Xtra

646 50 1
                                    

Huek
Huek

"Kau kenapa Wei Ying? Beberapa minggu terakhir ini aku lihat kau muntah-muntah, wajahmu pucat, tapi kau selalu tidak mau periksa" kata Lan Wangji
"Kenapa kau jadi banyak bicara Lan Zhan? Bukankah kau orang yang irit bicara?"
"Apa aku harus irit bicara saat dengan istriku sendiri Wei Ying? Nanti kita periksa"
"Huft, aku ingin memberitahumu saat ulang tahunmu, tapi sepertinya harus ku beri tahu sekarang"
"Apa?"
"Aku, hamil" kata Wei Wuxian membuka laci di kamar mandinya dan memberikan testpack ke Lan Wangji

Di test pack tersebut terlihat jelas 2 garis. Mata Lan Wangji memerah. Ia memeluk Wei Wuxian. Ia menciumi wajah Wei Wuxian. Hati nya penuh bunga saat ini. Kebahagiaan melingkupi hati Lan Wangji. Lan Wangji mengusap lembut perut Wei Wuxian yang sudah sedikit menyembul. Ia mencium perut Wei Wuxian.

"Ini alasan kau sedikit gemuk sayang"
"Disini ada anakmu" jawab Wei Wuxian membelai perutnya
"Sayang, Hati-hati di perut mama ya. Jangan kau buat mama lebih sakit dari pada ini"
"Dia tidak membuatku sakit, Lan Zhan. Ini hal. Wajar yang terjadi pada suatu kehamilan"
"Kau harus jaga diri, sayang. Anak kita di sini"
"Aku akan jaga diri, Lan Zhan... Aku menginginkan anakmu.. Aku menginginkan rasanya hamil dan menjadi ibu dari anak-anak mu"
"Nanti kita kerumah sakit"
"Sekarang saja, bagaimana? Ini sudah siang, Lan Zhan"
"Baiklah. Mari bersiap"

Lan Wangji dan Wei Wuxian bersiap kerumah sakit. Wei Wuxian segera memakai masker. Untuk saat ini ia merasa pemciumannya sangat sensitif. Apa lagi untuk saat ini, saat mereka sampai di rumah sakit saat sudah banyak yang mengantri. Banyak bau - bau yang membuat perut Wei Wuxian seakan di aduk dan ingin memuntahkan semua isinya. Tibalah giliran Wei Wuxian dan Lan Wangji. Mereka masuk dan di terima dokter Fu, Fu Fangyin, teman Wen Ning dan Wei Xingchen.

"Siang dokter Fu" sapa Wei Wuxian
"Siang A-Xian. Aku menunggumu. Kata kakakmu kau akan datang, dan kau pasien terakhirku hari ini" kata Fu Fangyin
"Terima kasih dokter Fu" kata Wei Wuxian
"Ayo naik kemari, kita periksa keadaan janinmu" kata dokter Fu

Dokter Fu memeriksa janin Wei Wuxian. Janin Wei Wuxian sudah berumur 18 minggu.  Sudah hampir memasuki usia 4 bulan. Lan Wangji sedikit menggelengkan kepalanya. Namun ia tidak berkata apapun. Untuk saat ini sepertinya ia pendam saja, sebelum meledak nanti saat di mobil atau di rumah.

Setelah mereka selesai, mereka keluar. Di luar sudah ada Wei Xingchen dan Wen Qing. Wei Xingchen dan Wen Qing menyambut Wei Wuxian. Mereka langsung mengajak Wei Wuxian untuk makan, karena Wen Qing sangat tau, usia 4 bulan, nafsu makan mulai membaik.

"Bagaimana keadaan janinmu?" tanya Wen Qing
"Baik" jawab Wei Wuxian dengan wajah terus menunduk
"Kau kenapa A-Xian?" tanya Wei Xingchen
"Sepertinya akan ada seseorang yang marah, jika kalian pergi" kata Wei Wuxian lalu melirik Lan Wangji
"Wei Ying, hamil adalah suatu yang besar, jika aku tidak mengajakmu pergi hari ini apa kau akan jujur padaku? Bahkan hampir 4 bulan, itu lama" kata Lan Wangji
"Sabar Wangji, bukankah A-Xian ingin memberi mu kejutan?" tanya Wei Xingchen
"Bahkan orang lain tau. Bagaimana dengan A-Cheng, dia tau kau hamil?"
"Tentu. A-Cheng yang menjaga A-Xian selama di tempat kerja" kata Wen Qing
"Maafkan aku Lan Zhan. Aku murni ingin memberimu kejutan. Jangan marah lagi ya"
"Tapi mulai sekarang jangan ada lagi yang kau sembunyikan" kata Lan Wangji
"Iya sayang"
"Ah, Wangji, persiapkan dirimu. Memasuki trimester kedua, nafsu makan A-Xian mulai membaik, ia mulai mengidam, kau harus menurutinya" kata Wen Qing
"Aku akan menuruti semua yang Wei Ying mau"

Kehamilan Wei Wuxian memasuki usia 30 minggu. Ia dan Lan Wangji mulai mempersiapkan dan membeli banyak barang untuk buah Hatinya yang di perkirakan laki-laki. Tapi semakin besar perut Wei Wuxian, ia semakin enggan untuk keluar rumah. Ia malu, ia laki-laki, namun hamil. Ia tidak ingin di ejek, ia juga tidak ingin, pandangan miring orang-orang terhadapnya membuat sesuatu hal terjadi yang berakibat buruk terhadap janinnya.

"Sayang, belikan ini, ini, juga ini"
"Ayo kita beli bersama"
"Lan Zhan, aku tidak ingin keluar rumah. Beli lah online, atau belilah dengan A-Cheng atau Chen Ge, atau siapapun,, aku tidak ingin keluar" kata Wei Wuxian lalu berusaha bangun, dan berjalan. Matanya melihat keluar kamar.
"Aku mengerti Wei Ying" kata
Wei Wuxian membelai perutnya yang sudah membuncit "Sayang, Lan Zhan. Jika kau di suruh memilih antara alu dan anak ini pilihlah anak ini" tiba-tiba Wei Wuxian berkata seperti itu di pagi itu
"Wei Ying. Apa yang kau bicarakan? Aku akan selalu memilihmu. Selalu kau" kata Lan Wangji
"Lan Zhan, aku terkahir kedokter saat kandunganku 24 minggu. Aku tidak ingin kesana lagi karena melihat pandangan orang lain terhadapku sangat tidak menyenangkan. Mungkin aku terlalu terbawa perasaan. Tapi aku merasa terganggu dengan hal ini" kata Wei Wuxian

Lan Wangji bangkit dari duduknya. Ia berjalan dan menghampiri Wei Wuxian. Ia memeluk Wei Wuxian dari belakang.

"Kau kekasihku. Selamanya tidak terganti. Apapun yang membuatmu tidak nyaman tidak akan ku paksakan. Kau ingin membeli online barang tersebut? Baiklah. Atau ingin aku atau A-Cheng yang membelinya? Baiklah. Asal kau jangan menangis lagi. Kasihanilah kita yang pasti juga merasakan sakit mu" kata Lan Wangji
"Kau benar, dia selalu menendang jika aku sedih atau senang. Tapi aku dapat merasakan jika aku sedih tendangannya selalu pelan, namun jika aku bahagia, seakan dia main bola didalam perutku"

Lan Wangji membalikkan tubuh Wei Wuxian. Ia membuka seluruh pakaian Wei Wuxian. Terlihat tubuh Wei Wuxian yang membuatnya tergoda. Ia menunduk, ia mencium perut buncit Wei Wuxian.

"Anak papa. Kau dengar?"
"Dia menendangku dengan keras Lan Zhan. Kau lihat?" tanya Wei Wuxian yang memperlihatkan perutnya yang bergelombang karena tendangan dari janinya
"Anakku. Kau suka suara papa? Segeralah keluar sayang, papa ingin menggendongmu" kata Lan Wangji lalu mencium perut Wei Wuxian yang perlahan naik dan mencium bibir Wei Wuxian.
"Lan Zhan... Sudah lama kau tidak menyetubuhiku" kata Wei Wuxian
"Tapi apakah tidak apa dengan janinmu?"
"Dia kuat dan sangat sehat Lan Zhan. Lan Zhan mampirlah lagi kedalam lubangku. Lubangku merindukanmu" kata Wei Wuxian yang ternyata secara tidak sadar sudah memainkan adiknya sendiri.

Wei Ying, izinkan aku menikahimuWhere stories live. Discover now