42. Serupa tapi tak sama

1.2K 38 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Happy reading guys
.
.
.
.
.
.


Kini kedua remaja itu tengah menikmati rebahan santai nya, sungguh rebahan adalah suatu kebutuhan yang sangat di wajibkan.

"El?" Panggil Silvi.

Dengan mata terpejam El bergumam. "Hm?"

"Besok kan hari terakhir Lo di skors"

"Terus?" Tanya El. Dengan mata masih setia terpejam.

"Lo mau masuk sekolah kan?" Tanya Silvi lagi.

El terkekeh. Kemudian mata ia membuka matanya, ia melihat langit langit kamar.

"Gue mau berhenti sekolah" Jawab El.

"HAH" Silvi bangkit dari tidurannya, Ia tak salah dengan kan.

"Lo Serius? Gue gak salah denger kan?" Tanya Silvi lagi.

El terkekeh, kemudian ia menganggukkan kepalanya mantap.

"Gue serius" jawab El. "Gue mau nyari kerja aja lah, buat nambah nambah kebutuhan hidup" lanjut El.

Namun Silvi menggeleng cepat. "Gak! Lo itu harus tetep sekolah, sayang banget El. Bentar lagi kita mau ujian"

Namun lagi lagi El terkekeh. "Sekolah itu butuh biyaya Vi. Dan sekolah itu sekolah paling elit di Jakarta, gue gak bisa"

"El" lirih Silvi.

El tersenyum simpul. "Lo tenang aja, gue gak papa"

.......

Brakkkkk

Pecahan Beling berserakan di mana mana, pemuda itu terus bergumam prustasi.

"Sialan" Gumamnya.

Ia menatap nanar dirinya di depan kaca. Sungguh kenapa tubuhnya begitu sangat lemas.

"Percuma!"

"Percuma setiap Minggu gue cuci darah" lirihnya.

"Ujungnya juga gue pasti mati" Ucapnya dengan tersenyum getir.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Saka.

"Abang" panggil Karin di balik pintu kamar saka.

"Iya mi" jawab saka, Dan seperti tidak terjadi apapun.

"Tadi suara apa yang pecah?" Tanya Karin lagi

Saka terkekeh. "Tadi Aka gak sengaja nyenggol gelas Bun" jawab saka.

"Yasudah, kalo gitu Abang buka dulu pintu nya, buar mami bersihkan dulu"

"Gak usah mi, biar aka aja. Tapi nanti hehe, aka nya lagi males"

"Gak papa, biar mami aja ya"

"Gak usah mi, Udah ah, aka ngantuk mau tidur"

"Tap.."

"Jangan ganggu mi"

"Yasudah, tidurnya jangan lama lama"

"Oke siap "

Setalah itu, tak ada suara Karin di sana, sungguh saka merasa lega.

Bukannya ia tak mau membuka pintu untuk maminya, namun keadaannya yang sangat lemas, membuat ia tak bisa bergerak jauh.

Biarkan saja pecahan gelas itu, Ia tak peduli. Dan kini tubuh saka hanya bisa meringkuk di atas kasur King size nya.

Kemarin pagi, saka baru saja pulang dari Rumah sakit bersama Adi, namun tidak seperti biasanya. Jika pulang dari RS tubuhnya akan kembali membaik, Namun berbeda dengan sekarang. Sepertinya tubuh saka sangat tidak bertenaga.

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang