(14) Duka

1.8K 626 1.8K
                                    


"Putra balik lagi jam berapa, ya, A Zayn? Ini soto kesukaan dia keburu dingin, tumben deh lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Putra balik lagi jam berapa, ya, A Zayn? Ini soto kesukaan dia keburu dingin, tumben deh lama. Biasanya juga cepet," kata Qia pada Zayn. Suami Qia itu saat ini tengah sibuk membantu sang istri menyusun hasil gorengan bakwan jagung di sebuah piring yang dialasi tisu penyerap minyak.

"Bentar lagi kali, baru juga jam 1 siang," balas Zayn santai.

"Aku kok dari tadi kepikiran Putra terus, ya, A?" tanya Qia.

Zayn menatap Qia, sejujurnya sedari tadi, Zayn pun tidak bisa tenang. Dia terus saja kepikiran Qilla. Hati kecilnya merasa khawatir tanpa sebab. Ada kekhawatiran besar, khawatir bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Semoga semuanya baik-baik aja, ya?" lirih Zayn. Dia menggenggam tangan Qia.

Ting Nong

"Nah 'kan? Insyaallah semua baik-baik aja, itu pasti Putra. Mau aku ambilin niqab sama khimarnya?" Zayn menawarkan bantuan. Qia mengangguk, tak lupa mengucapkan terimakasih pada sang suami. Selalu seperti ini, setiap ada suara bel. Zayn selalu sigap membantu istrinya menutup aurat. Sembari menanti Zayn, buru-buru Qia mematikan kompor dan mengenakan kaus kakinya.

Ketika Zayn sudah berhasil membawa khimar dan niqab milik Qia, laki-laki itu bergegas mendahului Qia agar yang menekan bel, tidak terlalu lama menunggu.

"Sebentar! Dari mana aja sih Putra? Tumbenan Lo lama Put— Eh?"

Ucapan Zayn terputus kala pintunya menampilkan dua orang laki-laki berseragam coklat. Pandangannya pun sempat terlempar ke arah motor polisi yang terparkir tepat di depan rumahnya. Berhubung pagar rumah Zayn terbuka, jadi hal yang mudah untuk kedua polisi tersebut bisa berada tepat di depan pintu rumahnya.

"Selamat, siang!" salam salah satunya.

"Iya, siang. Ada apa, ya?"

"Apa Bapak kenal dengan foto pria pada KTP ini?" Zayn menatap Kartu Tanda Penduduk yang ada dalam plastik klip tersebut. Tunggu ... Kenapa ada bercak darah mengering di sana?

"Siapa A—" Qia tidak melanjutkan ucapannya, dia sangat terkejut saat mendapati dua orang polisi di depan rumahnya. Sebenarnya ada apa?

"I-iya, ini adik saya, Pak," ujar Zayn pada akhirnya.

Qia menoleh pada Zayn. Lalu tatapannya beralih pada benda yang dipegang oleh salah seorang polisi bertubuh gemuk. Itu ... Jam tangan pemberian dari Zayn untuk Putra beserta dompet dan KTP 'kan? Kenapa bisa ada pada mereka?

Kedua polisi tersebut saling berpandangan. Merasa tidak enak hati untuk menyampaikan kabar buruk ini. Tapi, mau bagaimana pun mereka harus menyampaikan hal berat ini. Agar proses penyelesaian masalah bisa segera teratasi dan jenazah bisa dikebumikan. Ditambah lagi, ada seorang gadis yang diduga kuat juga bagian dari keluarga ini.

Kabar terkini tentang gadis itu, saat ini ia sedang berjuang di ruang operasi dengan bantuan tim medis dan para dokter bedah, ia berada diambang batas antara hidup dan mati. Maka sudah pasti dia sangat butuh keberadaan orang tersayangnya untuk mengawal perjuangannya. Gadis itu butuh doa dari orang tua dan keluarganya, 'kan?

DEHANDAR & AQILLA [YOUNG MARRIAGE]Where stories live. Discover now