BAB 20

539 45 0
                                    

Brugh....
Ciittthhh...
Aaaaa.....

Terdengar suara kendaraan yang direm mendadak, dan suara teriakan dari dalam kendaraan dan sekitar kendaraan tersebut. Jiang Cheng, Wei Changze, Lan Xichen dan Lan Wangji, mata mereka membulat. Melihat tubuh Wei Wuxian yang tertabrak bis dan terpental beberapa meter. Lan Wangji dan Lan Xichen hanya mematung tidak bisa berbuat apapun. Sedangkan Wei Changze dan Jiang Cheng langsung menghampiri Wei Wuxian dengan tubuh yang sudah bersimbah darah. Orang-orang mengelilingi Wei Wuxian. Mereka sudah berinisiatif untuk memanggil Ambulance. Tak lama ambulance itu datang dengan suara sirine yang meraung, dan segera membawa Wei Wuxian kerumah sakit. Lan Wangji dan Lan Xichen mengikuti arah ambulance tersebut. Dan mereka sampai rumah sakit XXX tempat Wen Ning dan Xiao Xingchen bekerja.

Di rumah sakit, terlihat 2 orang dokter sedang santai, setelah istirahat dan akan kembali melakukan tugas mereka.

"Benarkah Ge? Dunia sempit ya... Kau harus mengatakannya pada Wei Ge..." ujar Wen Ning yang sedang mengobrol dengan Xiao Xingchen setelah makan siang
"Bagaimana tanggapan dia nanti jika... "Ucapan Xiao Xingchen terhenti saat melihat orang yang berada diatas brangkar dengan tubuh yang bersimbah darah.
"Ge..." panggil Wen Ning
"Wuxian... Wei Wuxian...!!" panggil Xiao Xingchen lalu berlari mengejar brangkar Wei Wuxian, yang membuat Wei Changze dan Jiang Cheng kaget melihat Xiao Xingchen
"Ge? Ada apa?“ tanya Wen Ning ikut mengejar brangkar tersebut, namun matanya ikut membulat melihat siapa yang diatas brangkar
"A-Ning?“ sapa Jiang Cheng
"Jiang Ge... Paman Wei... Kalian disini?“ tanya Wen Ning lalu ekor matanga dapat melihat jika ada 2 orang lagi yang mengikuti mereka
"Emn... Kami sampai kemarin" jawab Jiang Cheng dan yang lainnya lalu berhenti karena Wei Wuxian di tangani di UGD
"Kalian tunggu disini... Dokter Wen,, anda di panggil dokter Gu didalam" ujar Suster
"Wen Ning... Selamatkan A-Xian" yang di beri anggukan oleh Wen Ning
"Kau? Mirip sekali dengan A-Xian" ujar Jiang Cheng
"Saya dokter yang tinggal dengan Wei Wuxian. Saya Xiao Xingchen" Xiao Xingchen lalu mengangguk dan memberi menyalami Jiang Cheng dan Wei Changze
"Namamu Xingchen?“ tanya Wei Changze yang di balas anggukan oleh Xiao Xingchen

Pandangan mata Jiang Cheng teralihkan dengan orang yang baru datang. Wajah dua orang ini tampak kusut dan Khawatir. Jiang Cheng menghampiri mereka. Wajah Jiang Cheng sudah sangat menahan amarah. Tangannya mengepal dan bersiap memukul dua orang keturunan Lan tersebut.

Plak...
Brugh...

Jiang Cheng memukul Lan Wangji hingga ia terjatuh dan tersungkur kebelakang. Ia menghampiri Lan Wangji menarik kerah baju Lan Wangji sehingga ia berdiri. Jiang Cheng mendorong Lan Wangji hingga punggungnya menghentak ke dinding.

"Puas? Kau puas? Kau tau, dia tidak ingin melihatmu! Dan bagaimana caranya kau tau dia disini? Orang suruhanmu?" tanya Jiang Cheng pelan namun penuh amarah
"A-Cheng... Lepaskan Wangji..." ujar Lan Xichen
"Ah... Lan Xichen!! Kau memang tidak mengajari adikmu dengan baik! Dan lihat... Kau malah ikut-ikutan adikmu“ ujar Jiang Cheng
"Lepaskan saja" ujar Wei Changze mencoba menenangkan Jiang Cheng
"Wangji... Mau sampai kapan kau ganggu hidup A-Xian? Jika kau tidak muncul ia tidak akan berlari tanpa melihat sekitar... Lan Wangji... Kau itu pembawa sial untuk A-Xian! Aku prihatin dengan A-Xian... Sial sekali nasibnya bertemu kau... Kehilangan anak, dan kau, titik awal sakitnya" ujar Jiang Cheng lalu lagi-lagi akan memukul Lan Wangji namun suster keluar dari UGD
"Tuan... Ini rumah sakit. Mohon jaga ketertiban dan tetap diam ya... Dimana Keluarga pasien Wei?" tanya Suster
"Saya papanya Suster" jawab Wei Changze yang mendapat tatapan dari Xiao Xingchen
"Pasien kehilangan banyak darah. Golongan darah pasien O negatif ada dari keluarga anda yang bergolongan darah sama?“ tanya Suster
"Mamanya yang memiliki golongan darah tersebut... Namun..."
"golongan darah ku O negatif. Ambil darah ku, sus" ujar Xiao Xingchen
"Baik ikuti saya dokter Xiao"
"Tunggu... Dokter, apakah anda mempunyai kalung yang sama dengan A-Xian?“ tanya Wei Changze yang tak mampu menahan diri untuk bertanya
"Ya, aku memilikinya" ujar Xiao Xingchen lalu melepaskan kalung tersebut dan memberikannya pada Wei Changze "aku titipkan sebentar. Nanti aku ambil. Sekarang biarkan aku selamatkan Wuxian. Setelah itu kita bisa tes dna, jika itu yang sebenarnya anda pikirkan" ujar Xiao Xingchen lalu pergi menyusul Suster

Jiang Cheng mengamati kalung itu, ia mencoba mengingat kalung tersebut. Itu kalung yang Jiang Cheng lihat saat Wei Wuxian di toilet apartemennya yang baru. Jiang Cheng melihat tatapan Wei Changze yang penuh harap. Wei Changze membalik kalung tersebut dan terukir nama Xingchen. Wei Changze semakin yakin, jika yang di dalam sedang mendonorkan darahnya adalah Wei Xingchen. Anaknya yang hilang.

"Pa.. Dia.. Dia..." tanya Jiang Cheng bingung
"Ya... Dia orang yang di tanyakan A-Xian saat di restoran"
"Jadi... Kemungkinan dia..."
"Semoga saja A-Cheng... Paling tidak mamamu tenang disana jika itu benar"
"Iya pa"
"Apa yang kalian bicarakan?“ tanya Lan Xichen secara tidak sadar
"Kenapa kalian berdua masih disini?" tanya Jiang Cheng ketus
"Biarlah A-Cheng... tuan Lan Wangji masih mencintai anak papa"
"Tapi lihat yang dia perbuat... Dia terlalu ambisius pa... Dia tidak mau bersabar... Apa papa akan setuju dengan mereka!?"
"Untuk sekarang mungkin papa tidak setuju. Namun jika melihat apa yang A-Xian lakukan agar sembuh untuknya, papa akan berfikir ulang" ucap Wei Changze membuat Lan Wangji menatapnya seakan mengucapkan permohonan maaf
"Darimana papa tau jika A-Xian ingin sembuh demi dia?“
"A-Xian sendiri"
"Hah?“
"Kau tidak percaya? Bukannya sudah jelas dari awal dia pergi"
"Tetap pa. Demi dia yang sudah melukai A-Xian sampai seperti itu"
"Bacalah baik-baik" ujar Wei 6 memberikan ponselnya saat Wei Wuxian mengirimi chat papanya
"Aku hanya ingin sembuh pa. Tidak sembuh total gpp, asal tidak takut lagi jika bertemu Lan Zhan. Tidak terbayang kecelakaan dan trauma itu jika bertemu Lan Zhan. Aku hanya ingin Lan Zhan memberiku kesempatan untuk sembuh. 2 sampai 3 tahun saja. Aku dibantu Xingchen Ge, yakin bisa sembuh jika tidak melihatnya untuk 2 tahun. Pa, Jika bisa meminta aku ingin buta... Agar aku tidak perlu melihatnya" tanpa sadar Jiang Cheng membacakan isi Chat Wei Wuxian
"Setelah itu papa video call A-Xian. Papa marahi dia karena bicaranya yang ngelantur. Papa kira dia kambuh. Ternyata memang inginnya begitu... Terkadang kakakmu A-Xian itu susah di mengerti"
"Tapi... Apa dia sarafnya ikut putus? Ingin buta? Dia gila“
"Ya A-Xian sudah benar-benar gila karena sakitnya sendiri"
"Ehm,, masalalu pa" ralat Jiang Cheng
"Lalu apa yang kalian bicarakan tadi?" tanya Lan Xichen lagi
"Xiao Xingchen, mungkin kakak kandung A-Xian" jawab Wei Changze
"Ba... Bagaimana bisa?“ tanya Lan Wangji
"Anak pertama papa dulu hilang!“ jawab Jiang Cheng yang lagi-lagi ketus

Wei Ying, izinkan aku menikahimuWhere stories live. Discover now