58. Serupa tapi tak sama

1K 31 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗



Kini Anak dan ayah itu tengah berada di dalam mobil, mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu membuat Rachel merasakan semilir angin, karena ia sengaja membuka jendela mobil.

"Sayang banget ya, El gak ikut."

"Dia sibuk." Jawab Arya.

"Emang hari ini El sibuk apa ayah, Ara udah tiga hari gak ketemu dia."

"Hm, biasalah dia pasti ngurus bunganya itu."

Rachel terkekeh. "saking sukanya sama bunga mawar."

Arya mengangguk. "Kayak bunda kamu, dia juga suka bunga mawar."

Senyuman di wajah Rachel memudar. "Kamu kenapa sayang?." Tanya Arya.

Rachel menggelengkan kepalanya. "Enggak ayah, Ara cuman kangen aja sama bunda."

"Ayah juga sama, andai aja waktu itu.."

"Udah ayah, gak usah di bahas lagi." Pinta Rachel.

Arya pun mengangguk mengerti, jika ia terus terusan berbicara tenang almarhum istrinya, ia pasti akan merasa sangat sedih.

"Oh iya." Ucap Arya.

"Ayah gak mau, kamu Deket lagi sama Arsen, ayah udah terlanjur kecewa sama Ranti."

"Kenapa begitu ayah?." Tanya Rachel tak mengerti.

Arya menghembuskan nafasnya gusar. "Karena dia membatalkan kerja sama, Perusahaan ayah hampir saja hancur."

"Tapi ayah.."

"Sudah lah, ayah juga tau. Kalo Arsen itu tidak mencintai kamu kan, Lebih baik kamu menjauh, sebelum kamu jatuh terlalu dalam."

Rachel menunduk kepalanya. "Apa Ara salah ayah!."

"Maksud kamu?." Tanya Arya tak mengerti.

"Apa Ara salah, kalo Ara mencintai Arsen." Lirih Rachel.

"Kamu gak salah."

"Tapi kenapa Arsen tidak pernah mencintai Ara ayah, yang Arsen cintai itu hanya El."

Arya terdiam, ia sedikit melambat kan laju mobilnya. "Hey? Anak ayah gak boleh sedih, karena ayah gak suka liat kamu sedih begini." Ucap Arya, dengan mengelus Surai panjang Rachel.

"Ara gak sedih ayah, Ara cuman merasa gak beruntung aja,"

Setelah mengatakan kalimat itu, Arya dan Rachel terdiam, beberapa menit lagi Arya dan Rachel akan segera tiba di rumah besarnya itu.

.....

Gadis itu tenaga menunggu kedatangan seseorang, ia begitu bahagia karena kabar gembira akan segera datang.

Belum juga lama menunggu, seseorang itu Sudah datang.

Ckrekk

"Ayah." Pekik El begitu bersemangat.

"EL." Heboh Rachel dengan memeluk tubuh El kuat.

"Dih apaan si Lo, kayak gak ketemu satu tahun aja." El terkekeh. Kemudian ia juga membalas pelukan Rachel.

"Lebih malah, aku gak ketemu kamu kayak udah satu abad tau gak, kangen juga sama kembaran aku ini."

"Lebai Lo." Kekeh El. Memang mulut jahat El ini tidak bisa di silent sama sekali.

"Nyebelin kamu mah ah." Kesal Rachel.

Kemudian El terkekeh. "Hehe, sorry. Becanda gue mah."

Kemudian Rachel mengangguk. Ia juga sama halnya dengan El, ia bencanda merajuk.

"Oh iya, ayah El ada kabar gembira buat ayah."

Arya mengerutkan keningnya. "Apa!."

"Hasil dari pemeriksaan tadi, Coc.."

"Ekhem." Arya berdehem. "Kita bicarakan di ruang kerja ayah aja yah, soalnya ayah lupa, kalo ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan." Ucap Arya, dengan memotong perkataan El.

El mengangguk mengerti, berbeda halnya dengan Rachel yang bertanya tanya.

"Kamu mau ngomong apa sama ayah?." Tanya Rachel.

Namun mengerti dengan kode dari Arya, El mencoba menutup mulutnya.

"Dih, kepo banget si Lo, ini itu tenang bunga gue, Lo gak perlu tau. " Ucap El dengan terkekeh geli.

Rachel memutar bola mata memelas. Menyebalkan sekali kembarannya itu.

"Dih, Lo ya, masalah bunga aja harus di rahasiin." Kesal Rachel.

"Biarin." Ucap El, dengan meninggalkan Rachel, dan segera menuju ruang kerja Arya.

"El, El. Saking sukanya kamu sama bunga." Ucap Rachel dengan memperhatikan El yang mulai menjauh dari pandangan nya.

.....

"Gimana?." Tanya Arya to the points.

El mengangguk, kemudian ia memberikan secarik kertas itu kepada Arya. Kemudian Arya menerimanya, ia membaca detail setiap tulisan yang tertera di kertas tersebut.

"Cocok." Gumam Arya.

El mengangguk antusias. "Iya ayah."

"Kalau gitu, secepatnya kita harus segera melakukan operasi." Ucap Arya antusias.

Namun entah mengapa, El tidak menyukai perkataan Arya barusan. Tatapan Arya pun tidak seteduh tadi.

"Iy_iya ayah, Secepatnya." Ucap El sedikit ambigu.

"Tapi ayah mohon." Ucap Arya.

"Maksud ayah?." Tanya El.

"Jangan sampai Rachel tau soal ini,"

El mengangguk. "Iya ayah, El akan rahasiakan ini dari Ara."

"Bagus, terimakasih sayang, kamu memang putri ayah yang paling baik." Puji Arya, dengan memeluk tubuh El.

El tersenyum, namun entah mengapa saat Arya mengatakan hal itu, El begitu meragukan Arya.

"Iya ayah, ayah juga adalah ayah yang terbaik buat El,"

Arya mengangguk, kemudian ia melepaskan pelukannya.

"Kalau gitu, Ayah Meu istirahat dulu, kamu juga jangan lupa istirahat yang cukup, supaya nanti pas operasi semuanya berjalan lancar."

El mengangguk. "Pasti ayah,"

Arya tersenyum hangat, kemudian mengelus Surai rambut El, lalu berlalu pergi meninggalkan El di ruangan kerja Arya.

Setelah kepergian Arya, entah mengapa perasaan El begitu gelisah. Entah apa yang akan terjadi, namun El selalu mencoba membuang pikiran negatif nya tersebut.

.... 

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora