bagaimana Irene tau? bukankah gadis Vampir ini sedang pergi?

"lalu dimana kau tinggal?"

"saya tinggal di rumah sepupu Presdir"

"kau melihat orang yang mengawasimu?"

Joy menggelengkan, "saya tidak melihatnya Presdir. saya rasa itu hanya halusinasi saja"

Irene membuang muka ke jalanan. tidak, Joy tidak berhalusinasi. memang ada yang mengawasinya dan itu karena Irene.

"kau datang ke rumahku selama aku pergi?"

Joy mengangguk, "ya presdir. saya datang seperti biasanya untuk membersihkan rumah anda dengan para pekerja"

"pekerja?"

"saya menyewa orang untuk membersihkan semua ruangan kecuali kamar anda Presdir"

"kau melihat sesuatu yang mencurigakan?"

"mencurigakan? maaf presdir, saya tidakㅡ"

"lupakan. menyetir saja yang benar" potong irene cepat membuat Joy diam dan fokus pada kemudinya. Irene merasakan Jiu yang dari tadi diam mendengarkan percakapan mereka meraih telapak tangan irene.

ㅡ BEcause ㅡWhere stories live. Discover now